part 23 Sarapan Pagi

1631 Kata

"Jimin ke mana, Bu?" Lindsy menoleh mendengar pertanyaan menantunya. Wanita itu mengerti jika sekarang ada keretakan di tengah hubungan mereka yang baru hitungan minggu. Jimin sudah menceritakannya. "Jimin sudah berangkat bekerja tadi pagi." "Tadi pagi? Ini bahkan masih sangat pagi, kita semua bahkan belum makan pagi. Bagaimana Jimin bisa bekerja sepagi ini?" Senyum hangat tersemat di bibir sang mertua, ia menyentuh lembut pundak Naira. "Begitulah Jimin. Setelah berpisah dengan Jack, dia telah kehilangan dunianya. Aku berharap banyak padamu." Naira mematung. Tangan yang awalnya mengupas wortel dengan cekatan mendadak terhenti. Sebenarnya ada apa dengan Jack, Braile, dan Jimin. Cerita mereka semalam terputus begitu saja. "Mmm, Ibu. Apa aku boleh mampir ke kantor Jimin untuk mengantar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN