Jangan lupa beri dukungan untuk author dengan menekan love dan beri komentar, ya. Makasih. Jimin menggeliat. Merentangkan kedua tangan. Lalu membuat gerakan ringan dengan memutar kepala guna meregangkan otot lehernya. "Lelah sekali," gumamnya lalu merapikan file. Ia melirik jam tangan. "Sial, sudah jam dua." Jimin menoleh ke jendela, langit memang sudah sangat gelap. Begitulah kebiasaannya jika terjebak dalam pekerjaan. Ia suka lupa waktu. "Naira pasti sudah tidur," gumannya lagi sambil melonggarkan dasi. Sebulan terakhir hubungannya dengan Naira memang berlangsung baik. Sepertinya sang istri tak lagi menemui Braile secara diam-diam. Buktinya ia tak menemukan pembicaraan apa pun dalam alat penyadapnya. Jimin melepas jas kerjanya, lalu mengambil tas kerja yang tergeletak di atas meja