James langsung menarik tangan Bella dan mengajaknya pergi keluar mengikutinya. Bella pun terpaksa mengikuti James sampai dia keluar dari ruangannya dan menjauh dari ruangannya.
“Hentikan” ucap Bella tidak suka dengan perlakuan James tidak sopan ini.
Tangan Bella berhasil lepas dari genggaman tangan James. Dan wajah Bella benar-benar terlihat sangat kesal denga sikap James yang tidak tahu sopan santun itu.
“Anda sungguh sudah melampaui batas Mr James. Anda sangat tidak sopan” ucap Bella terlihat sangat kesal.
“Berhentilah bicara dan ikut dengan saya sekarang” ucap James yang kembali ingin menarik tangan Bella.
“Kalau anda masih tidak sopan saya akan panggilkan petugas keamanan untuk mengusir anda” ucap Bella menyingkirkan tangannya agar tidak tertangkap oleh James.
“Kamu harus ikut dengan saya, Jolly ada dimobil dan sedang demam” ucap James.
“APA!” Pekik Bella terkejut.
“Crazy” ucap Bella mengumpat James.
Bella pun berlari ke arah parkiran mobil. Bella tidak habis pikir dimana otak James sampai dia membawa anaknya yang lagi sakit ke sekolah, lalu meninggalkannya di dalam mobil.
James pun berlari menyusul Bella. Hingga mereja berdua sampai di mobil SUV hitam James yang terpakir disana.
“Ya Tuhan Jolly” ucap Bella yang melihat Jolly tertidur di dalam mobil.
James membuka kunci mobilnya. Dengan cepat Bella membuka pintu penumpang belakang kemudi lalu dia masuk dan memeluk Jolly.
“Jolly, Jolly” ucap Bella mencoba membangunkan Jolly dengan menepuk pipinya pelan.
“Ya Tuhan panas sekali tubuhnya” ucap Bella terkejut ketika merasakan suhu tubuh Jolly sangat panas.
“Bisakah kita bawa Jolly ke rumah sakit sekarang” ucap Bella dengan sedikit berteriak.
“Tapi-“ ucap James.
“Kenapa harus tapi-tapi. Jolly demam tinggi, baiklah kalau anda tidak bisa membawanya ke rumah sakit, biar saya yang bawa” ucap Bella kesal yang mulai ingin menggendong Jolly.
James pun dengan cepat naik ke mobil dan menjalankan mesin mobilnya. Melihat James sudah menjalankan mobilnya Bella pun mengurungkan niatnya untuk menggendong Jolly.
“Ms Bella” ucap Jolly lemah saat membuka mata melihat ada Bella sedang memeluknya dari samping.
“Jolly tenang ya. Istirahat kita akan ke dokter” ucap Bella.
“Ke dokter. Aku tidak mau Ms. Aku juga sebentar lagi sembuh” ucap Jolly menggelengkan kepalanya.
“Jolly, demammu tinggi. Jadi kamu hafus diperiksa” ucap Bella.
“Tadi Papa sudah memberikan obat penurun demam. Nanti juga turun demamnya Ms” ucap Jolly lagi.
“Seharusnya kalau Jolly ingin cepat turun demamnya, Jolly beristirahat di rumah bukan datang ke sekolah” ucap Bella lagi dengan menyindir James karena membawa Jolly ke sekolah.
Jolly pun menunduk dan terlihat sedih. James yang melihatnya darinkaca spion pun langsung mengambil kesempatan untuk memarahi Bella.
“Bisakah tidak memarahi anakku. Dia sedang sakit bukan waktunya untuk diceramahi” ucap James sambil mengemudi.
Bella hanya mencibir menatap kepala James.
“Ambil jalur kanan lalu belok disana ada rumah sakit terdekat” ucap Bella.
James pun mengikuti intruksi Bella. Jolly yang mendengar kata rumah sakit dia pun ketakutan. Yang Jolly tahu rumah sakit pasti ramai dan banyak orang-orang asing. Tangan Jolly mencengkram blezer Bella dengan sangat kencang.
Bella yang merasakan blezernya dicengkram Jolly pun tahu apa maksudnya itu. Bell pun mengusap punggung Jolly dan menenangkan Jolly.
“Jolly tidak perlu takut. Disana tidak ada orang jahat. Orang-orang yang ada di rumah sakit karena mereka ingin tubuhnya sehat kembali dan bisa beraktivitas seperti biasa lagi. Nah dokter-dokter disana semuanya baik mereka akan menyembuhkan penyakit kita” ucap Bella.
Mobil James pun memasuki gerbang rumah sakit lalu James menghentikan mobilnya di depan lobby rumah sakit.
“Saya akan parkir mobil setelah itu akan manyusul kalian” ucap James.
“Ayo Jolly kita turun” ucap Bella.
Jolly menggelengkan kepalanya. Jollybtidak ingin masuk ke dalam rumah sakit itu.
“Jolly, percaya dengan Ms Bella. Jolly bisa masuk ke dalam rumah sakit dengan tenang. Ms Bella janjinakan selalu disamping Jolly dan tidak akan meninggalkan Jolly” ucap Bella.
“Ms Bella janji tidak akan meninggalkan Jolly” cicit Jolly.
“Iya Ms Bella Janji” ucap Bella tersenyum.
Jolly pun akhirnya mau turun dari mobil. Ketika sudah memastikan Bella dan Jolly turun lalu masuk ke dalam lobby, James pu menjalankan mobilnya kembali untuk mencari parkiran.
James melangkah ke lobby untuk mencari Bella dan Jolly setelah dia memarkirkan mobilnya. James melihat Bella dan Jolly sedang duduk di sofa yang ada di lobby. James melangkah menghampiri mereka berdua.
“Kenapa disini, bukan langsung ke igd?” Tanya James ketus.
“Di igd hanya unruk pasien gawat darurat” jawab Bella berdiri.
“Jolly juga-“ belum sepat James m3lanjutkan ucapannya, Bella langsyng berdiri dan memotong ucapan James.
“Kalau kamu ingin ke igd silahkan saja sana. Sekalian city scan isi kepalamu” ucap Bella.
“Ayo Jolly kita ke ruangan dokter anak” ucap Bella mengajak Jolly.
James pun tidak bisa membalas apa-apa kali ini. Mereka sedang dirumah sakit dan James tidak boleh membuat keributan disini hanya karena ingin membalas Bella. James pun mengekori Nella dan Jolly hingga mereka terhwnti di depan lift.
Ting
Pintu lift terbuka Bella menggandeng Jolly masuk lalu James mengikuti mereka masuk. Bella menekan tombol angka 3. Lift pun berhenti saat di lantai 3. Pintu terbuka kembali Bella, Jolly dan James pun keluar dari lift.
Mereka melangkah bersama. James memilih untuk terdiam sementara doa memilih untuk mwngikuti Bella saja.
“Ms Bella, silahkan masuk dokter sudah menunggu anda” ucap seorang perawat yang menunggu Bella di depan pintu.
Drrr drrrt
Ponsel James bergetar. James pun mengambil ponsel dari saku celananya. James melihat siapa yang menghubunginya. Ternyata Elma, James pun meminta Bella dan Jolly masuk duluan nantia dia akan menyusul.
“Sebentar saya menerima telepon dulu. Nanti saya menyusul” ucap James kepada Bella.
Bella pun menganggukkan kepalanya. Lalu Bella membawa Jolly masuk ke dalam ruangan yang bertuliskan poli anak.
Setelah Bella dan Jolly masuk, James mengangkat telepon dari Elma.
“Halo” ucap James.
“James, maaf mengganggu mu” ucap Elma dari seberang sana.
“Ada apa?” Tanya James.
“James, kakakku adalah korban dari pembunuhan yang sedang kita selidiki” ucap Elma
“Apa kau yakin?” Tanya James terkejut.
“Iya James. Aku sudah menyelidikinya” jawan Elma.
“Elma, kalau Jolly sudah membaik aku akan segera kesana” ucap James.
“Ada apa dengan Jolly James?” Tanya Elma terkejut.
“Dia sedang demam. Tapi aku sedang membawanya ke rumah sakit” jawab James.
“Syukurlah. Semoga Jolly cepat sembuh James. Maaf aku tidak bisa menemani Jolly” ucap Elma.
“Tidak apa-apa” ucap James.
“James kalau kamu tidak bisa kesini tidak apa-apa. Aku akan menyelidikinya sendiri. Kalau sudah dapat bukti-bukti lain aku akan mengabarimu. Semntara ini kamu fokuslah kepada Jolly” ucap Elma.
“Oke” ucap James.
Setelah mengakhiri percakapannya dengan Elma, James pun melangkah masuk ke dalam ruangan poli anak itu.
Ceklek
James membuka pintunya. James melangkah masuk dan tidak lupa menutup pintunya kembali. James pun melihat Jolly sedang terbaring dan seorang dokter sedang memeriksanya.
“Sudah selesai canti” ucap dokter pria itu dengan ramah kepada Jolly saat dia sudah selesai memeriksa Jolly.
Bella membantu Jolly untuk bangun. Lalu menggandengnya untuk berjalan. James pun menghampiri mereka berdua. Lalu mereka pun duduk bersama di bangku selayaknya seperti keluarga kecil yang sedang membawa anak merrka berobat.
“Anda orang tua gadis cantik ini?” Tanya Dokter pria itu dengam senyum.
“Iya” jawab James datar.
“Oh” ucap dokter itu sambil ber”oh” ria.
“Sepertinya Jolly terkena flu. Apa kemarin Jolly telat makan?” Ucap dokter itu dengan diakhiri pertanyaan.
“Jolly kamu kemarin menghabiskan bekal makan siangmu sebelum berenangkan” ucap Bella kepada Jolly.
Jolly menunduk dan menggelengkan kepalanya.
“Tidak apa-apa. Jolly juga masuk angin. Aku akan memberikannya obat dan vitamin” ucap dokter itu dengan ramah.
“Dok ini obat flu yang biasa Jolly minum” ucap James memperlihatkan resep obat dari ponselnya.
“Oh, kebetulan obat ini ada dirumah sakit. Saya akan menuliskan resepnya”
Dokter itu pun menuliskan resep obat, setelah selesai dia memberikannya kepada James.
“Semoga cepat sembuh Jolly” ucap Dokter itu.
“Terima kasih dokter” ucap Jolly.
James pun berdiri dari duduknya dan menggendong Jolly. Baru saja James ingin melangkah dia mengurungkan niatnya karena mendengar dokter itu berbicara kepada Bella.
“Bella sudah lama kamu tidak kesini” ucap dokter itu kepada Bella.
“Untuk apa aku kesini. Aku bukan anak-anak” ucap Bella dengan nada ketus.
“Ha ha ha. Kalau kamu yang tidak datang hatiku yang sakit Bella” ucap dokter itu dengan bercandaan.
“Sudah aku harus kembali ke sekolah” ucap Bella berdiri.
“Bella, sering-seringlah datang mengunjungiku” ucap dokter itu.
“Kamu menyumpahi anak-anak muridku sakit” ucap Bella.
“Kalau kamu masih ingin disini. Aku akan pergi duluan bersama Jolly” ucap James dengan wajah dingin.
Dokter itu pun yang melihatnya terdiam.
“Bella, sepertinya aku mempunyai saingan baru” ucap dokter itu dengan pelan.