008

1944 Kata
….. Sudah 3 bulan Keina pergi dari rumah, dari sekolah. Tak ada satupun kabar. Sebagian orang sudah melupakan Kei kecuali Reina dan Keenan yang tak berhenti mencari orang yang ada dihati mereka.  Semenjak hilangnya Keina, kelakuan Keenan tambah brutal. Siapapun yang mengusiknya sedikitpun akan langsung dihajar habis-habisan. Jika dulu Keenan menggunakan mulutnya untuk pancingan dan gertakan sekarang dia sudah muak, tak ingin basa-basi menghadapi orang yang mengusiknya. Hanya Reno dan Cakra lah yang bisa menenangkan sahabatnya itu. Keenan yang dulu keluar masuk ruang BK sekarang tak pernah lagi kenapa, karena Keenan berangkat sekolah hanya untuk memastikan apakah Kei sudah kembali atau belum. Keenan tak pernah memedulikan guru, yang ada dipikirannya hanya Keina, Keina, Keina dan jangan lupa anak yang dikandung Keina. "Perut Kei pasti sudah mulai membesar, bulan ini Dia memasuki 4 bulan kehamilannya. Dan Kita belum menemukan keberadaannya." Reina menunduk matanya hampir menangis. Selalu saja Dia tak tahan jika membicarakan adik yang dulu Ia buang, yang tak Ia anggap. Tapi sekarang Ia cari keberadaannya. "Gue tau Rei. Gue pengen disampingnya. Persetan dengan sekolah Gue nggak guna. Gue cuman pengen nemuin Kei." Keenan menerawang jauh. Sekarang Mereka berdua sedang ada dibelakang sekolah. Selalu,  selalu membicarakan Keina.  "Kita pasti nemuin Kei, Rei Lo tenang aja."ucap Keenan menenangkan Reina walau hatinya sendiri gundah. "Tapi udah 3 bulan Nan, 3 bulan Kita nyari gak ketemu," Reina semakin terisak. Ia menyesal. Sangat menyesal telah menyia-nyiakan Keina. Adik satu-satunya dihidup Reina. "Gue tau Rei. Tapi Gue yakin Keina ketemu," Reina mengangguk disela-sela isakannya. Keenan menoleh pada Reina yang sedang menutupi mukanya dengan kedua tangannya. "Lo tenang aja. Gue pastiin Keinaa ketemu" "Nan," "Apa?" "Gue sayang sama Lo,"kata Rei tanpa sesak.  Keenan melotot tajam pada Reina.Lalu bangkit dari duduknya. "Apa Lo bilang?!" "Gue sayang sama Lo, Gue cinta sama Lo,"ulang Reina. Reina tau ini hal yang salah. Tapi hatinya mendorong untuk mengakui nya pada Keenan. Keenan menggeleng. "Lo..Lo selama ini gak pernah bener-bener nyari Keina kan?wahh sepertinya Kei bener-bener udah gak punya siapa-siapa yang peduli padanya," "Nggak Nan Gue bener-bener nyari Keina,"elak Reina yang mendapat gelengan Keenan. "Nggak usah nangis. Gue tau Lo pura-pura nangis. Bener kata Icha Lo gak punya hati Rei." Keenan lalu meninggalkan Reina yang makin terisak.  Gue bikin semuanya tambah rumit-Reina Keenan akan kembali ke kelas. Di berjalan di koridor yang ramai, namun bagi Keenan Dia seperti raja. Semua anak minggir tanpa diberi aba-aba. Keenan terus melangkahkan kakinya. Ia tak habis pikir dengan Reina, apa Dia akan mengambil Keenan dari Keina yang sedang mengandung anak Keenan.  "Reina habis diapain tuh sampek nangis," "Gak tau ena-ena paling hahaha," Keenan yang tiba-tiba berhenti menatap pada 2 cowok yang sedang membicarakannya. Menatap Mereka bagai mangsa yang harus Dia tangkap dan serang. Tanpa ba bi bu Keenan menghajar Mereka berdua. Semua anak yang ada di koridor teriak histeris. Namun, seperti biasa tak akan pernah ada yang berani melerainya. "b******n Lo, jaga omongan Lo!" "Kalo berani ngomong depan Gue. Cowok kan? coba ngomong depan Gue" Sehabis Keenan menghajarnya habis-habisan. Keenan menarik kerah anak yang bilang 'ena-ena dengan Reina'. "So-sorry Nan. Gu-gue gak bermaksud,"katanya menyesal memancing amarah Keenan. "Keenan!" "Lepasin dia!” Icha dan Diana berteriak. Ini sudah keterlaluan bagi Keenan. Icha bahkan baru kali ini teriak di depan Keenan. “Diem Lo!gausa ikut campur urusan Gue,” “Gue bakal kasih tau soal Kei!” Diana langsung menyenggol bahu Icha. “Lo apa-apaan sih Cha!"marah Diana. Koridor mulai ramai bisik-bisik tentang Keina yang sudah hampir terlupakan oleh mereka. Icha lalu menggeleng. Dan menarik Diana untuk lari. Hati Keenan mulai luruh. Dia melepas kerah anak yang Dia cengkeram tadi.  Keenan menghiraukan Mereka yang sedang bertanya-tanya dan membuat fakta sendiri. 'Keenan yang ngamilin Keina?" "Dia apanya Kei?" "Bukannya Icha sama Diana udah benci ya sama KeI?" "Bener nih Keenan yang ngamilin Keina kayaknya." Mereka heboh sendiri. Tapi ada satu anak yang diam. 'Lo cuman punya Gue Nan. Punya Gue. Selamanya.' …. Pulangnya Keenan langsung ke basecamp. Keenan sedikit terkejut dengan Icha dan Diana yang sudah sampai sana dan berbincang dengan Reno dan Cakra. "Jadi kamu bohong sama Gue  Cha."tanya Reno serius. "Maaf Gue nggak bermaksud, Gue cuman mau nglindungin Keina, Ren,"kata Icha menjawab dengan sejujur-jujurnya. "Tapi kenapa harus bohong sama Gue, Lo nggak percaya sama Gue?"kata Reno meringis.  Icha menggeleng, pacarnya udah kena api neraka nih mulai kesetanan batin Icha. "Gue cuman nggak mau Keina hidup kelam kayak dulu Ren. Udah cukup Gue liat Keina terpuruk," "Lo nggak percaya sama Gue Cha," “Tau ah kek ngomong sama simi Gue, nggak pernah nyambung!,”kesal Icha. Icha dan Reno terus berdebat. Sampai tak tau kalau Diana, Cakra dan Keenan menyimak percakapan mereka. Basecamp hanya ada Mereka berlima. Cakra sudah memberi tau anggota lain supaya tak kesini. Mereka bertiga hanya diam menyaksikan drama kolosal dua sejoli itu, sampai Reno mengatakan sesuatu yang membuat mereka bergidik. "Gue maafin," "Beneran Ren?"girang Icha. "Iya sayang Gue maafin Lo. Keenan aja udah maafin Lo pas Lo ngata-ngatain Keina masak Gue gabisa maafin Lo?" "Makasih Yang," "Jijik,"kata Diana menatap Icha memeluk Reno dari samping. Icha dan Reno yang sadar tak hanya ada Mereka berdua langsung terlonjak kaget. "Kalian disini dari tadi?" "Iyalah pikun Lo!"ngegas Diana. Icha langsung menutupi dirinya dibelakang Reno yang terkekeh. "Eh bentar kapan Gue ngata-ngatain Keina?" Icha yang tersadar langsung memajukan badannya dan menatap ke arah Reno. "Waktu Reina tanya Kei dimana," "Reina bener-bener mau nyari Kei?" "Nggak!" Semua mata tertuju ke Keenan setelah mendengar  yang Ia katakan. "Nan kan Lo tau Reina mati-matian cari Kei,"ucap Cakra. "Sekarang nggak lagi." "Maksud Lo Kak?"tanya Icha kepo. "Dia tadi ngungkapin perasaannya ke Gue."kata Keenan membuat semua anak terkejut dengan klarifikasinya. "Bisa-bisanya tu orang ngungkapin perasaan ke Lo Kak. Padahal udah jelas-jelas kalau Lo yang ngamilin Keina."ucap Icha sedikit tak terima pada kelakuan Reina. Pengen Icha bejek-bejek rasanya. "Jadi Lo sama Kei masih temenan?"tanya Keenan. "Masih dong ya nggak Na?" Icha menyenggol Diana yang daritadi diam saja, Diana masih bingung antara bilang atau tidak pada Keenan. "Kok Lo diem aja sih Na?"ujar Icha melihat sahabatnya jadi kalem, padahal kalo boleh berpendapat Icha bakal bilang Diana tuh nggak cocok jadi cewek kalem, nggak banget. "Gu-gue gak tau ini bener apa nggak buat bilang ke Kak Keenan."katanya setelah sekian lama membisu. "Kenapa?"tanya Keenan setelah Diana mengklarifikasi perasaannya. "Gatau. Gue sayang banget sama Kei Kak. Gue anak tunggal. Kei yang selalu ada pas Gue butuh,  Kei yang selalu bantu Gue. Tapi Gue belum pernah bantuin Dia. Ini pertama kalinya Gue bantu Kei kak. Gue bimbang gimana kalo nanti pas Gue bilang sama Lo malah ngerusak semua?"jelas Diana hampir menangis. Icha lalu merengkuh tubuh Diana kepelukannya. "Na Gue udah mikir ribuan kali buat ini. Lo pasti tau kandungan Kei akan terus membesar dan Kita nggak mungkin selalu ada disana buat Kei. Udah waktunya bilang sama Kak Keenan."ucap Icha yang membuat Diana mengangguk. Reno, Keenan maupun Cakra hanya diam melihat persahabatan mereka bertiga. Mereka salut. "Jadi gimana mau bilang sama Gue?" Diana dan Icha mengangguk mantap. "Gue belum yakin Keina udah maafin Lo belum Kak. Tapi hal pertama yang perlu Lo tau keberadaan Kei dulu." "Keina sekarang ada di rumah yang bawahnya Ia jadikan cafe kecil untuk menopang hidupnya. Oh iya Lo manjur banget Kak"ucap Diana, lalu Icha memberi jempol pada Keenan. "Apanya?"tanya Keenan bingung, juga Reno dan Cakra yang bingung dengan ucapan Diana. "Kei hamil anak kembar!"ucap Diana dan Icha berseru kompak.  Keenan tersenyum sedikit kaget. Entah mengapa hatinya menghangat mendengar kabar itu. Sepertinya memang benar kata Diana dan Icha dia sangat manjur hehehe. "Wahh hebat Lo Bos," "Gila! langsung kembar Bray," Reno dan Cakra tak berhenti meledek Keenan. Sedang Keenan hanya tersenyum tak berniat menjawab, karena senyumannya merupakan jawaban. Itu pertama kalinya Keenan menampilkan senyum manisnya. Yang membuat Diana dan Icha terpesona. "Oh ya Kak jangan bilang Kak Reina ya soal ini,"ucap Diana yang mendapat anggukan dari Keenan. "Pasti Lo berdua nggak usah khawatir, Gue juga nggak mau Dia nekat." "Apasih Na, Kak Kek Kak Kek udah Reina aja kali nggak usah pake embel-embel Kak segala!"protes Icha. "Takut Cha,"ucap Diana cengengesan yang membuat Icha geram. Sedang 3 cowok yang menonton hanya menggelengkan kepalanya. "Gue penasaran sama Kalian,"ucap Cakra membuat Icha dan Diana yang tengah bergurau menatap Cakra langsung. "Apanya?" "Kalian bisa sahabatan tapi selalu beda argumen." "Ohh Keina yang selalu buat kita rukun kak. Kalo nggak ada Kei ya nggak tau deh." "Dia udah kayak Kakak plus Mama buat Gue."papar Icha yang langsung mendapat anggukan dari Diana. Sekali lagi Keenan dibuat terpana dengan sifat Keina yang Icha dan Diana katakan. "Oh ya Kak kalo Lo mau kesana nanti Gue kasih alamatnya,"ucap Diana. "Oke," "Oh ya Gue mau tanya dong Kak," "Lo berubah tambah ehmm.... brutal gara-gara mikirin Kei?"tanya Icha hati-hati. "Iya walau Gue belum pernah ketemu sama Dia. Gatau kenapa Gue ngrasa kehilangan setengah hati Gue. Jadi Gue mati-matian nyari Dia," "Lah si Bos kasmaran Cak. "ledek Reno membuat Cowok berjaket hitam itu menatap tajam Reno yang tertawa. "Sialan Lo!"dengus Keenan. "Gak mungkin kali kalo Kak Keenan belum pernah ketemu Keina. Lah yang ngena-ena Keina kan Kak Keenan"kata Diana dengan polosnya yang langsung mendapat tawaan dari Reno, Cakra dan Icha. "Pinter juga Lo Na,"ucap Icha disela-sela tawanya sambil bertepuk tangan. "Btw Kei pernah bilang ya sama Kalian kalo Gue yang ngamilin Dia,"tanya Keenan setelah tawa lepas Mereka mereda. "Ya iyalah Kak!"jawab Diana dan Icha kompak yang membuat Keenan sedikit mendesis. “Kak Lo pas 'ena-ena' ama Kei kehilangan baju atau apa gitu?" Keenan berpikir mendengar pertanyaan dari Diana.  "Cd Lo Nan ilang nggak?"ledek Cakra yang langsung mendapat tatapan tajam dari Keenan. "Hoodie, hoodie Gue hilang satu. Hoodie yang warnanya item ada gambar bintangnya didada kiri,"ucap Keenan sambil menggambar abstrak hoodienya. "Pantesan Cha!"heboh Diana. "Kenapa?Kenapa?" "Hoodienya dibawa Keina. Buset Keina sayang banget sama hoodienya Kak. Malah sekarang tiap mau tidur make itu terus sampek supek Gue liatnya," Keenan terkekeh sambil disorak-soraki Cakra dan Reno. Gue makin pengen ketemu Lo Kei, dan calon bayi kembar Kita-Keenan "Kei Gue pulang"teriak Icha saat memasuki cafe kecil milik Keina yang ada beberapa pengunjung. "Gausa teriak-teriak Cha. Ada pengunjung juga."ujar Kei lembut. "Bener tu Kei, tu lambe nyinyir banget sih!" "Ya tersetah, eh terserah Gue dong Na!"sewot Icha. "Ngomong aja belum khatam!" "Apa Lo bilang?!"emosi Icha mendengar penuturan Diana. Diana dan Icha itu masalah sepele selalu jadi besar. Ibarat api, kalo kecil tu Mereka lagi ghibah jadi temenan kalo api besar Mereka lagi sensian sama omongan satu sama lain jadi ya gitulah. "Udah diem gausa ribut. Sana makan dulu."perintah Kei. "Ay ay Kapten,"kompak Keduanya lalu berlari keatas menuju meja makan yang selalu sudah Kei siapkan. Diana dan Icha memang pulang , tapi nanti sore setelah membantu Keina. Bahkan sering Mereka pulang larut atau menginap dicafe Keina.  Orang tua Icha dan Diana sudah tau masalah Keina yang mengandung dan Mereka tak masalah dengan itu. Toh Keina juga yang diperkosa. Keina lalu mengantar pesanan pengunjungnya. Dengan hati-hati. "Udah berapa bulaan sayang?"tanya Wanita setengah baya dengan Anak kecil di sampingnya yang mengelus perut Keina yang sudah mulai membesar. "Baru empat bulan Bu," "Kembar ya?kok 4 bulan udah gede aja?" Keina tersenyum sambil mengangguk membuat wanita itu terkejut. "Iya kembar," "Wahh selamat ya. Ngomong-ngomong kenapa masih kerja, suaminya masak nggak ngelarang?" Wajah Kei sedikit berubah, lalu cepat-cepat Kei mengubah ekspresinya. "Ada kok, enggak ini juga nggak berat kok. Cuman buat ngisi waktu luang aja."papar Keina tak lupa dengan senyumannya. "Feri sini elus perut Kakaknya ada adek kembar didalem,"ucap Ibu itu. Anak kecil yang dilanggil Feri itu langsung turun dari kursi dan mengelus perut Keina yang membuat Keina tertawa. "Namanya siapa?" "Feli," Keina terkekeh dengan jawaban Feri yang cadel. Setelah berbincang-bincang sedikit Kei lalu kembali. Menengok Diana dan Icha diatas. Kei terkejut karena Diana dan Icha menghidupkan tv tapi malah terlelap tidur. Kei menggeleng kepalanya lalu mematikan tv dan kembali kebawah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN