Aarumi menghela napa spanjang. "Dakwah dalam Beragam Perspektif...." baca Aarumi.
"Dakwah dan Islam merupakan sesuatu yang saling terikat. Tanpa dakwah, ajaran Islam tidak akan bisa dikenal dengan meluas. Dakwah merupakan hal penting dalam penyebaran eksistensi ajaran agama Islam di kalang masyarakat. Peran dakwah ini telah di contohkan jauh hari, oleh nabi Muhammad SAW saat pertama kali beliau mendapatkan wahyu."
"Eh, tunggu dulu, kalo pendahuluam butuh inti sari gak sih? "gumam Aarumi bingung. Namun, lagi-lagi jurus yang Aarumi lakukan, jurus ya udahlah tulis aja.
"Oke, sekarang pembahasan ...." Mata Aarumi kembali sibuk membaca tulisan di kertas.
"Mengenai pentingnya mengalih ilmu sebanyak-banyaknya sebagai modal utama seorang dai. Perintah mencari ilmu juga terdapat dalam Al-Quran surah Al-Mujadilah ayat 11."
"Dakwah merupakan bagian dari sistem Islam. Dalam sistem Islam dakwah mengambil peran sebagai sistem penyebaran Islam yang mencangkup ajaran Islam berupa aqidah, syari’ah, dan akhlak. Ada pun tantangan yang ada dalam dakwah harus di netralisasi dengan peluang yang ada misalnya dengan semakin mengembang diri dalam memperluas medan dan wilayah dakwah dengan bantuan teknologi, serta meningkatkan kreativitas, inovasi dan improvisasi dalam berdakwah agar mampu bertahan dalam situasi-situasi tersulit seperti pandemi dan sebagainya."
Aarumi menghela napas panjang. Kenapa semuanya terlihat penting? Bagaimana dia membuat kesimpulan?
"Ya udahlah tulis aja apa yang ada di kepala," jurus Aarumi lagi. Dia seolah membiarkan tangannya bergerak, menulis kesimpulan.
"Dakwah bisa ditinjau dari beragam perspektif sehingga mampu menyesuaikan dengan keilmuan umum dalam masyarakat. Relasi, ilmu yang mumpuni dan lingkungan dapat memengaruhi jenjang karir seseorang.
" Dakwah bukan hanya sekadar menyampaikan ajaran Islam, tapi bagaimana cara untuk menanamkan nilai Islam dan mengimplementasikannya dalam kehidupan. Ilmu komunikasi dan manajemen tidak terlepas dari dakwah. Sehingga kehadirannya bisa saling melengkapi guna mengatasi masalah dakwah yang ada. "
"Oke done!" seru Aarumi girang.
"Eh, ada sinopsis lagi? " guman Aarumi pelan begitu ia menarik kertas selanjutnya.
"Anya, selebgram cantik yang disukai semua cowok, pergaulan bebas, hidup glamor dan suka party, tapi di balik itu ia semua, Anya mendambakan cowok yang taat agama menjadi suaminya, hal itu ia sampaikan di podcast saat ia menjadi bintang tamu. Setelah acara itu, tidak di sangka Anya mendapat pesan dari seseorang di akun instagramnya, untuk mencari cowok seperti itu ke majelis."
"Awalnya, Anya tidak tertarik, tapi karena baru saja di campakan oleh pacarnya, Anya iseng datang ke majelis Ilmu di masjid yang ternyata dekat rumahnya. Anya ke sana memakai cadar dan gamis panjang, gadis itu tidak terbiasa dan jatuh. Anya di tolong seorang pria dan jatuh cinta pandangan pertama. Anya membuat akun palsu untuk stalker. Ikut majelis cuman mau liat cowok bernama Ikhwan. Terus Anya melihat Ikhwan buat posting tentang pernikahan, Anya mulai cara tahu tipe ideal dia. Deketin adek Ikhwan bernama Fatimah dan tanpa di duga ternyata mereka langsung akrab. Anya mulai memperbaiki diri agar cocok berdamping dengan Ikhwan."
"Namun selang beberapa bulan, ternyata Ikhwan akan segera nikah, hal ini menjadi pukulan terbesar bagi Anya. Anya Patah hati. Namun justru hal itu yang menyadarkan Anya, niat ia berubah salah. Anya kembali menata niat, dan mulai jatuh cinta pada nikmatnya iman. Tapi Anya melakukan kecerobohan, ia tergoda untuk stalker akun i********: Ikhwan tanpa menggunakan akun kedua."
