James pun merasa tersentuh, Jolly semakin lama semakin bertambah besar. Sepertinya James memang harus lebih sering membiasakan Jolly bertemu dengan tean-teman seumurannya. Waktu di Amerika James saja bisa berhasil membuat Jolly nyaman di sekolahnya, seharusnya di Inggris James juga bisa melakukannya.
“Halo Jolly, tolong bukalah aku” ucap James memberikan hadiah kepada Jolly dengan suara yang dirubah menjadi suara anak kecil.
“Papa” ucap Jolly terkejut dan menoleh.
“Papa sudah pulang” ucap Jolly memeluk James.
“Untuk putri cantik kesayangan Papa. Hadiah untuk menyambut kamu kesekolah besok” ucap James memberikan hadiahnya.
“Besok aku boleh pergi ke sekolah Pa” ucap Jolly tak percaya.
James mengagukkan kepalanya.
“Hore hore. Besok aku bisa kesekolah” ucap Jolly melompat-lompat dengan hadiah dari James di tangannya.
Keesokan harinya Jolly terlihat sangat bersemangat masuk ke sekolahnya, James pun sangat senang melihat Jolly sangat bersemangat. James juga sudah menerima pesan dari David bahwa Jolly sudah di daftarkan di sekolah terbaik di Inggris. Kebetulan jaraknya tidak bergitu jauh dari apartemen mereka.
“Selamat pagi. Hai Jolly maafkan aku telat ya” ucap Elma yang baru saja datang.
“Pagi Tante. Kami baru saja ingin jalan” ucap Jolly dengan semangat.
“Berarti Tante datang disaat yang tepat” ucap Elma.
Jolly pun mengacungkan kedua ibu jarinya.
James pun mengendarai mobilnya menuju sekolah tempat Jolly akan bersekolah. James memasuki pintu gerbang besar, lalu memarkirkan mobilnya di parkiran mobil. James Jolly dan Elma pun turun dari mobil bersama.
Mereka melangkah memasuki gedung sekolah bewarna biru. David sudah memberi tahu James dia harus datang ke ruangan kepala sekolah untuk memperkenalkan Jolly dengan kepala sekolah.
Ruangan kepala sekolah berada di lantai dua. James, Jolly dan Elma diantar oleh seorang guru yang menunjukkan jalan menuru ruangan kepala sekolah. Sepanjang perjalanan Jolly terus mengemgam tangan James dengan kuat. Beruntung lingkungan sekolah terlihat sepi karena semua siswa sudah masuk ke dalam kelas mereka masing masing.
“Are you okey?” Bisik James ketika mereka sedang menunggu untu diizinkan masuk ke dalam ruangan kepala sekolah.
“I’m okey Pa” ucap Jolly pelan menganggukkan kepalanya.
“Hei, Jolly makanlah ini. Permin ini akan membuat gugupmu hilang” ucap Elma dengan sedikit membungkuk dan memberikan permen kepada Jolly.
“Jolly Papa yakin kamu bisa” ucap James menyingkirkan tangan Elma dari hadapan Jolly.
“Jangan memberikan putriku makanan yang tidak jelas” ucap James pelan kepada Elma.
“Ini hanya permen. Dan ini terbuat dari s**u James. Sudahlah jangan terlalu possessive dengan putrimu” ucap Elma pelan kepada James.
Ceklek
“Silahkan masuk Mr James, Mrs Kimberly sudah menunggu di dalam” ucap guru yang mengantar James.
“Terima kasih” ucap James.
James pun masuk bersama dengan Jolly dan Elma mengikutinya di belakang.
“Selamat datang Mr James, Jolly dan Mrs James” ucap Mrs Kimberly menyambut kedatangan James, Jolly dan Elma.
“Silahkan duduk” ucap Mrs Kimberly.
“Terima kasih” ucap James.
James, Jolly dan Elma pun duduk di sofa dan Mrs Kimberly duduk juga di sofa yang berhadapan dengan mereka.
“Pak David sudah menghubungi saya perihal Jolly akan masuk ke sekolah ini. Kebetulan anak Pak David juga bersekolah disini” ucap Mrs Kimberly.
“Apa David sudah mengatakan semuanya?” Tanya James tanpa basa-basi.
Mrs Kimberly adalah sosok kepala sekolah yang baik dan tegas. James melihat wanita ini mengerti masuk pertanyaan James.
“Miss Eve tolong ajak Jolly dan Mrs James untuk melihat lingkungan sekolah kita” ucap Mrs Kimberly kepada Miss Eve guru yang bertugas piket hari ini.
“Baik Mrs Kim” ucap Ms Eve.
“Maaf dia adalah Elma. Teman saya dan David. Dia bukan Ibu Jolly” ucap James menegaskan status Elma kepada Mrs Kimberly dan Ms Eve.
Mata Elma pun melebar tak percaya. Sebenarnya memang Dia bukan Ibu Jolly, setidaknya James tidak perlu menegaskan semua itu. Elma merasa malu sekali James membuatnya seakan seperti seorang wanita yang cintanya bertepuk sebelah tangan.
“Iya benar. Saya hanya patner kerja James. Kebetulan Jolly baru bisa dekat dengan saya, jadi saya terpaksa ikut mengantarnya” ucap Elma lalu melirik sinis kepada James.
Berbeda dengan Jolly yang tidak memperhatikan semua orang dewasa ini berbicara. Jolly terus mengemgam dan duduk berhimpitan dengan James karena dia tidak nyaman bertemu dengan Mrs Kim dan Ms Eve.
“Are you okey?” Bisik James kepada Jolly.
Jolly terdiam dan menggigit bibirnya. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Jamespun mengerti keadaan anaknya. Sepertinya James akan mengcancel untuk hari ini.
“Kita pulang ya” ucap James pelan kepada Jolly.
Elma yang mendengarnya terlihat tidak suka. Elma berpikir James tidak seharusnya seperti ini. James seharusnya membiarkan dulu Jolly disini. Kala uterus James membuat Jolly di zona nyaman Jolly akan terus seperti ini. Elma ingin sekali menghalangi niat James membawa Jolly, tetapi tempatnya kurang tepat.
Kalau dia menghalangi saat ini, tentu saja James akan berkata ketus kepada dan membuatnya tambah malu didepan Mrs Kimberly lagi. Padahal David sudah memintanya agar Jolly bisa segera merasa nyaman bersekolah dan tinggal di Inggris. Kalau terus seperti ini kapan mereka bisa meneruskan pekerjaan mereka.
“Mr James, Saya mengerti” ucap Mrs Kimberly seakan tahu keadaan Jolly saat ini.
“Jolly cantik. Kamu pasti takut bertemu dengan Mrs Kim dan Ms Eve. Kamu tidak boleh takut ya sayang. Kami semua adalah guru-guru kamu disini. Oh ya, sepertinya Mrs Kim harus mengenalkan kamu dengan wali kelas kamu. Dia adalah wanita cantik sepertimu dan satu lagi Ms Bella bisa bermain sulap. Kamu tahu sulap?” ucap Mrs Kim yang mencoba menarik perhatian Jolly dengan ucapannya.
Benar sekali ucapan Mrs Kim yang lembut itu membuat Jolly perlahan melirik kepadanya. Mrs Kim pun tersenyum kepada Jolly.
“Ms Eve tolong panggilkan Miss Bella untuk kesini ya” ucap Mrs Kim.
“Mrs Kim, ini masih jam mengajarnya. Ms Bella pasti tidak akan bisa kesini sebelum jam mengajarnya selesai” bisik Ms Eve kepada Mrs Kim pelan.
“Tolong bilang kamu akan menggantikannya. Dan bilanglah ini perintahku” ucap Mrs Kim pelan.
“Baik Mrs Kim” ucap Ms Eve lalu pergi untuk memanggil Ms Bella yang akan menjadi wali kelas Jolly.
“Sebentar ya Jolly. Ms Eve akan memanggil Ms Bella” ucap Mrs Kim.
Setelah lima menit Ms Eve kembali lagi dan menghampiri Mrs Kim.
“Maaf, Mrs Kim. Ms Bella tidak mau. Dia akan datang satu jam lagi saat dia tidak ada jam mengajar” ucap Ms Eve pelan kepada Mrs Kim.
Tentu saja James mendengar percakapan pelan Mrs Kim dan Ms Eve sejak tadi. James melirik jam tangannya. Hari ini dia dan David sudah berjanji untuk meeting karena kemarin mereka gagal meeting. Dan hari ini hasil otopsi dari mayat Santiago sudah keluar, James harus segera melihatnya.
“Mr James, Jolly dan Ms Elma saya tinggal sebentar ya. Saya ada pertemuan dengan ketua Yayasan” ucap Mrs Kim.
James terdiam dengan muka datarnya, Elma melihat James benar-benar ingin sekali mengetuk kepalanya. Seharusnya James menganggukkan kepalanya dan tersenyum saja seperti dirinya saat ini. Setidaknya James bisa menghargai Mrs Kim.
Menunggu satu jam itu sangat membuang waktu James. Sudah 30 menit James berada di ruangan ini. Walau memang Jolly sudah kembali nyaman karena sudah tidak ada orang asing, tetapi James sudah sangat bosan hanya duduk diam saja.
Jolly dan Elma masih asyik menggambar sejak Mrs Kim dan Ms Eve keluar. James benar-benar sudah tidak sabar. Dia ingat nama wali kelas yang Mrs Kim sebutkan tadi namanya Ms Bella, James pun sangat kesal dengan wanita yang belum pernah James lihat itu.
“Seharusnya dia datang dulu. Sungguh sombong sekali dia aku harus menunggu satu jam disini. Seharusnya aku mengajak Jolly pulang sejak tadi dari pada harus menunggu satu jam disini” ucap James dalam hatinya.
James benar-benar merutuki Ms Bella itu yang tidak bisa menghargai tamu yang datang saat ini. James menjadi penasaran seperti apa wanita yang akan mengajari Jolly putrinya itu. Kalau sampai wanita itu melakukan kesalahn James akan melampiaskan semua emosinya hari ini karena menunggu wanita itu, lihat saja.
James bukanlah pria yang suka menunggu. Apalagi menunggu wanita seperti ini. James pria yang bekerja dengan cepat dan tidak suka berbasa-basi. Kalau saja David tidak mengatakan ini adalah sekolah yang tepat untuk anaknya pasti James akan mencari sekolah yang lain.
“Kimby School adalah sekolah terbaik kota ini James. Kamu tenang saja guru-guru di Kimby School itu sangat berpengalaman. Menangani anak seperti Jolly bukanlah hal yang sulit bagi mereka. Aku yakin Jolly akan nyaman sekolah disana. Dan pastinya Jolly akan di ajari oleh guru yang terbaik disana.”
James teringat akan ucapan David kemarin. Sepertinya kali ini James harus bersabar. Awas saja kalau sampai ucapan David itu salah, James akan menggantungnya di balkon apartemennya.
“Papa lihat ini gambar boneka rambut kepang dua ini sudah mirip dengan boneka yang Papa kasih belum?” Tanya Jolly memperlihatkan gambar boneka dengan rambut kepang dua yang kemarin mereka kasih.
James menoleh dan melihat gambar yang Jolly perlihatkan. Ya, Tuhan James hampir terlupa hari ini dia banyak sekali yang harus dikerjakan. Dan penyeidikan kasus kematian Santiago juga seharusnya bisa dia lanjutkan dari pagi.
“Tentu saja. Gambarmu yang terbaik sayang” ucap James dengan tersenyum.
“Iya, Pa. Tante Elma membantuku”ucap Jolly.
‘Ya” jawab James datar.
Elma hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. James masih saja kaku padanya. Tetapi Elma tak bisa berbuat apa-apa karena sejak awal David sudah mengatakan James dan Jolly adalah orang yang akan sangat sulit ditaklukkan.
James menarik nafasnya berat. Dia sudah sangat bosan. Jam melihat jam di tangannya dia sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas dan ini sudah satu jam dia menunggu. Sepertinya James sudah sangat tidak sabar.
James pun memutuskan untuk mengajak Jolly pergi. James sudah tidak bisa menunggu lama lagi. James berdiri dari duduknya. Baru saja James ingin menggandeng tangan Jolly agar ikut berdiri pintu ruangan kepala sekolah terbuka dan masuklah Mrs Kim bersama seorang wanita di belakangnya.
“Maaf menunggu lama Mr James” ucap Mrs Kim saat melangkah masuk menghampiri James.
James pun menoleh ke arah Mrs Kim dengan wajah yang sudah tidak bersahabat. Lalu saat dia melihat wanita yang berada dibelakang Mrs Kim, James sedikit terkejut. Sama seperti James yang terkejut wanita berkacamata dan rambut yang diikat membentuk konde kecil dibelakang pun sama terkejut.
“Kau” ucap James dan wanita itu bersamaan.