“Tay,” ia menarik napas. “Apa kita kabur aja, ya?” Abi bisa rasakan hembusan napas Tayra di punggungnya. Hening menyusup di antara mereka. Lantas Tayra hembuskan napas pelan. "Kita bodoh ya, Bi." "Hm?" "Padahal udah dikecewain berkali-kali oleh orang yang sama dan oleh hal yang sama. Tapi masih aja peduli." Abi tiba-tiba tersenyum. Ia genggam tangan Tayra. Nyatanya mereka tidak bisa melarikan diri karena di dalam hati sebenarnya masih peduli. Abi mematikan kompor kemudian membalik badannya, menghadap ke arah Tayra. Ia tangkup pipi Tayra. "Lo pasti khawatir ya sama orang di rumah?" Tayra menghela napas. Ia kemudian mengangguk pelan. Abi usap pipi perempuan itu. "Mau pulang aja?" Tayra terdiam lama. Abi mengusap rambut Tayra dengan lembut. "Pikirin aja dulu." Abi melanjutkan