Begitu pun sekarang, walaupun ada atau tidak nya masalah tapi tidak menyurutkan semangat nya di pagi hari. Dia terus melangkah kan kaki nya menuju ruang dosen terlebih dahulu, sudah menjadi kebiasaan nya jika tiba di kampus wajib melewati ruang dosen. Terkecuali jika dia telat, beda judul lagi itu.
"Tumben dia belom dateng." gumam Afra ketika melihat ruangan yang biasa nya berpenghuni itu kosong.
"Ehm," deheman seseorang di balik tubuh Afra seakan menghentikan pergerakan tubuh nya.
"Pa-pagi Pak." jujur Afra merasa seakan akan dia ketahuan selingkuh ketika mendengar suara bass orang tersebut.
Afra langsung meminggirkan diri nya dari depan ruangan orang tersebut. Dan langsung lari terbirit b***t menuju kelas nya yang akan di mulai beberapa menit lagi.
"Hosh.. Hosh.." Afra sampai di depan kelas nya dengan nafas yang terengah engah.
"Woy, lu abis marathon Fra?" tanya Dina teman satu kelas nya sambil memukul pundak nya.
"Si anjir ya, kaget aing."
"Lagian nafas lu kayak abis di kejar warga ke gep maling."
"Serah lu bae Din."
Afra langsung masuk kelas setelah merasa nafas nya sudah stabil,
"Bebep gue udah sampe nih."
"Diem sat."
"Kasar ih Mba nya." ledek Agus tanpa memperdulikan mood nya Afra.
"Mao diem apa keluar dari kelas dengan cara kasar."
"Afra." ujar lelaki yang dari tadi hanya memandang pertengkaran mereka berdua.
"Ish tuh kan elu sih gue deh yang akhir nya di tegor sama Adit."
"Ciiee di tegor sama Babang Adit." goda Agus sambil mencolek colek lengan Afra.
"Apaan sih Gus."
"Ciiee salting yaa."
Sudah menjadi berita kelas memang jika fakta nya Adit ketua kelas di kelas nya menyukai Afra. Tapi yaa begitu lah Afra tidak merespon sama sekali walaupun diri nya mengetahui fakta tersebut.
"Bacot." sentak Afra ke muka Agus.
Tidak lama setelah nya dosen yang mengajar di kelas mereka masuk ke kelas.
_
_
_
"Fra, mau ngasih makan siang lagi buat Pak Yuda?" tanya Kiki ketika melihat sahabat nya membeli banyak porsi makanan.
Kiki sudah mengetahui kejadian Afra yang kemarin memberikan makan keada pujaan nya itu.
"Iyaa dunggg, kalo kata lu nih ya nama nya wajibun. Yang apa bila di kerjakan mendapatkan pahala dan jika di tinggal kan mendapat dosa. Tapi kalo gue bukan itu makna nya."
"Terus?" tanya Putri penasaran.
"Yang apa bila di kerjakan mendapat bonus, dan jika di tinggal kan mendapat kerinduan."
Kompak ketiga nya melempar tisu yang sudah di gunakan ke muka Afra.
"k*****t lu bocah."
"Anjir."
"Astaghfirullah Fra,"
Seketika Afra langsung tertawa terbahak hingga seisi kantin melihat ke arah mereka.
"Bentar, bonus nya apaan?"
"Bonus karena gue liat ciptaan Tuhan." setelah mengatakan nya, Afra melarikan diri seraya membawa kotak makanan yang telah di beli nya. Takut di lempari sesuatu barang oleh ketiga sahabat nya.
_
_
_
Tok.. Tok..
"Masuk."
"Misi Pak,"
Tanpa mengalihkan pandangan nya dari depan laptop, Yuda sudah mengetahui siapa yang masuk ke dalam ruangan nya.
"Pak.."
Belum sempat Afra mengatakan tujuan nya, Yuda sudah memotong nya.
"Mau apa kamu." ujar nya dengan nada yang biasa dia gunakan ketika berhubungan dengan Afra.
Afra menyodorkan kotak makanan yang tadi di bawa nya ke hadapan Yuda.
"Di makan ya Pak." ujar Afra sambil tersenyum sangat manis.
Bahkan hanya sebuah senyuman saja sudah membuat sesuatu yang di rasa kan Yuda meletub letub. Dan seperti biasa, dia selalu mengenyahkan apa yang dia rasakan ketika di hadapan mahasiswi absurd nya.
"Bawa keluar."
"Rejeki ngga boleh di tolak loh Pak."
"Saya masih kenyang."
"Ya udah, buat nanti sore aja. Ngga basi kok, lauk nya kering bukan lauk basah."
"Saya bilang bawa ya bawa." sentak Yuda sambil menggebrak meja nya.
"Ya-yaudah Pak. Kalo emang ngga mau, di kasih orang kalo ngga di buang aja."
Yuda mengambil kotak yang di bawa Afra, lalu melangkah kan kaki nya menuju tong s****h dan langsung membuang nya di depan mata Afra.
Sakit Ya Allah, setidak nya kek ngga usah di depan gue buang nya, ujar Afra di dalam hati nya.
"Besok kamu ngga usah ngasih saya makanan segala."
Afra tetap menyunggingkan senyum nya walaupun di perlakukan tidak enak oleh dosen yang di kagumi nya.
"O-oh yaudah Pak. Kalau gitu saya permisi."
Di luar ruangan, Afra terus menyemangati diri nya untuk kuat menghadapi sikap dingin nya.
"Kamu abis dari ruangan nya Kak Yuda ya,?" tanya seseorang yang berpapasan dengan nya ketika diri nya ingin berbelok arah.
"Eh, iya Bu."
Afra mencoba mengingat siapa yang tadi bertanya dengan nya.
Deg,
Ya Afra mengingat nya, dia orang yang kemarin dia liat bermesraan dengan Yuda di kantin. Dengan rasa penasaran, Afra mengikuti orang tersebut. Dan benar tebakan nya, orang yang tadi di ikuti nya masuk ke dalam ruangan Yuda.
Afra memang orang yang penasaran akan sesuatu apapun itu. Apa lagi ini mengenai pujaan hati nya. Dia mengintip melalui kaca yang sebenar nya hanya terlihat sedikit dari luar maupun yang berada di dalam nya.
"Kok nyesek yaa gue liat nya." gumam Afra ketika melihat adegan yang sebenar nya tidak patut di lihat nya.
Dia melihat wanita tadi duduk di atas pangkuan pujaan nya, dan tanpa aling aling langsung mencium bibir nya.
Tidak mau melihat lebih lama pemandangan yang sebenar nya sangat sakit hati ketika di lihat, dia pun berlalu menuju kantin yang di mana keberadaan sahabat sahabat nya di sana.
_
_
_
Setelah mata kuliah selesai, Afra memang hari ini tidak ada jadwal mengajar. Niat nya dia ingin mengajak sahabat sahabat nya pergi ke mall, tapi apa boleh buat teman teman nya memiliki kegiatan masing masing. Dan sangat terpaksa Afra pergi sendiri guna menghilangkan rasa sakit yang masih di rasakan nya mengingat ke jadian tadi siang.
"Ngga papa sendiri, siapa tau di dalem nemu jodoh." ucap nya kepada diri nya sendiri.
Afra melihat jam yang melingkar di tangan nya,
"Udah waktu nya makan malem ini mah."
Akhir nya dia singgah di restoran mall tersebut. Dan langsung memesan yang di inginkan nya,
"Afra ya,?" sapa seseorang tepat di hadapan Afra.
"Loh Pak Vino,?"
"Iya ini saya. Boleh saya duduk di sini?" tanya Vino sambil menunjuk bangku kosong di hadapan Afra.
"Boleh lah Pak, ini kan tempat umum bukan punya saya." ujar Afra seraya terkekeh.
"Bisa aja kamu."
Tidak lama setelah nya pesanan mereka berdua datang,
"Sendiri kamu Fra,?"
"Hehe iya Pak, single."
Vino langsung tersedak mendengar jawaban Afra, pasal nya dia bukan menanyakan status nya tapi menanyakan dengan siapa dia ke mall ini.
"Bukan itu maksud saya."
Sudah di pastikan wajah Afra memerah seperti kepiting rebus di karenakan dia tidak mengontrol ucapan nya yang di keluarkan nya.
"Ma-maaf Pak."
"Santai Fra, saya juga single kok."
Suasana hening setelah perbincangan absurd mereka,
"Kak Vino,?" tanya seseorang yang baru tiba di hadapan Vino.
"Loh Sarah, mana Yuda?"
Mendengar nama itu, postur badan Afra langsung menegang, pasal nya dia belum siap menghadapi mulut pedas nya itu. Walaupun di dalam hati nya selalu merindukan nya.
"Lagi di kamar mandi, wah ini siapa Kak,? Gandengan baru yaa?"
"Ah ngga kok bukan, ini.."
Belum selesai Vino memberi tahu orang di depan nya, Sarah langsung memotong.
"Bentar bentar, kayak nya aku pernah ketemu deh. Kamu yang tadi di kampus bukan sih,?"
"I-iya bu, saya mahasiswi Pak Vino."
"Ciee sekarang Kakak demen nya ama levelan mahasiswi yaa bukan tante tante lagi."
"Apaan sih Sar, ini tadi kita ngga sengaja ketemu di sini."
Tidak lama kemudian hadir lagi seseorang yang memang sangat Afra hindari. Datang datang langsung membuat hati nya sakit, dengan merangkul pinggang kekasih nya dengan mesra.
"Loh ada Vino juga ternyata, sama siapa Vin,?" tanya Yuda sambil bersalaman dengan Vino dengan gaya khas lelaki.
Afra semenjak datang nya Yuda tidak berani mengangkat kepala nya dari tadi dia hanya mengaduk makanan nya, mau di makan pun rasa nya dia sudah tidak bernafsu entah ke mana lari nya nafsu makan dia yang tadi menggebu gebu.
"Sama Afra."
Hanya di sebutkan nama saja, entah kenapa hawa panas langsung menyerang Yuda. Dia pun tidak mengerti kondisi apa ini di dalam diri nya.
"Tadi siang sok ngasih makan ke saya, sekarang dinner sama dosen lain. Emang bener kayak nya dia cuman buat cari perhatian doang, biar nilai nya di tingkatin. Atau biar famous di kampus?"
Sungguh, baru kali ini Afra merasa sangat sakit hati dengan dosen nya tersebut. Langsung dia membanting sendok yang dari tadi di gunakan.
"Maaf Pak sebelum nya, saya ngga ada niatan sama sekali untuk melakukan hal sepicik itu."
"Bukti nya. Ngga usah ngelak deh."
Air mata Afra sebener nya sudah berada di pelupuk mata nya, sekali kedip saja mungkin air mata nya akan jatuh.
"Maaf saya permisi,"
Belum sempat Afra melangkah kan kaki keluar restoran, dia sudah mendengar u*****n Yuda.
"Dasar ayam kampus."
Deg,
Sakit sekali, kali ini air mata Afra mulai turun, tadi diri nya sempat berhenti sebentar mendengar perkataan Yuda.
Ayam kampus sama berarti dengan sebutan kasar untuk di kalangan mahasiswi.
"Yud, keterlaluan lu"
Vino langsung mengejar Afra sebelum dia ketinggalan jauh.
Yuda hanya mengedikkan bahu nya menganggap apa yang dia bicarakan memang real. Fakta nya dia tidak mau mengakui jika dalam diri nya mulai timbul percikan api cemburu ketika dia melihat mahasiswi yang tadi dia katain dekat dengan pria lain nya.
"Fra, tunggu. Afraa." panggil Vino ketika sudah sampai di dekat Afra.
Merasa tangan nya di tahan ketika ingin membuka pintu mobil, dia langsung menepis nya.
"Bapak ngapain ngejar saya? Kan tadi temen Bapak bilang kalo saya orang ngga bener." ujar Afra sambil menahan tangis nya agar tidak keluar dengan deras di tempat umum.
"Saya anterin ya, biar nanti mobil kamu di urus sama orang saya."
"Ngga usah Pak, terima kasih."
Afra tidak mengindahkan permintaan Vino. Mau tidak mau demi keselamatan nya, Vino mengikuti mobil Afra dari belakang.
Merasa mobil nya di ikuti, Afra menambah kecepatan mengemudi nya. Dia tidak memikirkan resiko apa yang di dapat nya jika dia mengendarai melebihi kapasitas.
Ketika melihat kaca spion nya, Afra yakin dosen nya sudah kehilangan jejak nya. Dia pun mampir dulu ke taman di dekat rumah nya, sekedar untuk menenangkan fikiran nya.
"Gilaa ihh, kenapa sesakit ini sih." ujar Afra seraya memukul tangan nya tepat di d**a nya.
"Nyesek banget anjir, astaghfirullah."
Setelah reda dari emosi nya, Afra memutuskan untuk tidak pulang ke rumah, melainkan ke tempat Putri yang memang tepat berada tiga rumah dari hadapan taman ini.
Mobil nya sengaja dia parkirkan di dekat taman tersebut, yang memang sudah di sediakan tempat parkir. Dia berjalan kaki saja.
Tok.. Tok..
"Assalamu'alaikum." sebenar nya Afra tidak enak mengetok pintu orang malam malam, tapi dia juga tidak mau pulang pulang ke rumah di interogasi oleh orang di rumah.
"Wa'alaikumsalam, Ya Allah Afra."