Hari Sabtu ini James sengaja datang ke Kimby School. James sengaja mengecek lokasi Bella dan dia melihat Bella berada di Kimby School. Dengan percaya diri melangkahkan kakinya ke sekolah Kimby School.
Beruntungnya demam Jolly sudah turun, dan James meminta maid untuk menjaga Jolly sementara dia keluar. James juga sudah meminta maid kalau terjadi apa-apa kepada Jolly utnuk langsung menghubunginya.
Hari sabtu semua siswa Kimby School libur, jadi sekolah nampak sepi. Hanya ada petugas kebersihan yang sedang membersihkan area lingkungan sekolah. Ada yang menyapu halaman luar, memotong rumput, membersihkan lapangan, mengelap jendela. James terus melangkah.
Di koridor terlihat petugas kebersihan sedang mengepel lantai. James pun memilih jalan samping koridor agar tidak menggangu petugas itu mengepel lantai. Saat James masih melangkah ada Mrs Kim berjalan di depannya dari arah yang berlawanan.
“Mr James selamat pagi” sapa Mrs Kim dengan ramah.
“Pagi Mrs Kim” sapa balik James.
“Mau ambil barang-barang Jolly yang tertinggal?” Tanya Mrs Kim.
“Tidak. Saya ingin menemui Ms Bella” jawab James.
“Oh, Ms Bella. Ms Bella sedang ada di perpustakaan. Hari ini jadwal Ms Bella piket untuk menata buku” ucap Mrs Kim.
“Oh begitu. Boleh saya menemuinya” ucap James.
“Tentu saja boleh. Mari saya antar” ucap Mrs Kim.
“Terima kasih” ucap James.
James pun melangkah disamping Mrs Kim menuju perpustakaan Kimby School. Kebetulan sekali perpustakaan itu berada di lantai dua. Karena setiap lift semua fasilitas sekolah dalam tahap pembersihan, lift sedang tidak bisa dipakai. James dan Mrs Kim pun menaiki tangga untuk menuju lantai dua.
“Mr James boleh saya bertanya?” Tanya Mrs Kim sambil mereka melangkah.
“Silahkan” jawab James.
“Selama Jolly bersekolah disini bagaimana menurut Mr James perkembangan Jolly di rumah?” Tanya Mrs Kim.
“Baik” jawab James datar.
“Apa ada saran-saran yang harus kami perbaiki untuk lebih baik lagi?” Tanya Mrs Kim.
James sedikit berpikir.
“Ms Bella sepertinya kurang maksimal dengan tanggung jawabnya” jawab James.
“Oh begitu. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya Mrs James. Nanti saya akan sampaikan kepada Ms Bella” ucap Mrs Kim.
Mrs Kim pun sedikit heran, selama ini Bella adalah guru terbaik dan tidak pernah mendapatkan komplain dari para orang tua murid.
“Kita sudah sampai” ucap Mrs Kim.
Mrs Kim pun mempersilahkan James masuk ke dalam perpustakaan. James pun masuk ke dalam perpustakaan. Di depan ada meja recepsionis untuk penjaga perpustakaan. Meja terbuat kayu jati yang sangat panjang. Lalu disamping dinding saat baru masuk ada loker untuk menyimpan barang-barang pribadi siswa. Karena selama di dalam perpustakaan siswa tidak boleh membawa apa-apa.
Saat melewati loker James pun melihat ruangan perpustakaan yang sangat besar sekali. Di area depan tersusun sofa dan meja berbentuk bulat dengan warna-warna cerah seperti merah, kuning, biru sehingga membuat tampilan perpustakaan itu sangat indah dan menyenangkan. Di atas setiap meja ada tempat pensil yang berisi alat-alat tulis lengkap dan memo kecil disana.
Penja kebersihan juga terlihat sedang mengelap meja dan sofa kulit di perpustakaan. James pun masih melangkah mengikuti Mrs Kim. Setelah melewati area baca sampailah mereka di area pusat perpustakaan yaitu tempat dimana rak-rak buku besar dan panjang bersusun dengan rapi.
