Nyatanya wanita itu tidak bisa terlelap dengan baik, dia hanya bisa tidur tiga jam lalu benar-benar terjaga di pukul empat pagi, perutnya terasa lapar, jika dia tidak hamil, mungkin dia harus mengabaikan rasa laparnya, namun kini dia bukan hanya hidup untuk dirinya, namun untuk buah hatinya, dengan hati yang masih begitu berat dan gundah, dia menyeret kakinya menuju ke dapur, sekedar mengecek makanan di dapur yang bisa dibuat sesuatu untuk mengganjal perutnya. Hanya ada sereal dan s**u full cream, juga telur dan mie instan, maka Kasih memilih membuat semuanya. Dia makan sereal selagi menunggu mie instannya matang. Dalam keheningan itu, pikiran dan hatinya masih carut marut, namun Kasih tau, kini tujuan hidupnya telah berubah, bukan lagi ingin menjalin pertemanan dan hubungan baik denga