Setelah pesta syukuran ulang tahun Mama Marcell, akupun diantar pulang. Sepanjang perjalanan, aku merasakan ada kehangatan dalam diriku kembali. Mengingat perlakuan keluarganya terhadapku. Semua ketakutanku tentang bagaimana mereka bisa menerima statusku. "Sayang, gimana keluargaku. Mereka baik kan?" tanya Marcell sesekali melirikku tapi tetap fokus ke jalan. "Iya, baik. Aku sangat bersyukur malahan. Mereka bisa menerimaku. Awalnya aku takut akan berakhir penolakan dan Mamamu menyiram air ke wajahku. Seperti di film-film itu. Apalagi dengan statusku yang hanya karyawan biasa tanpa orang tua," candaku setengah curhat "Hahaha... kamu bisa aja. Gak lah sayang. Mereka tahu aku gak akan pernah salah memilih pasangan" Deg.. Tiba-tiba jantungku serasa tersentil oleh kata-kata Marcell. Baga