"Ehmmm...., Ra," panggilnya ditelepon. Tangannya sampai gemetar sementara para stafnya yang kompak menonton, tertawa terbahak-bahak. Menertawakan kegugupannya yang wajar itu. Apalagi bos ganteng mereka ini kan gak piawai dalam mendekati perempuan. "Ya, kenapa?" Tiara malah biasa saja. Kini sedang sibuk mengecek nota-nota di tempat kasir butiknya. Ia tak terlalu memikirkan lelaki ini. Kenapa? Entah lah. "Saya mau tanya soal baju yang saya pesan waktu itu. Bagaimana perkembangannya? Kapan sisa DP-nya bisa saya bayar?" tanyanya lalu dilanjutkan dengan pertanyaan, 'kapan saya berani melamar kamu, Ra?'. "Ooh, Ra belum ngecek lagi," tuturnya kikuk. Jujur saja, ia bingung mau memanggil Akhdan dengan sebutan apa. Dengan gaya bicara lo-gue kemarin, Akhdan terang-terangan menolak dan pengenn