"Ini obat untuk satu minggu, sudah aku siapkan sekalian peralatan ganti perbannya." jelas Sifa mengulurkan satu plastik kecil berisi obat ke Aksa. "Terima kasih, untung saja ada kamu." sahut Aksa. "Kemarin-kemarin kemana saja, kok sekarang baru sadar?!" Aksa tidak bisa menyembunyikan tawanya lagi mendengar sindiran menohok dari dokter cantik itu. Bukan, dia tahu Sifa hanya bercanda. Setelah beranjak turun dari ranjang pasien Aksa mengikuti langkah Sifa keluar dari ruang IGD. "Kamu masih mau nekat pulang menyetir sendiri?" tanya Sifa setelah sampai di luar. "Kenapa?" "Kalau bisa jangan, efek biusnya baru hilang satu jam lagi atau bahkan lebih lama dari itu." Untuk beberapa saat lamanya mereka hanya duduk terdiam di bangku tunggu luar ruangan. Sesekali Sifa melirik Aksa yang masih b