Pengaruh Buruk

1315 Kata

Ibu masih saja berkacak pinggang saat menyambut kepulanganku dari tukang laundry. Melihat raut mukanya yang tak bersahabat, aku cuek bebek. "Makin ngelunjak, ya, kamu sekarang!" bentak Ibu saat aku berjalan di depannya. Tak ingin berdebat, aku cuma menyunggingkan senyum tipis yang pasti terlihat menyebalkan buat Ibu. Lihat saja, wanita paruh baya ini sampai mengacak-acak rambutnya karena frustrasi. Kadang, senyum dan diam justru terlihat lebih menyakitkan dibandingkan dengan adu mulut yang melelahkan. Tanpa banyak kata aku kembali beranjak ke kamar dan mengunci pintunya. Memanfaatkan waktu untuk bersantai setelah lelah melakukan banyak pekerjaan. *** "Bu, kok lauknya ini-ini aja, sih? Bosen tau!" Sepulang sekolah, Mayang yang masih mengenakan seragam dan tas ranselnya memprotes lauk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN