Rencana Apa?

1574 Kata

Aku mengucap salam setelah memastikan Ibu dan Mayang tak membicarakan tentang diriku dan Mas Pram lagi. Meski rasa ada yang seakan hampir meledak dalam d**a, aku tak ingin menunjukkan ekspresi berlebihan ketika Mayang membukakan pintu. Cukuplah rasa sakit ini aku pendam dulu. Aku yang kini tengah lelah, memang sedang malas mencari keributan. Terlalu sayang membuang energi untuk dua orang toxic seperti mereka. Melihat kedatanganku, Ibu gerak cepat bangkit dari sofa ruang tamu. Seperti biasanya, kedua tangannya berkacak pinggang seperti preman pasar yang sedang mencari musuh kala menatap diriku. "Dasar mantu miskin banyak gaya! Sudah dapat duit berapa, ha? Keluar rumah lima jam tidak pulang-pulang?!" tanya Ibu dengan suara ketus dan matanya yang melotot seolah hampir keluar dari ronggany

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN