"Papa ..." Senyum Aksa merekah lebar melihat anak kesayangannya yang langsung turun dari kursi dan berlari memeluk pinggangnya. Niat Cello ingin minta gendong urung begitu melihat tangan kanan papanya yang terbalut perban. "Tangan Papa kenapa?" "Cuma sedikit terluka, kemarin tidak sengaja kena pecahan kaca." "Sakit ya Pa?" tanya bocah itu lagi. "Tidak, kan sudah diobati. Cello sudah makan?" Aksa mengusap lembut kepala anaknya yang masih saja menatap khawatir luka di tangannya. "Belum, nunggu Papa datang dulu. Cello mau makan bareng Papa." "Tadi yang menjemput dari sekolah siapa?" tanya Aksa sambil menggandeng anaknya kembali ke kursinya, lalu duduk di sampingnya. Pandangannya sempat menjelajah mencari keberadaan Sifa, tapi yang dia dapati malah mata mereka yang sedang menatapnya