….
"Kita pulang ya Kei,"ucap Icha sambil melambai tangan pada Kei.
Kei mengangguk lalu Mereka masuk kedalam taksi. Dan perlahan menjauh dari penglihatan Keina.
Saat Keina mau masuk tangannya di cekal Seseorang yang membuat Kei kaget dan hampir jatuh. Tapi tangan yang mencekal Keina langsung menopang badan Kei.
Keina buru-buru memperbaiki posisinya. Lalu melihat secara jelas siapa orang itu. Keina langsung membulatkan matanya saat tau siapa orang didepannya.
"Ngapain disini?"ucap Keina ketus.
Keenan, ya Keenan yang menemui Keina.
"Maafin Aku. Aku bener-bener khilaf Kei,"
"Nggak butuh maaf Lo. Sekarang mending Lo pergi dan jangan temui Gue lagi. Gue enek liat muka Lo,"kata Kei merubah panggilan ‘aku, kamu’jadi ‘gue, lo’
Keina lalu akan menutup pintu, tapi kalah cepat karena kaki Keenan sudah lebih dulu menjanggal pintu agar tak tertutup.
"Aku mohon Kei plis maafin Aku,"
"Nggak. Awas kakimu atau Gue jepit!"ancam Kei sedikit membentak.
Keenan lalu menyingkirkan kakinya dari pintu pasrah. Keina langsung buru-buru menutup pintu.
Baru pertama Nan, pasti besok bisa. Semangat Keenan.-Keenan
Kei langsung menutup pintu dan bersandar dibelakang sebaliknya dengan Keenan. Keduanya sama-sama terdiam dengan perasaan masing-masing.
…..
Pagi pagi sekali Icha dan Diana sudah sampai cafe. Yaa karena hari ini hari Minggu tentunya.
Dan Keina memilih meliburkan cafenya hari ini. Entah kenapa Dia sangat ingin bermalas-malasan.
"Keiiii!"
"Icha bisa nggak suaranya dipelanin dikit?"
"Tau tuh, ngomong kek toa mesjid aja!"sahut Diana.
"Ya maaf,"ucap Icha.
"Halo keponakan Tante, baik-baik disanaa yaa, jangan nyusahin Mama, pasti besok bakal cantik kek Tante yang aduhai,"ucap Diana sambil mengelus perut Keina.
Keina hanya terkekeh karena itu sudah biasa Icha dan Diana seperti ini. Jadi Kei biarkan saja.
"Ya kayak Keilah masak kek Lo sih!"protes Diana.
"Suka-suka Gue dong"balas Icha.
"Ya gabisa gitu lah!"
"Bisa aja!"
"Nggak bi…"
"STOP GUYS anak Gue eneg liat Kalian ribut terus,"
"Ahh iya iya Kei maaf maaf,"
"Baik-baik disana sayang,"ucap Diana sambil mengelus perut Kei.
"Oh iya Aku mau tanya,"
"Tanya apa Kei?"
Kei lalu mendudukan dirinya di sofa.
"Kemarin Keenan kesini. Kalian yang ngasih tau?"
"Iya Kei. Sorry. Tapi Kita nggak ngasih tau Kak Rei kok Kei."ucap Diana lirih takut Kei marah.
"Lagian itu akal-akalan Icha,"lanjut Diana sambil menunjuk Icha yang bersandar dibahu Kei.
"Apa-apaan Lo nuduh Gue. Lo juga sama. Anjir Lo nuduh-nuduh gue."protes Icha plus emosi.
"GUYS UDAH BER.HEN.TI, Aku cuman nanya kok malah ribut sih,"kata Kei menatap keduanya bergantian.
"Dia tu,"tunjuk Diana pada Icha.
"Ehh Lo lah masak Gue!"sanggah Icha.
"Udah yaampun kalo besok kesini cuman mau ribut Aku usir ya."-Ancam Kei
"Eh jangaan dong Kei,"
"Iya jangan dong Kei kan baik,"
Keina menghela nafas berat mendengar keduanya merengek memeluk dirinya dari samping.
"Aku gamarah Na, Cha. Aku sebenernya bersyukur Dia mau kesini. Berarti Dia mau tanggung jawab. Tapi Aku belum yakin bisa nggak nerima Dia,"jelas Keina membuat Icha dan Diana semakin memeluknya.
"Kei Lo pasti bisa Gue yakin. Lo tau nggak kemarin Dia hampir bunuh cowok yang ganggu Dia. Buset dah tu anak brutal banget sekarang."jelas Icha.
"Brutal?"
Icha mengangguk.
"Hahaha brutal apanya Cha Dia aja ngomongnya baik, lembut banget pas kesini."ucap Kei tak percaya dengan omongan Icha.
"Hahh masak sih Kei. Lo nggak bohong?"kaget Icha.
"Ya nggak lah Na ngapain Aku bohong. Amit-amit ada anak Aku."
"Kok Lo oon banget sih Na. Keenan tambah brutal kan gara-gara nggak nemuin Kei. Ya pasti lah sama Kei beda."sahut Icha.
"Aku?"tunjuk Kei pada dirinya.
"Iya Kei Lo,"
"Oh ya kemarin Kak Rei ngungkapin perasaannya ke Kak Keenan Kei"ujar Diana membuat raut wajah Kei jadi aneh.
"Maksud Kamu Na?"
"Kak Rei suka sama Kak Keenan"
Keina menegang ditempat.
“Cha, yang Kamu bilang dulu Kak Rei suka sama Dia itu beneran?”serius Kei.
Dulu Icha pernah memberitahu gosip tentang Reina pada Kei. Kei masih ingat tapi tak menyangka Kakaknya memang sangat mendambakan cowok itu.
Aku harus gimana?-Keina
"Udah Lo tenang aja Kei. Keenan pasti milih Lo, Gue yakin 100%,"ucap Icha sambil menepuk-nepuk punggung Kei berusaha menenangkan.
Tok tok tok
Suara ketokan pintu mengganggu ketiganya membuat Icha langsung berdecak.
"Siapa?"tanya Diana.
“Goberfood,”asal Icha membuat Diana meremas jemarinya dihadapan Icha menunjukkan rasa kesalnya.
"Nggak tau lah Na kan belum dibuka,"sahut Keina.
"Bentar Aku buka dulu,"
Keina lalu meninggalkan Icha dan Diana yang asyik menonton sinetron.
Keina membuka knop pintu. Lalu membeku ditempat.
"Pagii,"sapanya.
"Ngapain kesini?"dingin Kei.
"Ayolah Kei Aku minta maaf. Aku bener-bener khilaf. Aku mau tanggung jawab beneran."ucap Keenan yakin dengan nada serius.
"Kak Rei?"Keina lalu menutup mulutnya yang lancang sekali.
"Kamu tau darimana?"tanya Keenan mengangkat alisnya.
"Halooo Kakkk,"sebuah penampakan tiba-tiba nongol dari balik pintu.
"Ngapain Lo kesini ?"sinis Keenan, ganggu aja Icha tuh kerjaanya. Banyak dosa makanya tuh.
"Ya main lah,"jawab Icha yang diangguki Keenan ‘Bukan itu maksud Gue hayati!’-batin Keenan.
"Gue mau ngomong sama Lo,"ucap Keenan lalu seraya menarik tangan Icha dari sana.
Tiba-tiba tangan Keenan dipukul yang membuat tarikan tangan Keenan ke Icha terlepas.
"Anj…"
"Mau bilang apa?"tantang Kei mendengar kata depan Keenan.
"Enggak,"jawab Keenan pasrah.
Sedang disisi lain Icha sudah menahan tawanan melihat ekspresi Keenan.
"Ngomong disini aja,"kata Kei.
"Nggak bi.."
"Yaudah yuk Cha,"ucap Kei lalu menggandeng Icha masuk kedalam.
"Iya iya Aku ngomong disini,"pasrah Keenan seraya menarik tangan Kei untuk kembali.
"Cieee yang aku-kamuu,"ledek Icha yang langsung mendapat tatapan tajam dari Keenan, tapi malah nggak takut karena dirinya merasa ada pelindung, yaitu Kei.
"Matanya dijaga!"ketus Kei yang langsung mendapat desahan dari Keenan.Namun membuat Kei menahan tawanya dalam dalam.
Bisa apa Gue-Keenan
"Cepet ngomong apa ditinggal?"ancam Kei.
"Lo-lo yang bilang soal Reina ya?ngaku Lo!"ucap Keenan sambil menatap Icha yang menyenderkan kepalanya di bahu Kei.
"Iya Kak hehehe"polos Icha sambil menampilkan pose peacenya.
"Lo hehh,"ucap Keenan sambil menggeram kesal.
"Apa ?!"tantang Kei.
"Gapapa,"
Diam-diam Kei tersenyum saat sadar perubahan Keenan ke Dia bener-bener nyata.
"Udah sana pulang,"usir Kei.
"Yah Kei maafin Aku sekali aja kasih kesempatan Aku buat nebus dosaku,"
"Enggak ,udah sana pulang."usir Kei dengan mengibas-ibaskan tangannya didepan Keenan.
Keenan lalu menaiki motornya sambil menoleh pada Kei berharap Dia akan mencegah Keenan pergi.
Tapi nyatanya Kei tetap membiarkan Dia pergi dengan motor lakinya.
Ngalamat pergi Gue-Keenan