Tak ada sebuah hubungan yang langsung jadi pada awalnya. Semua akan berjalan secara bertahap dan perlahan. Sama halnya dengan Jake dan Sandra. Keduanya menjalin hubungan pertemanan dulu sebelum naik ke tingkat yang lebih tinggi dari itu.
Mulanya, Jake hanya merasa itu sebagai bentuk penghargaan kepada Sandra yang memiliki perasaan kepadanya. Akan tetapi, setelah saling mengirim pesan selama beberapa hari, Jake merasa Sandra tak sedang bercanda, gadis itu benar-benar tulus menyukainya.
Jake tak habis pikir pada awalnya. Bukankah Sandra adalah gadis berprestasi yang cerdas juga cukup populer karena kecantikan yang dimilikinya? Lalu, mengapa gadis se-sempurna itu malah menyukai Jake yang terbilang—ehem—tak ada sesuatu yang bisa dibanggakan ini?
Yah, apa pun itu, Jake tak bisa menyalahkan Sandra dan perasaannya.
Yang paling salah di sini hanyalah Jake. Dia yang salah karena selalu saja punya pikiran untuk menjadikan Sandra sebagai pelampiasan dari rasa sakit hatinya karena cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Akan tetapi, entah mengapa sejak dirinya sering berbicara dengan Sandra melalui telepon dan kemudian mereka menjadi dekat, tak pernah lagi terlintas di benak Jake sekelebat wajah cantik Sarah yang selalu menghiasi malam sebelum tidurnya? Ini aneh, sebab Sarah adalah pusat dari dunianya dan Sandra hanya gadis yang baru saja masuk ke dalam kehidupannya.
Lalu di balik semua hal itu, ada pula kejadian yang membuat Jake bingung dengan penyebabnya. Ini tentang Melvin yang mendadak jadi orang yang irit bicara. Biasanya anak itu akan mengeluarkan sebaris kalimat jika sedang bersamanya, tetapi setelah hari di mana Jake tidak jadi ke rumahnya untuk bermain game, Melvin mendadak sudah berubah seperti ini.
Jake jadi sangsi sendiri, apakah dia harus membeli konsol game terbaru untuk membujuk Melvin agar sahabatnya itu mau memaafkannya? Ah, tapi uang darimana Jake memberi hadiah seperti itu? Daripada membelikan Melvin sebuah barang yang dengan mudahnya bisa didapatkan olehnya—karena Melvin sangatlah kaya, Jake lebih memilih memakai uangnya untuk membeli kebutuhan makan di rumah kecilnya.
Jake berencana membeli beberapa kotak mi instan atau beberapa buah kotak berisi telur untuk keperluannya memasak. Terkadang Jake kesal sendiri. Mengapa orang Amerika harus sarapan telur setengah matang? Padahal ada makanan bertekstur lunak dan kenyal yang dengan mudahnya bisa mengenyangkan perut. Ah, mendadak Jake jadi lapar ketika memikirkan makanan.
Tringg!
Sebuah pesan masuk dan ternyata itu dari Sarah. Gadis itu memintanya bertemu di jam makan siang. Secara tiba-tiba, setelah membaca pesan itu Jake langsung bereaksi, tubuhnya menggigil dan dirinya teringat lagi dengan Sarah yang telah bersama Melvin.
Apa dia se-syok itu? Tentu saja! Setelah beberapa waktu tak menghubunginya, Sarah kembali ingat dengannya. Seperti senang bersama yang lain, lalu sedih baru pergi kepadanya. Jake sampai sempat beranggapan bahwa gadis itu baru saja ingat jika dia punya sahabat yang biss menjadi tempatnya bercerita seperti Jake.
Jake merasa sedih sendiri. Karena terlalu sibuk dengan hubungan barunya, gadis itu sampai melupakan hubungan mereka yang seharusnya. Memang, sebagai seorang sahabat dia punya batasan yang tak bisa disebrangi begitu saja. Karena dia yakin, Sarah pun tak ingin melibatkannya pada hubungan cintanya dengan Melvin.
Padahal dua orang itu sama-sama merupakan sahabat karib Jake. Entahlah, setidaknya dia akan menemui Sarah dulu sebelum pikirannya semakin menjauh ke arah pembicaraan yang tak terduga.