Bab 5

1699 Kata
James sedang mengendarai mobil SUV dijalanan kota Inggris. Pagi ini dia akan ke kantor David untuk meeting berdua dengan David. David ingin memberi tahu semua kasus pembunuhan berdarah dingin itu. Seharusnya James datang berdua dengan Elma, karena Elma masih harus menjaga Jolly. Drrrt Drrrt Drrrt Ponsel James bergetar, James pun ingin mengambil headset bluetoothnya, sayangnya karena tersenggol oleh tangannya headset bluetooth itu  terjatuh ke lantai mobilnya. James melihat lampunya masih hijau dan James masih menginjak gas dengan tangan yang mencoba meraih headset itu. Tangan James meraba-raba, tetapi tangannya tidak juga menemukan headsetnya. Akhirnya James pun melirik sedikit kebawah untuk melihat letak headset itu, seketika terlihat dia langsung mengambilnya dan kembali melihat kedepat. Ciiiiiit James mengerem mendadak karena di depan sana ternyata ada seorang wanita yang sedang menyeberang dengan menggendeng seorang kakek tua. Brak “Crazy” teriak wanita itu dengan mengebrak mobil James. James pun melihat lampu hijau yang ternyata sudah berubah menjadi merah. Padahal James tadi melihat masih hijau, pasti saat dia mencoba meraih headset dan tidak melihat lampu itu sudah berubah, sehingga dia tidak berhenti. “Keluar kau” teriak wanita itu yang tiba-tiba kembali lagi ke mobil James setelah menyebrangkan kakek tua tadi. James pun dengan sengaja tidak keluar dan hanya membuka kaca jendela mobilnya setengah. Dilihatnya seorang wanita dengan kemeja dibalut blazer coklat dan rok coklat dibawah lutut. Lalu rambut diikat dengan sedikit cepol dan berkacamata kotok. Menurut James untuk penampilan wanita-wanita pekerja sungguh wanita yang kini dihadapanya terlihat sangat kuno dan kampungan sekali. Tiiiin Tiiiin Tiiinnn Mobil-mobil dibelakang menakan klakson mereka, karena lampu sudah kembali hijau dan James masih berhenti. James pun tersenyum sinis lalu menutup kembali kaca mobilnya, sehingga wanita kuno tadi terlihat sekali marah. Apalagi saat James sudah menjalankan mobilnya, James melirik dari kaca spionnya wanita kuno itu terlihat menghentak-hentakkan kaki dan tangannya menunjuk-nunjuk ke arah mobil James. James juga melihat mulut wanita itu mengoceh, James yakin pasti wanita itu sedang memarahinya. Drrrt Drrrt Drrrt Ponsel James bergetar lagi, James hampir lupa tadi ponselnya bergetar dan dia mau mengangkatnya. James pun langsung memasang headset bluetoothnya dan menjawab panggilan dari David yang sejak tadi menghubunginya. “James, kenapa kamu tidak mengangkat teleponku sejak tadi?” Tanya David. “Aku sedang mengendarai. Akibat teleponmu itu hampir saja aku menabrak seorang wanita tahun 60-an” jawab James asal. “He he. Seharusnya kamu berhenti dulu James. Menabrak seorang nenek-nenek bisa-bisa kamu kualat James” ucap David sambil tertawa. “Ya, tetapi nenek-nenek ini beda. Dia masih kuat dan gagah, aku saja hampir terkena amukannya tadi” ucap James seketika terkekeh mengingat bagaimana dia berhasil lolos dari wanita kuno itu. “Kalau terkena masalah dengan nenek-nenek aku tidak bisa membantu James. Kamu tahu kenapa, nenek-nenek itu sangat sulit dimengerti. Bila minta a lalu kita berikan a, tiba-tiba bisa langsung berubah meminta b” ucap David lagi dengan terkekeh. “Ya sudah. Sebentar lagi aku sampai dikantormu. Tutuplah teleponmu” ucap James. “Tunggu James, aku menghubungimu bukan masalah rapat kita pagi ini” ucap David. “Lalu apa?” Tanya James. “Datanglah ke jalan Moon no 5. Disana terjadi telah terjadi pembunuhan. Aku sudah mengirim anak buahku untuk menanganinya. Tolong bantu aku menyelidikinya” ucap David. “Baiklah David aku akan segera kesana” ucap James. “Good luck James. Aku percaya kepadamu. Thanks” ucap David. “Tenang saja David. Itu sudah tugasku” jawab James. James pun memutar balik mobilnya menuju alamat yang diberikan oleh David. Ya sebulan ini di dan David sudah sedikit lebih dekat karena sering bertemu untuk membicarakan pekerjaan mereka. James memanglah bukan seseorang yang mudah dekat dengan orang lain. Mungkin kalau orang yang melihat James jarang tersenyum dan jarang berbicara akan malas dekat dengannya. Tetapi kalau sudah mengenalnya James adalah pria yang asyik dan menyenangkan. James juga termasuk pria yang setia. Terbukti dia sangat setia dengan mendiang istrinya yang sudah tiada. James tidak pernah ada niat menggantikan istrinya dengan wanita lain. James menutup pintu hatinya untuk wanita lain. James sudah sampai di alamat yang diberikan oleh David. James memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, lalu dia turun dari mobilnya. James pun melangkah dan melewati police line. Disana sudah banyak polisi yang sedang memasang police line dan sedang bertanya kepada beberapa warga yang ada disana. Saat masuk James menunjukkan id card miliknya yang sudah diberikan oleh David. Id card itu yang akan dikenali oleh anggota polsi dan FBI kalau James adalah Detektif  yang bekerja sama dengan David dan FBI. Melihat Id card James kepala polisi yang bertugas disana pun mengangugkkan kepalanya dan menizinkan James masuk ke dalam ruamh minimalis itu. James melihat mayat pria sekitar berumur 45 tahun dengan darah disekitar kepalanya. Beberapa polisi terlihat sedang memfoto mayat itu sebagai barang bukti. James pun mulai menyelidikinya. James berjongkok dan memakai sarung tangannya. James memperhatikan mayat pria itu, tidak terlihat adanya luka tusuk disekujur tubuhnya. James pun melihat ujung buffet, disana ada bekar darah walau terlihat sangat kecil. Lalu James berdiri dan melihat bangku yang tak jauh dari mayat itu terlihat berantakan, juga ada jam waker yang terjatuh di lantai. Tak lama tim forensic datang dan mengangkut mayat itu. James pun meminta hasil otopsinya dari korban pembunuhan itu agar bisa segera dikirimkan kepadanya. “Tolong kalau hasilnya sudah keluar kabari saya di nomor ini” ucap James memberikan kartu namanya. “Baik Pak” ucap salah satu tim forensic itu. Lalu James pun mulai melangkah lagi untuk mencari jejak-jejak dari pelaku yang sudah membunuh pria tersebut. James memasuki kamar korban yang terletak di sebelah kiri ruang makan. Kamar korban terlihat rapi tidak ada tanda-tanda pencurian. James pun melihat-lihat foto-foto yang terpajang di dinding. Disana ada foto pernikahan pria itu dengan seorang wanita dan anak kecil yang kalau dilihat pada foto itu seumuran Jolly. Foto selanjutnya ada foto anak laki-laki tersebut yang sudah mulai beranjak remaja. Tap Tap “Maaf James aku telat” ucap Elma yang baru saja datang menghampiri James. “Kau kesini?” Tanya James terkejut melihat Elma datang. “Tentu saja James, jika ada kasus pembunuhan aku harus ikut menyelidikinya. David menghubungiku tadi” jawab Elma. “Lalu Jolly?” Tanya James. “Aku minta tolong maid mu untuk tidak pulang dulu. Aku sudah memberikannya uang tambahan” ucap Elma. “Terima kasih” ucap James. “Korban bernama Santiago. Dia adalah seorang duda. Istrinya meninggal 2 tahun lalu karena kanker” ucap Elma. “Lalu siapa anak ini?” Tanya James menunjuk foto anak laki-laki yang sudah beranjak dewasa itu. “Itu adalah anak tiri Santiago. Namanya Marco dia anak dari Marry. Saat menikah dengan Santiago Marry membawa Marco yang berumur 6 tahun” ucap Elma. “Jadi Marco anak tiri Santiago. Lalu kemana Marco?” Tanya James. “Sejak Marry meninggal Marco pindah ke kota York bersama bibinya” jawab Elma. “Kamu mengenalnya?” Tanya James. “Santiago adalah pemilik toko arloji antik yang ada di ujung jalan. Toko arloji antic milik Santiago dulu ada di Liverpool dan ayahku adalah salah satu langganannya. Saat aku pindah kesini dan melihat tokonya, aku pun bertemu dengan Santiago. Dan aku pun sering sekali mendatangi tokonya untuk mencari arloji antic untuk ayahku” jawab Elma. “Ini bukanlah kasus pencurian. Aku tidak menemukan barang-barang yang hilang. Polisi pun juga sama tidak melihat adanya tanda-tanda pencurian” ucap James. “Apa disekitar jalan ini ada cctv?” Tanya James kepada Elma. “Dua rumah dari sini dia memasang cctv di depan rumahnya. Mungkin kita bisa meminta rekaman” ucap Elma. James pun melangkah ke arah jendela. James berniat ingin melihat keluar jendela, James membuka tirainya. Saat ingin melihat keluar jendela, James melihat kunci jendela itu tidak tersangkut dengan benar. James pun membuka jendelanya dan dia melihat di balik jendela ada noda darah berbentuk jari. “Sepertinya pelaku pergi melewati jendela ini” ucap James. “Aku kan meminta polisi untuk memeriksa sidik jarinya” ucap Elma. James menganggukkan kepalanya. James pun segera pergi keluar dan di berlari kearah luar jendela Santiago. James membayangkan pelaku itu melompat dari jendela itu dengan tangan yang menyentuh pinggir kusen jendela. Kalau dari arah sini pasti pelaku itu hanya bisa melewati satu jalan ini. James pun menyusuri jalan yang pasti dilewati pelaku itu. Ternyata setelah sampai depan James melihat ada pintu samping. James pun mendorong pintu itu hingga terbuka. Ternyata ini adalah pintu penyambung rumah Santiago dengan halaman rumah tetangganya. Tetapi kenapa pintu ini terbuka seharusnya pintu ini terkunci. James pun masuk ke halaman rumah tetangga Santiago itu. James melihat rumah tetangganya itu terlihat gelap dan sepi. James pun terus melangkah hingga menuju pagar rumah itu. James terus memperhatikan pagar dan pintu rumah itu. James melihat seperti ada sesuatu yang tersangkut di ujung pagar hitam ini. James pun menaiki pagar itu dan mengambil sesuatu yang tersangkut itu. “Pasti pakaian pelaku itu tersangkut ketika dia melompati pagar ini” James pun memasukkan robekan baju dari pelaku itu ke dalam kantung plastik barang bukti. Setelah itu James kembali ke rumah Santiago untuk mencari barang bukti lainnya. James kini kembali masuk ke ruang tamu Santiago. James memperhatikan letak sofa yang ada di ruang tamu. Kalau James lihat meja di ruang tamu itu terlihat tidak simetris. James pun mendekati sofa tersebut, James mencium sesuatu yang sedikit berbeda disofa itu. Lalu James melihat ke arah buffet. Disana ada satu frame foto yang terbalik. James pun mengambil frame foto itu, dan melihat fotonya. Itu adalah foto Santiago dan Marry saat mereka di Hollywood. James memasukkan frame foto itu ke dalam kantong plastik barang bukti. James akan memeriksa sidik jari pelaku, James merasa pelaku ini yang telah membalikkan frame foto Santiago dan istrinya. “James aku sudah meminta polisi untuk menyelidiki sidik jari yang ada di jendela kamar Santiago” ucap Elma menghampiri James. “Tolong selidiki sidik jari di frame foto ini apakah sama dengan yang dijendela juga” ucap James memberikan kantong plasti barng bukti berisi frame foto itu kepada Elma. “Baik James” ucap Elma. Setelah selesai mencari barang bukti, James pun membuka sarung tangannya. James melangkah keluar dan menuju mobilnya. James membuka pintu mobilnya lalu dia masuk ke dalam mobilnya. Baru saja James menyalakan mesin mobilnya, tiba-tiba Elma datang dan meminta tumpangan. “James boleh aku ikut denganmu” pinta Elma dengan melihat James dari kaca mobilnya.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN