Bapak menyambut hangat kedatanganku bersama Riana pagi menjelang siang kali ini. "Tumben, Lis, ke sini bawa baju ganti?" Bapak terlihat heran saat menatapku yang menurunkan Riana untuk bermain bersama dua adikku. Sedang di tanganku ada dua potong baju milikku dan beberapa baju milik Riana yang aku masukkan dalam tote bag besar berwarna oranye. "Iya, Pak. Listi mau nginep di sini," jawabku pelan. Bapak tampak melebarkan bola mata seperti tak percaya dengan apa yang baru didengar. Maklum, selama tiga tahun menikah dengan Mas Pram jarang sekali aku menginap di rumah ini. Bagaimana sempat menginap, kerjaan di rumah mertua selalu sukses menahan agar aku tetap tinggal di sana. Namun, tidak dengan sekarang. Bukankah aku sudah bertekad menjadi Listi yang berbeda? "Kamu ... serius, Lis? Mau n