Wanita Istimewa

1997 Kata

“Selamat pagi, ayah. Bagaimana tidurmu, nyenyak?” Ivone melenggang dengan senyum sumingrah menghampiri ayahnya. Tanpa canggung memberikan pelukan serta kecupan lembut di satu sisi wajah pria tua itu. Sebastian Gunadi tampak tidak menolak ungkapan sayang putrinya itu, namun begitu melihat Ivone sudah menempatkan diri di salah satu kursi kosong di hadapannya, barulah ia memonopoli pembicaraan. “Kenapa kamu bisa sesantai ini? Apa kamu sudah mengamati pergerakan saham pagi ini? Lalu bagaimana dengan misimu tadi malam? Jangan bilang kalau kamu tidak berhasil melakukan apapun. Bikin malu saja sebagai putriku.” seru Sebastian dengan ketusnya hingga membuat senyuman Ivone memudar. Ivone menghela nafas kasar, tidak menampik bahwa iya terkadang merasa jengah dengan sikap ayahnya yang yang suli

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN