Jam 10 pagi James kembali masuk ke dalam kamar Jolly dan James kembali mengecek suhu tubuh Jolly dengan termometer. Ternyata demam Jolly belum turun juga. James tahu ini pasti karena Jolly mau flu. Tadi James mengecek obat flu Jolly ternyata obat flu Jolly habis dan James belum membelinya lagi ke apotik.
James tidak tahu apa di Inggris bisa membeli obat flu yang seperti James punya dari Amerika. James tidak bisa meninggallan Jolly sendirian saat ini. Sejak Jolly beristirahat saja James sudah 5 kali datang ke kamar Jolly untuk mengecek keadaan Jolly.
Meminta tolong maid untuk membelikannya James juga sudah tadi. Tetapi maid itu sudah membeli ke dua apotik terdekat dari apartemen ini dan di kedua tenpat itu tidak ada.
“Pa” ucap Jolly membuka matanya.
“Ssst. Tidur lagi ya” ucap James mengusap puncak kepala Jolly.
“Jolly mau siap-siap kesekolah” ucap Jolly.
Rasanya James ingin tegas saat ini kepada Jolly, tetapi James tidak tega dan tidak bisa melihat Jolly yang sedang lemah seperti ini.
“Jolly, kamu masih demam dan demammu belum turun. Papa tidak bisa membawamu ke sekolah dengan kondisimu yang seperti ini” ucap James.
“Papa jahat” ucap Jolly sedih dan mengerucutkan bibirnya.
“Jolly” ucap James mengingatkan Jolly.
“Papa tidak sayang Jolly” ucap Jolly.
“Jolly” ucap James mengingatkan Jolly lagi.
Jolly pun terdiam lalu menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya. James pun melihat selimut itu bergerak-gerak dan terdengar suara Jolly terisak.
James meraup wajahnya. Menghadapi anaknya yang keras lebih sulit dari menyelidiki kasus kejahatan bagi James. James pun berpikir bagaimana caranya agar Jolly tidak sedih dan marah lagi kepadanya. Karena kalau Jolly seperti ini, pasti demamnya tidak akan turun.
James juga tidak akan mungkin membawa Jolly ke sekolah. James berpikir apa yang harus dia lakukan. James teringat sejak pagi saja James tidak menghubungi sekolah dan meminta izin untuk Jolly yang tidak bisa hadir hari ini. Menghubungi David juga tidak. James pun teringat anak David satu kelas dengan Jolly, pasti David memiliki nomor wali kelas anak mereka.
James pun melangkah keluar dari kamar Jolly dan menuju kamarnya untuk mengambil ponselnya. James melihat ponselnya yang ternyata kehabisan baterai karena sejaknpagi tadi James tidak menyentuhnya sama sekali. James pun mencharger ponselnya.
James menyalakan ponselnya. James melihat lima puluh panggilan tak terjawab ada dari David, Elma dan nomor Ibunya. James pun langsung menghubungi Ibunya terlebih dahulu.
“Halo Ma” ucap James.
“Kenapa ponselmu tidak aktif James?” Tanya Ibu James
“Aku sedang sibuk Ma. Mama bagaimana kabarnya?” Ucap James yang sengaja mengalihkan pembicaraan.
“Mama sedang tidak baik karena khawatir kepada cucu kesayangan Mama. Bagaimana keadaannya?”
James memejamkan matanya. Kenapa disaat seperti ini Ibunya feeling Ibunya sangat kuat. James juga tidak mungkin memberi tahu kalau saat ini Jolly sedang sakit. Bisa-bisa Ibunya yang sudah tua itu menjadi khawatir memikirkan Jolly.
“Jolly baik Ma. Kenapa hanya Jolly. Anakmu ini tidak ditanyakan” ucap James berbohong dan mencoba mengajak bercanda Ibunya.
“Apa yang perlu mama cemaskan detektif sepertimu? Mama lebih khawatir kenapa sampai saat anak mama belum juga membawakan menantu yang mau menjadi Ibu sambung untuk Jolly agar Mama bisa tenang jika berjauhan dari Jolly”
“Jolly tidak memerlukannya. Dia sudah mempunyai James dan Nenek yang sangat menyayanginya” ucap James mengalihkan pembicaraan ini.
“Sudahla, mana cucu Mama. Mama ingin berbicaranya kepadanya”
“Jolly belum pulang sekolah Ma” ucap James.
“Oh iya Mama lupa. Kalau begitu sampaikan salam Mama untuknya”
“Baik Ma. Mama juga jaga kesehatan” ucap James..
Setelah menghubungi Ibunya James menghubungi David. James ingin memberi tahu David hari ini dia tidak bisa datang ke kantor karena Jolly sedang sakit. Sekaligus James berniat meminta nomor telepon Bella karena James ingin memberi tahu kalau Jolly tidak bisa hadir ke sekolah hari ini.
Yang membuat James terkejut ternyata David sudah tahu Jolly tidak masuk dan langsung menanyakan alasan kenapa Jolly tidak masuk ke sekolah hari ini.
“Kamu tahu Jolly tidak masuk sekolah hari ini?” Tanya James.
“Bella tadi pagi menghubungiku. Dia menanyakan kemana Jolly karena tidak ada kabarnya” jawab David.
“Bella” ucap James menegaskan David mengatakan Bella tanpa Ms.
“Iya Bella adalah wali kelas anak kita. Apa kamu tidak mengenalnya” ucap David.
“Iya aku kenal. Sudah beberapa kali bertemu dengannya” ucap James datar.
“Jadi ada kenapa Jolly tidak masuk? Jack ankku juga pasti akan menanyakan kepadaku saat dia pulang sekolah nanti” ucap David.
Ya, James ingay Jolly mengatakan dia mempunyai teman dekat bernama Jack dan ternya Jack itu adalah anaknya David.
“Anakku sedang demam” ucap James.
“Apa Jolly sudah dibawa ke dokter?” Tanya David terdengar cemas.
“Belum. Tepi aku sudah memberikan obat penurun demam. Sepertinya Jolly mau flu. Dan obat flu Jolly habis. Tadi maid sudah ke apotik dan ternyata di apotik ini tidak menjual obat flu yang biasa Jolly minum” ucap James.
“Kalau begitu aku akan hubungi dokter anak kepolisian untum datang ke rumahmu agar bisa memeriksa keadaan Jolly” ucap David.
“Ya terima kasih” ucap James.
“Kalau begitu jangan lupa kamu menghubungi Bella dan izin kalau hari ini Jolly tidak bisa sekolah” ucap David lagi.
“Aku tidak mempunyai nomor ponsel Bella” ucap James.
“Kamu tidak menyimpan nomor ponsel wali kelasmu anakmu. Ya Tuhan James, jangan terlalu kaku terhadap wanita. Walaupun Bella masih single tetapi dia tidak seperti wanita yang cari perhatian terhadap para duda keren seperti kita” ucap David sambil terkekeh.
Berbeda dengan James. James agak terkejut ketika mendengar kata ‘single’. Padahal baru saja James mengira Bella adalah Ibu-ibu yang mempunyai banyak anak. Atau jangan-jangan Bella itu termasuk perawan tua. Dan bodohnya James justru memikirkan status Bella.
“Dia masih single. Apa dia seorang perawan tua yang mengandikan dirinya seperti biarawati” ucap James yang keluar begitu saja dari mulutnya.
“Hei jangan berbicara sembaranga. Bella itu masih muda. Kamu pasti tertipu dengan penampilannya ya. Ha ha ha. Bella memang berbeda dari wanita pada umumnya yang kelihatan modis. Gaya berpakaiannya memang kuno, tetapi dia wanita yang pintar. Kamu belum mengenalnya. Kalau sudah mengenalnya bisa-bisa kamu jatuh cinta kepadanya James” ucap David terkekeh.
James memutar kedua bola matanya malas. Sungguh James pikir Bella sangat berbeda jauh dari mantan istrinya. Bella juga bukanlah termasuk wanita kriteria idaman James jadi mana mungkin James bisa menyukainya. Dan David bilang Bella masih muda, James pun menggelengkan kepanya dan tak habis pikir, wanita yang masih muda berpakaian seperti wanita sudah tua.
“Mana nomornya” ucap James.
“Ya akan aku kirim lewat udara. Ha ha ha” ucap David dengan diakhiri nada bercandaannya.
James menggelengkan kepalanya. Ya sudah hampir dua bulan dia mengenal David, walauoun wajah David terkesan dingin dan tegas, tetapi jika sudah mengenalnya dekat David adalah pria yang humble dan banyak sekali candaan yang keluar dari mulutnya.
Setelah David mengirimkan nomor Bella James langsung mengirim pesan kepada Bella untuk meminta izin Jolly tidak visa masuk hari ini karena sakit. Lalu James mengetik bisakah Bella untuk melarang Jolly datang ke sekolah, karena Jolly bersih keras tetap mau datang ke sekolah.
Tetapi tiba-tiba James menghapusnya lagi. James merasa itu berbasa-basi. Sedangkan anaknya sudah teriak-teriak ingin ke sekolah. James melihat lagi jam ditangannya yang menunjukkan sudah hampir jam 11 siang.
Tok
Tok
“Pak, Pak James. Jolly menangis memanggil anda”.
Terdengar suara Maid mengetuk pintu kamar James dan bicara kalau Jolly menangis di kamarnya. James segera bangun dari duduknya dan berlarj keluar kamar melangkah ke kamar Jolly.
Ceklek
“Papa. Hua hua. Jolly mau sekolah” tangis Jolly.
“Iya iya sayang” ucap James memeluk Jolly.
James merasakan tubuh Jolly masih sangat demam. Tetapi kalau dia terus menangis Jolly akan semakin demam. James pun menggendong Jolly dan membawanya keluar.
“Papa akan membawamu ke sekolah. Tetapi kamu harus hentikan dulu tangisanmu” ucap James.
Jolly pun seketika menghentikan tangisannya.
“Pak, tapi Jolly masih demam” ucap maid terlihat khawatir kepada Jolly.
“Tidak apa. Kalau sudah seperti ini kemauannya harus dituruti Bi. Kalau tidak demamnya akan semakin tinggi” ucap James mengambil kunci mobilnya.
“Pa, tapi Jolly belum pakai seragam” ucap Jolly.
“Tidak akan ada yang memarahimu. Jika ada yang memarahimu karena tidak memakai seragam, Papa akan borgol mulutnya” ucap James asal.
James pun melangkah cepat keluar dari apartememennya dengam menggendong Jolly. Sementara maid itu mengikutinya dengan membawakan botol air minum, selimut dan juga bekal makan siang.
James mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Beruntungnya jalanan tidak terlalu macet karena belum jam makan siang. James pun bisa sampai dengan cepat di Kimby School.
“Ayo Pa kita ke kelas” ucap Jolly lemah tetapi tetap bersemangat.
“Tunggu disni. Karena Ms Bella yang akan datang kesini” ucap James.
“Ms Bella yang akan menjemput Jolly ke kelas. Asyiik” ucap Jolly terlihat senang.
James yang melihatnya dari kaca spion tengah hanya menarik nafasnya. Apa yang Jolly pikirkan tentang wanita kuno itu sampai dia sangat senang sekali. James pun keluar dari mobilnya.
“Jolly tunggu sebentar ya. Papa akan memanggil Ms Bella” ucap James sebelum menutup pintu mobilnya.
“Jolly ikut Pa” ucap Jolly.
“Tidak kamu tunggu disini atau Papa akan mengajakmu pulang” ucap James.
“Ya Pa. Jolly akan menunngu di mobil” ucap Jolly.
James pun berlari kecil menuju kelas Jolly. James sengaja tidak mematikan mesin mobilnya dan membiarkan ac di dalam mobil tetap menyala agar Jolly tetap sejuk. James sampai di depan kelas Jolly.
Kebetulan pintu kelas terbuka dan anak-anak terlihat sedang menikmati bekal makan siang mereka. James pun melihat tidak ada Bella disana, tetapi ada guru lain yang sedang stand by dikelas itu.
“Kemana wanita itu?” Tanya James pelan pada dirinya sendiri.
“Wanita itu siapa maksud anda” terdengar suara seorang wanita dari belakang James.
James berbalik dan terkejut ketika dibelakannya ada Mrs Kim.
“Mrs Kim” ucap James.
“Oh Mr James. Saya pikir siapa” ucap Mrs Kim.
“Mencari Jolly?” Tanya Mrs Kim.
“Saya ingin bertemu dengan Ms Bella” ucap James.
“Oh, Ms Bella sedang ada di ruangannya. Mau saya antar” ucap Mrs Kim.
“Tidak perlu. Saya bisa sendiri ke ruangannya” ucap James.
Setelah berbicara dengam Mrs Kim, James langsumg melangkah cepat menuju ruangan Bella. Beruntung sudah dua kali dia mengunjungi ruangan Bella, sehingga dia hafal dimana ruangan itu.
Ceklek
Tanpa mengetuk James membuka pintu ruangan Bella. Ternyata disana Bella sedang ada tamu orang tua murid yang terlihat sedang berbicara dengannya. Melihat pintu terbuka tiba-tiba tiga orang di dalam ruang itu pun menoleh ke arah James.
“Bella saya ada perlu” ucap James tanpa berbasa basi.
Bella pun langsung memasang wajah horornya. James benar-benar tidak tahu sopan santun. Padahal dia sedang ada tamu sudah masuk tanpa mengetuk, sekarang memintanya untuk mengikuti James.
“Pria itu pacar Ms Bella ya” ucap seorang wanita yang sedang duduk dihadapan Bella dengan tersenyum.
“Saya pinjam Bella sebentat ya” ucap James yang memberikan kesempatan Bella berbicara apa-apa.
James langsung menarik tangan Bella dan mengajaknya pergi keluar mengikutinya. Bella pun terpaksa mengikuti James sampai dia keluar dari ruangannya dan menjauh dari ruangannya.
“Hentikan” ucap Bella tidak suka dengan perlakuan James tidak sopan ini.