Merasa bersalah

1055 Kata
Deri duduk di ruang rias sambil menatap dirinya di cermin, pandanganya kosong memikirkan nasib Cahaya yang kini sedang berada di kantor polisi. Saking pikirannya hanya fokus pada sang kekasih, ia sampai tidak menghiraukan para kru maupun tim make up yang sedang berbincang-bincang di ruang ganti. "Aku dengar korban yang mengalami kecelakaan tadi parah banget lo.Kok bisa ya seorang wanita muda nyetir kaya orang kesetanan mana di turunan tajam lagi.Bukankah itu juga membahayakan dirinya?" ucap salah tim make up yang saat ini tengah merias dirinya. "Jangan tertipu sama penampilan wanita, kebanyakan dari mereka jago- jago kaya Rosi Moto Gp loh."Balas yang lain. "Ya tapi gak di tempat kaya gini juga kali, kalau mau kebut-kebutan ya di sirkuit lah bukan di jalan raya."Balas kru lainnya. Deri hanya bisa mendengarkan saja apa yang sedang mereka bicarakan, dalam hati dirinya benar-benar merutuki semua yang sudah terjadi hari ini. 'Cahaya kamu bodoh.'Ucapnya dalam hati. Tak terasa air matanya berjatuhan memikirkan nasib sang kekasih yang saat ini sedang di intrograsi polisi, sedangkan dirinya kini malah ada di lokasi syuting untuk melanjutkan pekerjaanya. "Yok, pemain utama pria segera siap-siap!"Panggil salah satu crew dari balik pintu. Deri yang sedang melamun, tak bergerak sama sekali, padahal panggilan itu di tujukan padanya, Ia sampai harus di sadarkan oleh tim make up. "Mas Deri, udah giliran kamu untuk take adegan."Kata Winda, asisten makeup. Deri langsung tersadar saat Winda menggoyang-goyangkan tubuhnya. "Iya Win ada apa?" Tanya Deri, pria yang berpenampilan seperti wanita itu hanya menghela napasnya. "Lagi mikirin apa sih Mas Deri.Itu loh kamu di panggil sutradara, udah waktunya giliran.Jangan-jangan lagi mikirin pacar ya?' goda Winda lagi. Deri memakskan senyumnya, yang sama sekali tidak ia inginkan. "Mba Winda bisa saja, aku belum punya pacar mba,masih ingin meniti karir."Jawab Deri. Winda hanya bisa menyatukan alisnya. "Masa sih? kirain udah punya pacar, terus yang tadi pagi nyamperin kamu kesini siapa Mas?' Deri seketika pucat pasi mendegar pertanyaan Winda, dirinya tidak menduga jika wanita jadi-jadian itu melihat dirinya dengan Cahaya. "Oh itu adik saya, ya adik."Balas Deri dengan wajah yang sedikit gugup.Demi menghindari pertanyaan lain, akhirnya ia langsung meninggalkan ruang rias tersebut menuju lokasi dimana para pemain dan Crew film sedang berkumpul. Di dalam adegan yang diambil oleh sutradara Deri di pasangkan dengan artis papan atas Alviana, tentu ia sangat senang, selain ia banyak melakukan adegan bersama artis itu, Deri rupanya juga sangat mengagumi Alviana sebagai artis yang sangat berbakat. Adegan demi adegan berhasil ia perankan dengan baik, bahkan terkesan sangat alami, hingga membuat sutradara dan para crew lain merasa puas dengan akting Deri yang mengejar-ngejar pemeran utama wanita yang dilakoni oleh Alviana. "Cut! "Untuk hari ini selesai ya.besok jangan lupa tepat waktu di lokasi." Teriak sang sutradara. Baik Deri maupun crew langsung menarik napas lega mendengar kegiatan syuting untuk hari ini telah berakhir.Dengan begitu ia bisa menemui Cahaya di kantor polisi untuk melihat keadaan wanita itu. "Tunggu."Teriak Alviana. Deri yang hendak pergi langsung berhenti dan menoleh pada gasi itu. "iya ada yang bisa saya bantu?" tanya Deri sedikit gugup, maklum dirinya berhadapan dengan artis papan atas. "Kamu pendatang baru ya? aku senang melihat bakatmu hari ini."Kata Alviana. "Terima kasih,saya lebih kagum pada mba Alvi." "Panggil Via saja, itu nama panggilanku sehari-hari.Lagipula usia kita pasti hanya beda beberapa tahun saja kan?" ucap wanita itu. "Usia saya lebih muda tiga tahun dari anda."Balas Deri lagi dengan senyumnya. "Sepertinya kamu begitu mengenalku." Deri kembali terkekeh,"Siapa yang tidak mengenal artis cantik Alviana yang begitu banyak di idolakan oleh masyarakat luas karena bakat dan kecantikanya, termasuk saya. Karena saya mengidolakan anda." Alviana tertawa, meskipun baru sekarang mereka berbincang-bincang tapi pria yang jadi lawan mainya itu sungguh membuatnya nyaman dengan semua pujianya. "Aku rasa selama syuting bersama kamu akan mengasikan.Terima kasih untuk penghiburanmu Deri.Dan aku senang bisa terlibat proyek ini bersamamu." ucap Alviana sebelum akhirnya ia meninggalkan tempat itu. Tapi secepat kilat Deri memegangi lengan Alviana, membuat wanita itu sangat terkejut dengan keberanian pria itu. "Dari wajahmu, aku melihat banyak kesediahan dan luka yang kamu simpan.Selama ada aku disini, aku janji akan berusaha memberi penghiburan padamu."Ucap Deri sambil menatap kearah wanita itu. Alviana sedikit tercengang, tapi ia langsung menghempaskan tangan Deri darinya. "Kamu terlalu percaya diri, aku tarik kembali kata-kataku tentang rasa nyamanku bekerja sama denganmu, aku harap setelah ini kita tidak usah lagi bertemu." Deri tersadar dan akhirnya hanya bisa mengucapkan, "Maaf." Setelah itu ia melihat Alviana yang semakin lama semakin jauh dan kemudian benar-benar menghilang. *** Cahaya di tuntun oleh petugas polisi wanita ke sebuah ruangan, disana rupanya telah menunggu seorang laki-laki yang memakai hodie hitam dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya.Wanita itu membeku di tempat setelah melihat pria yang saat ini tengah mengjenguknya. "Waktumu hanya sepuluh menit Cahaya.'ucap petugas wanita tersebut. "Baiklah." Kemudian petugas itu meninggalakan Cahaya hanya berdua di ruangan tertutup itu, setelah petuga benar-benar pergi pria tersebut langsung membuka masker dan hodienya. "Sayang.." Deri langsung memeluk tubuh Cahaya dengan erat, menumpahkan rasa rindu dan bersalahnya karena membiarkan wanita itu menanggung sendiri beban nya. "Deri, kenapa kamu datang kesini?" tanya Wanita itu. "Aku gak tenang selama belum ketemu kamu,Cahaya.Bagaimana keadaan kamu sekarang, hem?" Tanya balik Deri.Sambil menangkup kedua pipi wanita itu, ia terus mengecupi pipi,kening dan bibir Cahaya. "Sudah ku bilang kamu gak usah datang kesini, kalau ada yang lihat kamu bagaimana? Ingat kamu sedang meniti karir jadi aktor, jangan sampai kamu terkena scandal gara-gara ada di kantor polisi."Ucap Cahaya dengan khawatir. "Aku gak peduli,Yaya. Aku hanya mau lihat kamu bebas dan kita kembali bersama.Aku gak peduli lagi dengan karirku."Balas Deri tetap bersikeras. Namun Cahaya menggeleng, "Gak Der. Jadi aktor adalah impian kamu dan keluarga.Aku gak bisa menghancurkanya begitu saja. Aku mohon kamu cepat pergi ya.Jangan khawatir tentang aku.Ada pengacara yang akan bantu aku kok."Balas Cahaya berusaha menenangkan pria itu. Deri hanya mengerutkan dahi. "Pengacara? kok pake Pengacara juga sayang, bukankah ini hanya tabrakan biasa?" tanya Deri seikit heran. Cahaya akhirnya terdiam, ia baru sadar jika dirinya sudah keceplosan bicara.Mungkin sampai saat ini Deri tidak tahu jika korban yang bertabrakan dengannya dinyatakan meninggal. "Itu karena..."Balas Cahaya dengan gugup. ''Ada apa?" tanya Deri lagi. "Aku dinyatakan bersalah oleh polisi, karena mengendarai motor gak pake sim.Iya itu."Balas Cahaya lagi. Deri hanya diam saja, masih mencoba mencerna tiap kata-kata yang di ucapkan kekasihnya itu. Di balik dinding, tampak seseorang yang tengah menempelkan telinganya pada daun pintu, mencoba mendengarkan napi yang sedang berbicara entah dengan siapa, kemudian ia melaporkan setiap kejadian itu pada sang atasan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN