Hari-hari pertama setelah kepergian Kaniya dari perusahaan Daniel, semua berjalan seperti biasanya. Barons secara teratur melaporkan tiap pergerakan Kaniya pada Daniel seperti biasa, sesuai dengan permintaan pria itu. Seperti sebelumnya, Daniel tidak bisa memalingkan pandangan mata dari tiap pergerakan Kaniya hanya untuk memastikan bahwa gadis itu berada dalam jalur penderitaan yang telah diciptakan oleh Daniel pribadi.
Begitu juga dengan hari setelah Kaniya pergi meninggalkan perusahaannya. Daniel selalu memastikan bahwa gadis itu tidak bisa mendapatkan pekerjaan di luar sana dan berakhir membuatnya menderita. Daniel ingin menunjukkan pada gadis itu bahwa tidak ada tempat yang akan mau menerimanya selain perusahaan Daniel, sehingga Kaniya akan tidak memiliki pilihan lain selain datang memohon padanya untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.
Dengan begitu, Daniel akan bisa menjaga Kaniya tetap dalam perusahaannya agar dirinya dapat memonitoring tiap pergerakan Kaniya lebih dekat. Daniel sudah memperkirakan semua itu dan meyakinkan diri bahwa Kaniya tidak akan lama lagi akan datang dan memohon kepadanya.
Kenyataannya, sampai beberapa hari terlewati dari batas yang telah diperkirakannya, gadis itu tidak kunjung datang untuk memohon kepadanya. Justru Daniel melihat bagaimana bahagianya Kaniya ketika datang ke taman bermain untuk bersenang-senang dengan adik lelakinya. Melihat senyum lebar di wajah gadis itu seketika membuat Daniel merasa tidak terima.
“Dia bernama Kalio, satu-satunya adik Kaniya yang kini berada di tahun terakhir sekolahnya. Kalio adalah anak yang pintar, dan beberapa hari terakhir dia membantu ekonomi keluarga mereka dengan menjadi seorang tutor,” lapor Barons suatu hari ketika Daniel menyuruhnya untuk mencari tahu mengenai detail pergerakan Kaniya.
Sebelumnya Daniel telah merasa heran ketika menyadari bahwa Kaniya terlihat lebih santai dari biasanya, sementara gadis itu sendiri masih belum menemukan satu pekerjaan pun di luar sana. Mengetahui kebiasaan Kaniya yang sebelumnya selalu tanpa henti menyerah mencari pekerjaan ke sana dan kemari untuk bertahan hidup, Daniel seketika merasa heran ketika melihat Kaniya justru datang ke taman bermain untuk bersenang-senang dengan adiknya, seolah gadis itu telah mendapatkan apa yang dia inginkan.
“Hah? Jadi dia merasa bisa bernapas lega karena adiknya saat ini mau mengganti posisinya sebagai tulang punggung keluarga?! Dasar wanita tidak tahu diri! Bagaimana bisa dia menyuruh anak yang masih bersekolah untuk bekerja menjadi tulang punggung keluarga seperti itu?” ucap Daniel dengan senyum sarkas.
Pada dasarnya Daniel merasa kesal sendiri melihat Kaniya memiliki tempat untuk bersandar dan menghancurkan rencana yang telah disusunnya selama ini. Jika Kalio tetap membantu Kaniya seperti ini, Daniel pikir Kaniya akan bisa hidup dengan tenang, dan pria itu tidak suka melihat hal tersebut. Kaniya harus hidup menderita di bawah tangannya. Karena itu, Daniel akhirnya mengutus beberapa preman untuk memberikan pelajaran pada Kalio, demi menekan Kaniya.
Pria itu sengaja menyuruh beberapa preman untuk melakukan pekerjaan tersebut untuk membuatnya terlihat lebih alami, dibanding dengan mengutus para pria berjas hitam yang berpenampilan seperti bodyguard untuk menyerang Kalio, agar Kalio tidak memiliki kesempatan untuk membantu ekonomi keluarga mereka. Daniel ingin gadis itu kembali menjalani hari-harinya yang sibuk dengan lamaran pekerjaan di luar sana.
