Bab 4

1665 Kata
James pun sengaja tidak menjawab, tetapi dia masih berada di balik tirai untuk memastikan Elma pergi. Tok Tok “James, aku hitung sampai tiga kalau kamu tidak membiarkan aku masuk, aku akan melompat dan kamu yang akan menjadi tersangka utamanya karena aku  melompat dari balkon apartemenmu” teriak Elma lagi. James masih diam dan tidak keluar sama sekali. James mau tahu senekat apa wanita yang ada di balkon apartemennya ini. James mengira pasti dia hanya menggretak saja. Tetapi James akui wanita ini memang pantang menyerah. 1 2 3 “Aku lompat James” ucap Elma. James menggelengkan kepalanya, dasar wanita bodoh kalau memang berniat mau lompat ya lompat saja. Tetapi James tahu pasti dia tidak akan berani lompat. James pun mengintip dari balik tirainya. James terkejut ketika tidak ada suara lagi dari Elma dan wanita itu pun juga sudah menghilang dari balkonnya. James segera membuka tirainya, benar sekali Elma sudah tidak ada disana. James pun dengan cepat membuka jendelanya dan keluar lewat jendela. James pun melangkah ke balkon dan melihat ke bawah. “Hai James, mengkhawatirkan aku ya” ucap Elma yang sedang bergelantungan dengan memegang ujung besi pagar balkon Jamesn. “Dasar wanita gila” ucap James menggelengkan kepalanya. “Tolong bantu aku” teriak Elma. “Lompat saja” ucap James lalu berbalik. “Baiklah” ucap Elma. “Aaaaa” teriak Elma saat dia melepaskan pegangan tangannya. Hap Dengan cepat James menarik tangan Elma. Untung saja James bergerak cepat kalau tidak Elma sudah nekat akan melompat ke bawah. James benar-benar tidak habis pikir apa yang ada dipikiran Elma sampai dia sangat nekat seperti ini. James pun membantu Elma naik ke balkonnya. “Terima kasih James. Kalau kamu tidak menangkapku pasti saat ini aku sudah mendarat di trampoline sana” ucap Elma. James mencerna ucapan Elma lalu dia menoleh ke bawah. Benar sekali disana sudah disiapkan trampoline besar. Pantas saja wanita ini nekat melompat. Dari bawah pun seorang pria melambaikan tangannya. Drrrt Drrrt Ponsel James bergetar, James mengambil ponsel dari dalam sakunya. Ternyata itu adalah David. Ya, pria dibawah yang melambaikan tangan padanya adalah David. “Hallo” ucap James. “Hai James apa kabar?” Sapa David. “Sudah cukup dan berhentilah. Bawa wanita gila ini pergi dari apartemenku” ucap James. “Ups. Tenanglah James. Elma adalah wanita yang baik. Apa kamu tega kepadanya. Elma sudah berusaha keras dan pantang menyerah” ucap David. James pun melirik Elma. Elma pun tersenyum kepadanya. “James, tolong berikan Elma satu kesempatan untuk dia mendekati putri kecilmu. Seminggu ini Elma sudah mencari tahu informasi tentang Jolly. Elma rela pergi ke sekolah Jolly di Amerika hanya untuk mencari semua informasi tentang putri mu itu. Jadi tolong jangan sia-siakan usahanya” ucap David lagi. “Aku tidak memintanya” ucap James acuh. “James ayolah, aku sudah meminta kepada FBI bahwa kasus pembunuhan ini akan ditangani olehmu dan Elma” ucap David lagi memohon. “Apa aku harus berpatner dengan wanita gila ini” ucap James tidak percaya. “James, kamu belum mengenal Elma. Disalah satu agen FBI terbaik. Jangan pernah meremehkannya” ucap David lagi. James pun kembali melirik Elma, lagi dan lagi Elma tersenyum kepadanya. “James, bagaimana boleh memberikan Elma satu kesempatan ini. Aku janji kalau Elma tidak berhasil, kau boleh membatalkan kerja sama kita” ucap David. James pun sedikit berpikir. Sebenarnya pekerjaan ini memang sangat menantang baginya. Tetapi saat dia mengingat seberapa nekatnya Elma dan James membayangkan harus berpatner dengan wanita gila ini. James menggelengkan kepalanya, seharusnya tanpa Elma dia bisa menyelidikinya sendiri. James sepertinya kali ini harus berusaha menahan emosinya. Mungkin ada baiknya dia menyetujui kesepakatan dengan David. Setidaknya dia bisa tahu seberapa besar kemampuan Elma dan usahanya untuk menghadapi anaknya Jolly. “Baiklah. Aku pegang ucapanmu” ucap James. “Terima kasih James” ucap David senang. James pun mematikan sambungan ponselnya. Lalu dia melangkah masuk ke dalam apartemnnya dan mengajak Elma si wanita gila itu. “Kesempatanmu hanya sekali. Kalau Jolly histeris akan ku potong kukumu” ucap James asal. “Siap Pak Detektif” ucap Elma dengan tangan memberi hormat. Elma pun tersenyum lalu dia melihat ke bawah dan mengacungkan jempolnya ke arah David. Sebelum masuk Elma mengambil paper bag yang dia taruh di belakang jendela apartemen James. James melangkah dengan Elma di belakangnya. Mereka menuju ruang makan. Disana Jolly terlihat baru saja menghabiskan serealnya. Maid pun merapikan mangkuk dan gelas Jolly. Melihat Elma, Jolly kembali ingin histeris. Lalu Elma dengan cepat duduk di samping Jolly dan mengeluarkan hadiah dari dalam paper bag yang sudah dia persiapkan sebelumnya. “Hai Jolly” ucap Elma dengan riang. Jolly terlihat memundurkan tubuhnya karena ketakutan. James yang sudah bersiap untuk melangkah menghampiri Jolly langsung ditahan oleh Elma. “James tolong tinggalkan aku dengan Jolly. Kalau kamu masih di dekatnya usahaku akan sia-sia” ucap Elma pelan. James kali ini menuruti perintah Elma. James juga mau tahu apa putrinya bisa menerima kehadiran Elma atau tidak. “Sayang ini ada tante Elma. Kamu berkenalan dengannya. Papa ada pekerjaan. Baik-baik ya” ucap James. “I ya Pa” ucap Jolly dengan bergetar. James tahu pasti saat ini Jolly sedang ketakutan. James pun mengecup kening Jolly. Cup “Papa menyayangimu sayang” ucap James sebelum meninggalkan Jolly dengan Elma. Setelah James pergi, James sengaja mengintip dari dapur apa yang Elma akan lakukan kepada putrinya. Sejujurnya James masih tidak percaya juga dengan kehadiran orang asing. James melihat Elma membuka sebuah kota berbentuk love. Elma tersenyum dan memberika kotak love yang berisi pancake apel kepada Jolly. “Untuk anak yang manis harus mendapatkan hadiah yang manis juga” ucap Elma kepada Jolly. Tangan Jolly masih bergetar. Tetapi aroma pancake apel begitu menusuk hidung Jolly. Mata Jolly pun penasaran lalu menatap ke arah kotak yang diberikan oleh Elma. Jolly terlihat seperti menelan air liurnya. Bagaimana Jolly tidak tertarik, Elma memberikan pance apel berbentuk hati dengan taburan coklat berbentuk apel diatasnya. Lalu di atasnya ada tulisan salam kenal Jolly manis. Dan yang paling penting pancake ini Elma beli dari toko kue yang paling terkenal enak. “Jolly tidak ingin mencoba pancake apel yang paling lezat di Inggris. Boleh aku kasih tahu sebuah rahasia” ucap Elma dengan memelankan suaranya. Jolly terlihat memandang Elma dan sepertinya Jolly mulai tergiur dengan pancake itu. Jolly pun mulai menganggukkan kepalanya. “Gadis pintar. Rahasianya adalah saat aku membeli pancake ini aku bertemu dengan Pak beruang. Lalu dia menanyakan untuk siapakah pancake ini. Lalu aku menjawab pancake ini untuk gadis cantik yang sangat special. Lalu kamu tahu apa yang Pak beruang itu lakukan” ucap Elma. Jolly pun terlihat antusias mendengarkan cerita Elma dan menggelengkan kepalanya. “Dia memberikan boneka beruang ini. Pak beruang itu mengatakan ‘tolong titip hadiah dari pak beruang untuk gadis cantik yang special ini’” ucap Elma dengan mengubah suaranya menjadi seperti seorang bapak-bapak. Tanpa sadar Jolly pun tertawa senang. Dan dia lalu mengambil boneka beruang yang diberikan. Elma pun terlihat tersenyum sepertinya Jolly mulai bisa menerimanya. Elma pun kembali menawarkan pancakenya. “Mau mencobanya” ucap Elma mengambil sendok dan menyendok pancake itu. Lagi-lagi Jolly menganggukkan kepalanya. Elma pun menyuapkan pancakenya kepada Jolly. Saat Jolly memakan pancake itu terlihat wajahnya bahagia sekali, tentu saja rasa pancake ini sangat lezat. James sedikit lega melihat Jolly sepertinya sudah menerima kehadiran Elma. Tetapi James masih terus tetap mengawasi Elma dan Jolly untuk saat ini. Jangan sampai Elma melakukan macam-macam kepada putri kecilnya Jolly. Selama sebulan Elma berhasil dekat dengan Jolly dan menjadi teman dekatnya. James pun mulai tenang. Elma pun setiap hari selalu datang ke Apartemen James dan Jolly. Di saat James pergi bertugas, Elma masih menemani Jolly dan mengajaknya bermain hingga benar-benar Jolly merasa nyaman. Elma pun kini tugasnya berganti untuk bermain bersama Jolly. Pagi Elma datang, lalu James pun pergi untuk mulai bekerja. Selama James bekerja Elma yang menemani Jolly seharian. Elma akan pulang jika James sudah kembali. Begitulah mereka selama sebulan. Lama kelamaan James pun juga sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Elma di apartemennya. Seperti hari ini mereka bertiga sedang menikmati sarapan bersama. Nampak seperti keluarga kecil yang bahagia, tetapi sayangnya James masih menganggap Elma sebagai patner kerjanya. “Jolly kapan siap untuk bersekolah?” Tanya Elma setelah mereka selesai menghabiskan makanannya. Jolly menggigit bibir bawahnya. Dia sepertinya masih ragu untuk pergi keluar dari apartemen. James yang melihatnya pun mengusap rambut Jolly. “Kalau kamu tidak mau. Papa akan meminta guru datang ke apartemen saja” ucap James. “James. Kamu tidak boleh terlalu memanjakan Jolly seperti ini. Kalau kamu terus membuat Jolly berada dizona nyaman. Jolly tidak akan bisa bergaul dengan dunia luar” ucap Elma tidak suka dengan James yang selalu menuruti semua kemauan Jolly. “Dia itu anakku. Tentu saja aku akan memanjakannya. Ingat kamu disini hanya menjalani tugasmu” ucap James mengingatkan status Elma. “Iya James aku tahu. Tetapi coba kamu pikirkan kalau kamu terus seperti ini, Jolly juga akan terus seperti ini” ucap Elma. “Itu urusanku bukan urusanmu” ucap James. “Memang James. Tetapi David sudah menugaskanku untuk membantumu menjaga Jolly” ucap Elma tidak mau mengalah. “Papa, tante sudah jangan bertengkar” ucap Jolly yang memperhatikan James dan Elma sedang beradu argument. “Kami tidak bertengkar” ucap James dan Elma bersamaan. “Tetapi wajah kalian berdua sama-sama seperti orang marah” ucap Jolly dengan wajah polosnya. “Aish Jolly. Lihatlah Tante Elma hanya sedang bercanda dengan Papamu ini. Nanti kalau kamu bertemu dengan teman-teman disekolah kamu bisa bercanda dengan teman-teman” ucap Elma. “Dan kamu tidak akan tertular wajah sangar Papamu” bisik Elma kepada Jolly. Jolly terlihat tertawa saat Elma membisikkan ditelinganya, lalu dia melihat James. Tentu saja saat ini tidak ada orang yang berani meledek Papanya. “Kalian membicarakanku” ucap James. “Tidak” ucap Jolly dan Elma bersamaan dengan menggelengkan kepalanya. “Habiskanlah sarapan kalian” ucap James. “Papa berangkat kerja. Kamu baik-baik bersama Tante gila ini. Jangan pernah mengikuti perinthnya kalau menurutmu itu berbahaya” bisik James ditelinga Jolly. “Iya Pa” ucap Jolly menganggukkan kepalanya.    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN