Bertemu orang tua Jack dengan pria lain sungguh membuat Naira makin gugup. Sedari tadi jantungnya berdetak cepat. Namun, sedapat mungkin ia berusaha menepiskannya. Belum lagi perbedaan bahasa akan menjadi penghalang di antara mereka. Ia tak mungkin seterusnya menggunakan Jimin sebagai penerjemah. Kekhawatiran yang terus menyerang membuatnya tanpa sadar meremat jemari hingga beberapa kali. "Kau gugup?" bisik Jimin saat berdua mereka sudah berdiri di luar mobil yang dikendarai Matsuya. "Ah, i-itu ...." Naira jadi seperti orang linglung. Jimin yang melihatnya pun tersenyum, lalu merangkul wanita itu dan mengusap lengannya pelan. "Kau harus selalu ingat, kalau aku selalu ada untukmu. Jadi jangan gugup, ya. Orang tuaku juga orang yang baik. Ada satu rahasia tentang Jack yang perlu kau tah