Bab 16

1621 Kata
“Bella, sepertinya aku mempunyai saingan baru” ucap dokter itu dengan pelan. “Periksalah pasienmu dengan benar” ucap Bella ketus sebelum keluar dari ruangan dokter. James mempercepat langkahnya dengan menggendong Jolly. Sementara itu Bella berlari kecil menyusul James. Ting Pintu lift terbuka James pun langsung masuk ke dalam lift. Bella masih berlari kecil dan saat Bella ingin masuk lift pintu lift mulai tertutup. Untung saja dengan cepat James menekan tombol pintu terbuka. “Anda ingin membunub saya” ucap Bella ketus. “Bukannya berterima kasih” ucap James malas. “Berikan resep obatnya, biar saya yang ke apotik” ucap Bella meminta resep obat. “Pulang saja sendiri atau bersama dokter laki-laki itu” ucap James. Bella pun menatap James dengan bingung. Apa maksud dari perkataan James itu. “Saya bisa sendiri. Kalau anda masih ada perlu tidak perlu mengantar saya dan Jolly” ucap James membetulkan kalimatnya. “Yang membuat saya repot itu anda” ucap Bella. Ting Pintu lift terbuka James pun melangkah keluar. James melangkah menuju apotik yang ada di rumah sakit itu. Ternyata di apotik itu sangat ramai. Jolly yang mengetahui ada keramaian langsung saja memeluk James dengan erat. James yang mengetahui Jolly ketakutan akhirnya memilih untuk berbalik dan mengurungkan niatnya ke apotik. “Berikan resepnya” ucap Bella yang masih mengikuti James. James pun tidak memberikan jawaban apa-apa. James memilih untuk terus melangkah keluar dari rumah sakit. “Apa sebenarnya yang ada dalam pikiran anda. Saya benar-benar tidak mengerti” ucap Bella kesal. “Apa yang ada di dalam pikiran saya. Anda tanya apa yang ada dalam pikiran saya. Ini semua salah anda” ucap James menatap Bella tajam. “Apa salah saya?”Tanya Bella tidak terima. “Jolly memaksa saya untuk datang ke sekolah karena dia ingin mendengarkan cerita anda. Coba saja kalau anda tidak memberikan janji seperti itu Jolly saat ini sedang istirahat di dalam kamarnya” jawab James. Bella sangat terkejut mendengar jawaban James yang tidak masuk akal. Bella memegang keningnya padahal dia tidak pusing. Bella tudak tahu James ini pria seperti apa, kenapa pikirannya sangat cetek sekali. Karena pertengkaran kecil mereka di depan pintu lobby rumah sakit, mereka menjadi pusat perhatian para pengunjung rumah sakit. Bella yang merasa tidak suka menjadi pusat perhatian orang banyak pun merasa tidak nyaman. “Ayo pergi” ucap Bella menarik lengan James. James melihat tangan Bella yang sudah berani menyentuhnya dan tanpa sadar James melangkah mengikuti Bella. Kini mereka bertiga sudah berada di dalam mobil. James duduk dibangku pengemudi sedangkan Bella dan Jolly duduk di bangku penumpang belakang. “Di sebelah rumah sakit ada apotik. Obat disana juga lengkap” ucap Bella. James pun mengendarai mobilnya menuju apotik yang Bella beri tahu. Setelah sampai James memarkirkan mobilnya di depan apotik. Bella yang baru saja mau turun ditahan oleh James. “Mana resepnya, biar saya yang tebus” ucap Bella. “Tunggu saja dimobil bersama Jolly. Saya yang akan membelinya” ucap James. James mengambil kacamata hitamnya. Karena masih siang hari diluar sangat panas, sehingga James turun dari mobil dengan memakai kacamata hitamnya. Kadar ketampanan James pun bertambah dua kali lipat dari biasanya. Terbukti para wanita yang melangkah melewatinya menatap James dengan terpesona.Tetap saja James tidak pernah menatap mereka. Selama di Inggris wanita yang dekat dengan James hanya Elma dan baru-baru ini Bella karena itu juga Bella adalah wali kelas Jolly, selain itu Jolly juga sangat nyaman dengan Bella. James melangkah keluar dari apotik ketika sudah mendapatkan semua obat yang ditulislan oleh dokter anak tadi. James pun kembali masuk ke dalam mobil. “Apa Jolly sudah makan?” Tanya Bella ketika James sudah duduk di bangkunya. “Belum” jawab James sambil memakai savety belt-nya. “Bisakah kita beli makanan untuk Jolly. Dia harus meminu. Obatnya” ucap Bella. “Tidak perlu. Ini ada bekal Jolly” ucap James mengambilkan bekal makan siang Jolly yang disiapkan oleh maid dan memberikannya kepada Bella. “Jolly kita makan ya, setelah itu minum obat” ucap Bella. “Iya Ms. Tapi boleh tidak kita makannya di taman, Jolly ingin makan siang di taman seperti Lala” ucap Jolly. “Lala, siapa Lala?” Tanya Bella dengan wajah ingin tahunya dan senyum. “Itu loh Ms. Lala itu gajah berwarna ungu yang Jolly suka tonton di tv” jawab Jolly. “Oh kalau begitu Jolly makan sama Papa ya. Karena Ms akan kembali ke sekolah” ucap Bella. “Yaaa” ucap Jolly dengan nada kecewa. “Saya sudah meminta izin Mrs Kim. Dia mengizinkan anda untuk menemani Jolly makan siang di taman” ucap James sambil mengemudikan mobilnya. “Asyiiiiiikk” ucap Jolly senang. Bella pun memsang wajah senyumnya di depan Jolly. Tetapi ketika dia melirik ke arah James. Bella mencibir dan mengumpat. Pria do depannya ini lagi-lalgi berlaku seenaknya. Mau tidak mau, suka tidak suka Bella harus menemani Jolly makan siang di taman. Dan disinilah mereka bertiga di taman yang tidak jauh dari Apartemen James. Untung saja di taman itu ada tempat duduk yang beratap payung besar. Bella dan Jolly duduk disana. Sedangkan James membeli air mineral untuk Jolly dan Bella. James melangkah menuju Bella dan Jolly. Tiba-tiba langkah James berubah menjadi sangat lambat. Dia melihat sesuatu yang tidak biasanya. Di hadapannya James melihat Jolly sedang tersenyum senang saat Bella menyuapinya makan. Sesekali Bella juga merapikan anak rambut Jolly, lalu mereka berdua saling tersenyum. Hati James pun bergetar, dia tidak pernah melihat Jolly sebahagia ini. Tiba-tiba wajah Bella yang dia lihat di hadapannya ini berubah menjadi wajah istrinya. James pun mengukir senyum saat melihat istrinya kembali menyuapi Jolly bekal makan siangnya. Tanpa James sadari, James sudah mempercepat langkahnya menuju mereka berdua. Saat sudah di dekat istri dan anaknya James langsung saja ingin memeluk istrinya, kemudian kesadarannya pun datang saat Jolly memanggilnya. “Papa” ucap Jolly yang meminta minumnya. James pun sadar. Dia langsung saja memundurkan langkahnya karena kini dia sudah berada dibelakang Bella. James pun membukakan botol air minum lalu memberikannya kepada Jolly. James pun duduk di samping Jolly. Agar menghilangkan kecanggungannya James sengaja mengeluarkan ponselnya dan membuka-buka email tanpa dia baca. “Sekarang kita minum obat ya” ucap Bella. “Iya Ms” ucap Jolly menganggukkan kepalanya. James pun melirik lagi ke arah Bella. Kini James melihat Bella sedang memberikan obat yang tadi James tebus kepada Jolly. Jolly juga terlihat sudah tidak lemas dan pucat seperti tadi. “Okey, Jolly sudah minum obat. Sekarang waktunya Jolly istirahat” ucap Bella. “Baik Ms” ucap Jolly menganggukkan kepalanya. James pun kembali menggendong Jolly. Dan mereka kembali melangkah menuju mobil. Baru saja James leluar dari taman Jolly sudah tertidur pulas. Sepanjang perjalanan menuju apartemen, James pun terbesit dipikirannya untuk meminta Bella menemani Jolly. Setelah James menimbang masak-masak sepertinya dengan bersama Bella Jolly akan aman. Untuk kedua kalinya Bella datang ke apartemen James. Pertama mengantarkan tas Jolly yang tertinggal, yang kedua hari ini. Mengantarkan Jolly yang tertidur. James membaringkan Jolly di ranjangnya. Bella meletakkan obat Jolly di nakas. Setelah memastikan Jolly pulas James dan Bella pun berbalik dan melangkah keluar. “Okey, Mr James tugas saya sudah selesai. Saya pamit. Semoga Jolly lekas sembuh” ucap Bella berpamitan kepada James. “Bella tunggu” ucap James. “Ada apa lagi?” Tanya Bella. “Bisakah anda menjaga Jolly untuk beberapa hari ini” ini bukanlah pertanyaan tetapi permintaan James kepada Bella. Bella pun tertawa mendengar permintaan James itu. “Jolly mempunyai orang tua bukan. Kenapa harus saya yang menjaganya” ucap Bella. “Ya. Anda guru Jolly. Jadi anda juga bertanggung jawab kepada Jolly” ucap James mencari alasan agar Bella mau menjaga Jolly. Bella kembali tersenyum sinis dan menggelenggkan kepalanya. Sampai saat ini pun Bella juga tidak mengerti jalan pikiran pria dihadapannya ini. “Ya, saya memang wali kelas Jolly dan saya akan menjaga Jolly. Tetapi kewajiban saya itu hanya selama Jolly di sekolah dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang. Setelah Jolly tidak disekolah itu bukanlah tanggung jawab saya” ucap Bella. “Okey. Begini bagaimana kalau saya membayar anda untuk beberapa hari” ucap James. Bella menatap James dengan tidak suka. Tanpa berkata Bella pun melangkah pergi meninggalkan James. “Bella, Bella tunggu” panggil James. Bella pun sengaja mempercepat langkahnya. James mengejarnya lalu menahan tangan Bella. “Bella saya belum selesai bicara” ucap James. “Mr James anda memang mempunyai uang. Kenapa anda tidak membayar saja pengasuh untuk Jolly” ucap Bella dengan ketus. “Kalau semuda itu saya tidak akan meminta anda untuk menjaga Jolly. Anda tahu bagaimana Jolly” ucap James. Bella menarik nafasnya panjang. “Bella, tolong bisakah anda menjada Jolly beberapa hari ini” pinta James lagi. “Tidak” jawab Bella. “Kenapa tidak bisa? Saya akan memberikan bayaran sesuai yang anda pinta” ucap James. “Anda keterlaluan Mr James. Ingat tidak semua yang anda inginkan bisa dibalo dengan uang. Dan satu lagi yang anda harus ingat. Saya adalah guru Jolly bukan pengasuh Jolly” ucap Bella dengan nada dingin. Setelah itu Bella pun berbalik dan melanjutkan langkahnya. Bella marah sekali dengan James. Rasa tidak suka Bella terhadap James pun bertambah hingga mencapai level 100 %. James pun hanya terdiam dan menatap punggung Bella yang sudah menjauh. James memang tidaklah selalu berpikir dengan perasaannya, James selalu berpikir menggunakan logika. Jadi jelas saja semua yang dia ucapkan kepada Bella sudah sesuai dengan logikanya. James meminta tolong kepada Bella, lalu dia akan membayar jasa Bella dengan uang. Menurut James apa yang salah disana. Bukankah itu sudah adil. Lagi pula selama ini Bella bekerja sebagai guru bukankah untuk mendapatkan uang juga. Seharusnya dia mau menerima tawaran James. James bia membayar gaji 1 bulannya di Kimby School hanya untuk menjaga Jolly beberapa hari saja. Tetapi kenapa Bella tidak mau. “Dasar wanita bodoh, kuno” umpat James.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN