Jennie menghela nafas, membuang pandangan agar tidak bersitatap dengan bibi Luo yang agak menggoyahkan hatinya. Di saat ia berusaha untuk tidak goyah oleh apapun tentang Nelson, seseorang yang yang sudah bertekad ia tinggalkan, namun justru disudutkan dengan seseorang yang berpotensi untuk membesarkan hatinya. ‘Aku tak boleh goyah lagi. Kelemahan hanya akan membuat aku semakin merasa sakit.’ Keluh Jennie dalam hatinya. “Itu tidak akan merubah apapun Bi. Tidak ada jaminan mutlak untuk bisa mengenali watak seseorang, sekalipun itu adalah orang yang sudah lama hidup bersama. Maafkan aku, bi. Tapi untuk saat ini, izinkan aku untuk tenang tanpa menyinggung apapun tentang dia.” Pinta Jennie yang cukup serius, terlihat dari sorot matanya yang begitu teduh, berbinar dan penuh kesediaan. Bibi