Aarumi melirik keluar dari jendela sejenak, mencoba membayangkan bagaimana rasanya patah hati? Apa sesakit itu?
Anya tidak sadar bahwa ia menyukai semua posting Ikhwan dengan akun artisnya. Semua netizen heboh, dan tersebarlah gosip Ikhwan dan Anya menjalin hubungan spesial. Hal ini rupanya berbuntut panjang, calon Istri Ikhwan memilih membatalkan pernikahan, Ikhwan gagal menikah. Anya sadar, dia buka klarifikasi. Ada orang gosip yang nanyai Ikhwan bilang, "Saya tidak tahu siapa Anya itu, saya tidak kenal dia, saya tidak peduli dia cantik atau apapun, selama semua itu jadi hiburan dan nikmati semua orang. Saya tidak kenal dia, tapi dia sudah berhasil membuat saya membencinya."
"Kasihan ....," komen Aarumi tanpa sadar.
"Anya sedih, dia mendatangi Fatimah, adiknya marah pada Anya, hanya Fatimah yang tahu sosok bercadar itu adalah Anya. Anya terpuruk. Dan di kondisinya itu, Anya di fitnah menggunakan obat terlarang. Karirnya redup, semua orang meninggalkan Anya. Semua sahabat dan temannya, membenci Anya. Anya sempat depresi dan memutuskan menghapus akun i********:-nya. Anya di usir dari apartemen yang ia sewa karena tidak mampu membayar, Anya lontang-lantung di jalan. Fatimah menemukan Anya dan meminta Anya untuk tinggal di rumah dulu, sampai keadaan Anya memulih baik kondisi kesehatan atau pun ekonomi. Di sana Anya bertemu Ikhwan, Ikhwan menanyai Anya kenapa sudah lama tidak bersilaturahmi ke majelis.".
"Kenapa jatuh cinta itu semerepotkan ini sih?" Aarumi kembali berceloteh seolah dia sang alih cinta yang sudah merasakan asam, pahit, manisnya cinta.
"Anya menangis teringat perkataan ikhwan di sosmed.. Ikhwan bingung. Fatimah menenangkan Anya agar tidak terpuruk lagi, dan mengatakan bahwa mungkin ini yang terbaik buat Anya. Anya mulai memperbaiki diri, tanpa di duga diam-diam Ikhwan menyukai Anya tanpa tahu identitas lain Anya. Ikhwan hanya tahu, Anya bernama Anylisa nama asli Anya. Anya benar-benar menggunakan cadar dan jilbab syari sekarang dan mendapat pekerjaan di cafe sebagai pelayan. Anya benar-benar berubah, setelah lama tumbang di rumah Fatimah, Anya pamit untuk ngekos. Fatimah sering berkunjung ke kos Anya, mereka bahkan membuat usaha kecil-kecilan. "
"Saat semuanya mulai membaik, sebuah
masalah kembali menerpa Anya. Sepulang kerja, tiba-tiba ada pria mabuk, yang tidak lain sahabat Anya, dia mencoba menarik cadar Anya—"
"Selalu kayak gini! kenapa sih, udah enak-enak, ada masalah lagi... " Aarumi dongkol sendiri. " Langsung baca akhirnya aja! "putus Aarumi.
"— Tidak lama ada proposal taaruf untuk anya, ayahnya membaca dan tidak sengaja merusaknya. Anya tidak sempat membacanya. Dia yakin pada apapun pilihan ayahnya. Keluarga itu datang untuk melamar. Anya kaget, ternyata orang yang melamarnya adalah Ikhwan.
Orang tua ikhwan tahu mengenai kebaikan hati Anya merawat dan menjaga ibunya dari dokter di sana yang tidak lain adalah bibi Ikhwan.
Ikhwan gagal menikah karena cewek itu menolak Ikhwan."
"Klise sih, tapi happy ending ..." Aarumi tersenyum samar membayangkan seandainya kisahnya bisa langsung ia skip ke akhir, melewati banyak lembar-lembar kesedihan, tapi itu mustahil terjadi!
Aarumi bahagia mengetahui akhir dari cerita ini, tapi dia yakin jika dia membaca tiap lembar kertas dan mengikuti setiap lembar, mau itu sedih, senang, saat diakhir bacanya dia pasti akan jauh lebih merasa bahagia, seperti itulah hidup.
"Oke, ini selesai ...." Aarumi meletakan pulpennya, melihat ke arah jendela. Pohon bergerak pelan, seolah tengah menyapanya. Gadis itu tersenyum tipis.