Namun ternyata kejadian yang diharapkannya berakhir melewati batas. Daniel tidak tahu bagaimana para preman itu berakhir membuat Kalio masuk ke dalam situasi kritis seperti saat ini. Pria itu sangat terkejut ketika Kaniya akhirnya memilih untuk benar-benar menjual diri pada tempat seperti ini karena Daniel tahu bahwa gadis dengan harga diri tinggi seperti Kaniya tidak akan pernah mau menjual diri demi memenuhi kebetuhannya, setidaknya itu yang ada dalam pikiran Daniel.
Namun situasi telah berbeda. Kaniya melakukan semua itu demi menyelamatkan Kalio, dan hal itu menunjukkan betapa berartinya Kalio bagi Kaniya. Daniel tidak pernah berpikir Kaniya akan mampu melakukan hal sampai sejauh itu demi menyelematkan adik lelakinya. Pada akhirnya Daniel tanpa sadar datang dan berakhir membeli Kaniya.
Jangan bertanya bagaimana hal itu bisa terjadi, karena Daniel sendiri juga cukup terkejut dengan apa yang tengah dilakukannya ini. Seharusnya Daniel biarkan saja Kaniya menjual diri pada p****************g di luar sana. Bukankah gadis itu memang selalu menjadi gadis rendah di mata Daniel? Kenapa dirinya justru datang untuk membelinya sendiri? Daniel merasa frustasi dengan tindakan spontannya itu.
Merasa perlu mendinginkan kepala, Daniel memilih untuk mengguyur kepala dan tiap inci tubuhnya dengan air dingin untuk membuatnya kembali berpikir jernih. Namun ketika dirinya akhirnya melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan penyegarannya, pria itu langsung membeku di tempat dengan kehadiran Kaniya dalam kamar itu.
Dia gadis yang cantik. Kini menjadi lebih anggun dan terlihat dewasa dengan polesan make up di wajahnya. Namun di mata Daniel, gadis itu justru terlihat murah dengan pakaian kurang bahan yang dikenakannya hingga menunjukkan hampir sebagian besar kulit cantiknya.
Lebih membuatnya merasa jijik lagi ketika Daniel menyadari bahwa semua penampilan seksi itu, Kaniya tujukan untuk menggoda p****************g yang mau membeli tubuhnya. Memikirkan hal itu seketika membuat darah Daniel mendidih dengan cepat. Daniel merasa marah tanpa sebab dan membuat Kaniya sakit hati hingga begitu dalam.
Daniel tidak pernah menyangka bahwa pertemuannya malam ini akan berakhir dengan dirinya benar-benar merenggut keperawanan Kaniya begitu saja. Kenyataannya, Daniel hanya berniat untuk merendahkan dan mempermalukan Kaniya saja, akan tetapi hal tanpa disangka berakhir menjadi seperti ini. Daniel tidak bisa mundur lagi ketika dirinya bisa merasakan denyut kuat dalam dinding rahim Kaniya pada batang kokohnya yang masih menancap dengan sempurna di sana.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Kaniya telah berhasil membuatnya menggila. Pria itu ingin melanjutkan apa yang telah gadis tersebut mulai saat ini, dan memuaskan diri dalam salah satu kenikmatan duniawi. Sebagai bukti, kini bahkan Daniel sudah meletakkan kedua tangannya dengan nyaman di belakang punggung mulus Kaniya dan secara perlahan mengusap halus nan seduktif pada tempat itu. Daniel sudah tidak bisa menahan diri lagi. Dirinya membutuhkan Kaniya saat ini juga. Dan gadis itu masih memeluk lehernya dengan erat, tidak menyadari pikiran liar dalam kepala Daniel sudah memenuhi pria itu.
Namun tidak. Ego besar yang dimiliki Daniel tidak mengijinkan pria itu untuk jatuh dengan mudah pada pesona Kaniya seperti dirinya di masa lalu. Daniel tidak akan memberikan gadis itu kemudahan dalam mendapatkan keinginannya. Karena itu, Daniel harus menahan dirinya lebih jauh untuk membuat gadis itu memohon lebih jauh kepadanya.
“Kau pikir semua akan menjadi mudah jika kau melakukan hal ini padaku?” tanya Daniel dengan jemari tangannya yang masih mengusap punggung mulus Kaniya dengan halus. Selain dirinya menikmati kelembutan kulit halus tersebut, Daniel juga melakukan hal itu untuk membuat Kaniya merasa lebih tenang setelah mendapatkan rasa sakit pada penyatuan mereka.