17. Analisis (3)

1022 Kata

Zul tertawa, sementara Ero berdecak kesal. "Aku suka bertaruh, rasanya seperti memotivasi kita agar berusaha lebih keras untuk meraih sesuatu," kata Zul. "Ya, kau sangat berusaha keras sampai memintaku berbohong." Zul menyeringai kecil, kemudian melirik jalanan melalui jendela mobil. "Aku bisa melakukan apa saja untuk sesuatu yang kuinginkan." Prinsipnya cukup mengerikan juga. Berdeham pelan, aku lantas bertanya, "Sebenarnya, apa taruhan kalian?" Zul menatapku, lalu mendekat. Dia berbisik, "Ra-ha-sia," kemudian tertawa. Aku cemberut, malah membuat tawa Zul semakin kuat. Akhirnya aku buang muka, malas melihatnya. "Kau marah?" Zul menyentuh bahuku, aku menepisnya. Sudah tahu masih bertanya. "Kita sudah sampai," celetuk Ero, membuat kami menoleh ke depan. Zul melihat ke luar jendela

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN