Bab.11 Dia Yang Selalu Ada

1101 Kata

Aksa terpaksa menepikan mobilnya dan berhenti di pinggir jalan. Darah mulai merembes membasahi handuk kecil yang membebat tangan kanannya. Bukannya kesakitan, tapi Aksa malah tersenyum masam. Menertawakan dirinya sendiri yang kembali terjebak dalam kehidupannya yang kacau. Kehadiran mamanya benar-benar menghempas ketenangan hidupnya selama ini. Umpatan kesalnya terdengar keras ketika pandangannya menyapu sekeliling. Menyetir dalam keadaan emosi rupanya bukanlah pilihan yang tepat. Dia bahkan baru sadar jalan yang dilaluinya justru melenceng jauh dari arah ke apartemennya. Lagi-lagi ponselnya bergetar, namun kali ini bukan adiknya yang sejak tadi tidak menyerah mencoba menghubunginya. Satria, tanpa repot-repot menebak pun Aksa yakin Rena sudah menelpon memberitahu soal ini. Sebentar la

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN