"Ini gila." Seru Aksa sambil menetralkan detak jantungnya yang seolah ingin melompat saja dari tempatnya. Aksa mencoba juga untuk menormalkan nafasnya yang memburu. Kejadian gila yang baru saja ia lakukan benar-benar tak pernah bisa ia percaya. Apalagi kalau bukan melompati jurang curam yang sangat mengerikan. Sedang kakek Dhaka yang tadi mengajaknya melompat malah terlihat netral-netral saja. Tanpa ada hal yang di cemaskan. Aksa kembali meneguk botol minum yang tinggal sedikit. Lalu pandanganya mengudara. Memastikan kalau kakinya masih menginjak permukaan bumi. Katakan saja aksa berlebihan. Namun percayalah, melompati jurang sebesar itu tak akan pernah ia lakukan jika bukan karena kakek Dhaka yang mengajaknya. Dirinya seolah diangkat dengan paksa, kemudian mengudara tanpa memiliki gr