Ketika Bulan hampir saja keluar dari mobil karena cemas kepada Rendy yang tak jua kembali, pintu lain mobil yang ia tumpangi terbuka. Bulan menoleh ke kanan, ke tempat dimana ia yakini Rendy berada. Ia bisa mendengar napas Rendy yang ngos-ngosan dan aroma tubuh lelaki itu yang ia kenali. Sebentar, ia juga mencium bau darah. Darah? Apa Rendy terluka? Bagian mana yang terluka? Kecemasan mulai nampak di wajah Bulan. Tepat ketika tangan Bulan yang mengudara dan sudah berlabuh di tangan Rendy yang memegang tuas mobil, lelaki itu menjerit kecil, kuku tangan Bulan mengenai lukanya. Bulan reflek menarik tangannya, entah kenapa hatinya juga ikut terluka ketika mendengar Rendy meringis mangadu sedikit kesakitan. "Kau kenapa?" tanya Bulan dengan wajah yang nampak cemas dan dahi berkerut. "Jatuh."