James pun melangkah ke lorong antar rak buku yang ada di barisan ketiga. Di ujung sana James melihat seorang wanita sedang berdiri diatas tangga sepertinya dia sedang merapikan buku-buku. James tidak mengenali wanita itu, karena rambutnya di ikat asal, dan dia menggunakan kaus kebesaran juga celana pendek bahan selutut.
“Ms Bella” panggil Mrs Kim.
James pun menoleh ke atas. Ternyata wanita yang sedang merapikan buku-buku itu adalah Bella. Sepertinya Bella sedang menggunakan headset dan tidak mendengar panggilan Mrs Kim. Mrs Kim pun memanggil Bella sekali lagi.
“Ms Bella, Ms Bella” panggil Mrs Kim.
Bella masih tidak menoleh.
“Maaf Mr James, sepertinya Ms Bella sedang mendengarkan musik. Biar saya ke atas” ucap Mrs Kim dengan tidak enak kepada James.
“Tidak apa-apa Ms. Biar saya tunggu disini saja” ucap James.
“Maaf ya Mr James. Kebetulan saya harus pergi jadi tidak bisa menemani anda” ucap Mrs Kim.
“Tidak apa-apa Mrs Kim” ucap James.
Mrs Kim berpamitan kepada James dan sudah menghilang dari perpustakaan. James pun menoleh kembali keatas. Disana Bella masih sibuk meletakkan buku-buku di rak sambil mendengarkan musik. James memilih menunggu sebentar karena James lihat buku yang berada disamping Bella ada tiga lagi. Sepertinya setelah tiga buku itu Bella akan turun.
Ternyata tidak seperti dugaan James. Justru Bella saat ini sedang berjongkok di tangga khusus untuk mengambil atau meletakkan buku di rak yang tinggi atau rak paling atas. Bella terlihat sedang mengeluarkan buku-buku itu. James menarik nafasnya panjang.
James pun memilih menaiki tangga itu. Dan saat tinggi James itu sama dengan Bella, James sengaja berhenti, lalu mendekatkan wajahnya ke samping Bella. Aroma wangi lavender bercampur mawar seketika menyeruak di hidung James saat posisinya sangat dekat dengan Bella.
James pun dengan sengaja melepaskan headset yang yang terpasang ditelinga Bella. Tentu saja Bella yang terkejut headset yang terpasang ditelinganya tiba-tiba terlepas dan Bella pun menoleh ke samping. Seketika wajah Bella pun berhadapan dengan sangat dekat dengan James saat ini.
Bella terlihat mengerjapkan matanya karena saat ini dia tidak menggunakan kacamata yang biasa dia pakai. Saat wajah James mulai terlihat samar di depan wajahnya Bella tambah terkejut dan dia memundurkan tubuhnya, hingga hilang keseimbangan.
Hap
Dengan cepat James menahan tubuh Bella menggunakan tangannya. Satu tangan James perpegangan tangga agar tidak terjatuh dan satu lagi dia menahan tubuh Bella yang hampir terjatuh. Posisi saat itu pun Bella sedang berada di dalam dekapan James.
“Tubuhmu ini sangat berat” ucap James.
Dengan cepat Bella langsung berpegangan tangga lalu membenarkan posisinya.
“Mau apa anda kesini?” Tanya Bella dengan ketus.
“Guru macam apa ini. Ada orang tua siswa bukannya menyapa dengan ramah” ucap James menyindir Bella.
“Okey. Ada perlu apa Papa Jolly datang hari libur ini?” Tanya Bella dengan nada berpura-pura baik.
“Perlu dengan anda” ucap James datar.
“Okey, bisakah Papa James turun. Karena posisi seperti ini sangat tidak baik untuk seorang guru yang sedang berbicara kepada wali muridnya” ucap Bella dengan nada menyindir.
James pun memilih turun dari tangga. Ketika James sudah turun, Bella pun kemudian turun dari tangga itu juga. Bella menepuk-nepuk tangannya agar debu-debu yang menelpel disana hilang.
James pun menatap Bella dari ujung kaki hingga ujung rambut. Satu yang James baru lihat pertama kali dari penampilan Bella saat ini. Satu kata yang tanpa sadar keluar dari mulut James.
