Aksa masih dirundung kebingungan, sebelum Akhirnya ia mendapati sosok laki-laki gagah yang berdiri di ambang pintu kamarnya. Ia terbangun di sebuah tempat asing yang sangat berbeda sekali dari tempat awal ia tertidur. Yang paling membuatnya semakin pusing adalah, bagaimana ia bisa berada di salah satu kamar Istana kerajaan jika semalam ia tidur di kamar yang berada di rumah kakek Monggo. Hanya dalam semalam saja. Sedangkan dulu, ia butuh beberapa hari agar bisa sampai ke tempat sekarang. Antara heran, dan merasa bodoh. Namun setelah tahu siapa yang membawanya ke sini ia semakin terlihat bodoh. "Sepertinya Aku menyesal melepaskan dirimu anak muda." Suara itu begitu terdengar jelas. Nadanya tampak tidak begitu bersahabat. "Pa paduka Raja?" Aksa terbata menyebut kata tersebut. Apalagi