“Cantik” batin James.
Padahal saat ini Bella terlihat sangat berantakkan dengan rambut yang terikat tidak rapi juga rambut-rambut nakal yang keluar dari ikatan rambutnya, ditambah kaos besarnya dan celana bahan selutu juga sandal jepit. Entah kenapa menurut James Bella terlihat modis dengan tampilan seperti ini.
“Ada perlu apa? Kalau tidak begitu penting bisakah kita bicara saat saya sudah selesai merapikan buku-buku diperpustakaan ini” Tanya Bella.
“Baiklah saya akan menunggu disini” ucap James.
“Tapi sepertinya akan sangat lama, anda lihat ini masih lorong ketika dan masih ada berpuluh-puluh lorong lagi” ucap Bella dengan sengaja di hiperbola bermaksud agar James pergi.
“Baiklah saya akan membantu merapikan buku-buku disini” ucap James yang menggulung lengan bajunya.
“Okey-oeky baiklah” ucap Bella menyerah.
Bella pun melangkah menuju sofa agar mereka bisa duduk dan berbicara dengan baik. Bella malas jika harus meladeni James terlalu lama jika terus mencari-cari alasan kesibukannya. Bella mempersilahkan James duduk di sofa bewarna merah, lalu dia juga duduk di hadapan James.
“Kemana kacamata anda?” Tanya James.
Bella memutar kedua bola matanya malas. Apa dia datang kesini hanya untuk bertanya kemana kacamatanya saja. Tidak bisakah James langsung to the point terhadap tujuan utamanya kesini.
“Jatuh, patah dan hancur saat sedang membawa tumpukkan buku-buku” jawab Bella.
“Pakai lensa kontak saja agar memudahkan pekerjaan” ucap James.
Bella menarik nafas panjang.
“Ya Tuhan. Apa anda datang kesini hanya untuk mengomentari kacamata saya” ucap Bella yang sudah tidak tahan dengan basa-basi James.
Tetapi menurut James ini bukan basa-basi. James mengatakan langsung apa yang ingin dia katakan. James juga tidak tahu kenapa dia justru mengatakan hal semacam itu.
“Tujuan utama katakan” ucap Bella sudah kembali ketus.
“Menjaga Jolly” ucap James.
Bella memejamkan matanya ini lagi.
Brak
Bella memukul meja lalu berdiri.
“Mr James, saya tekankan sekali lagi. Saya bukanlah day care atau pengasuh anak-anak. Anda seharusnya cari saja pengasuh untuk Jolly. Atau mintalah maid di rumah anda untuk menjaga Jolly. Atau kalau anda masih mencemaskan Jolly, ajaklah Jolly ikut dengan anda” ucap Bella dengan nada tinggi.
“Yang saya inginkan anda bukan maid atau pengasuh lain” ucap James.
“Sangat tidak masuk diakal” ucap Bella mencibir.
“Anda pikir anda siapa? Jangan berbuat sesuka hati anda” ucap Bella dengan kesal.
“Tentu saja saya memberikan apa yang anda butuhkan. Bukankah kita sama-sama saling membutuhkan. Anda membutuhkan uang dan saya membutuhkan jasa anda” ucap James.
Plak
Dengan amat kesal Bella menapar pipi James. Lagi-lagi James sudah keterlaluan. Bella menjadi penasaran bagaimana Jolly bisa tidak mempunyai Ibu, jangan-jangan Ibu Jolly pergi karena tidak tahan dengan sikap suaminya yang sombon dan arogan ini.
“Pintu keluar ada disebelah sana. Anda silahkan keluar karena perpustakaan ini sedang ada pembersihan dari kotoran-kotoran” ucap Bella kesal dan menunjuk pintu perpustakaan.
“Kalau saya tidak mau keluar” ucap James menantang.
“Terserah anda” ucap Bella.
Bella pun langsung meninggalkan James sendirian di sofa. James mengepalkan tangannya, baru kali ini ada wanita yang berani menamparnya. Dengan sengaja James pun mengikuti Bella ke liring rak buku tempat mereka tadi bertemu.