007

1199 Kata
“Drama juga dibutuhkan didunia nyata, biasanya untuk menutupi kebohongan yang bakal terbongkar juga” "KEIII I AM COMINGGG!!!"suara Icha menggema di rumah plus cafe kecil Keina, yang baru beberapa hari Ia tinggali. "Nggak usah teriak segala kali Cha,"sahut Keina yang turun dari tangga. "Kenapa?suara Gue merdu kan,"pd Icha. "MERUSAK DUNIA!"kompak Diana dan Kei yang membuat Icha cemberut sok marah. "Gue ngambek nih!"ujarnya. "Ngambek tinggal ngambek Cha gausa bilang-bilang"kata Diana lalu tiduran di sofa sambil memainkan ponselnya. "Gue bilangin Reno nih ya,"ancam Icha sambil pura-pura mencari nomor sang kekasih. "Aduin aja sono ngga takut Gue, cuman sama gengnya Reno hah siapa leadernya Ken-eh sorry sorry Kei gak sengaja," Diana reflek menutup mulutnya dengan kedua tangannya.  "Makannya jadi orang tuh gausa banyak bacot Na,"ucap Icha sengit. "Ngaca Mbak," Flaskback Tanpa pikir panjang Kei mengambil amplop itu lalu menyambar koper besar miliknya dan melangkah keluar dari rumah yang terlarang baginya. Kei bimbang kemana tujuannya? Dia tak punya siapa-siapa lagi. Langkah Kei lalu terhenti ada satu satu kata yang terlintas di pikirannya yaitu SAHABAT. "Jadi Lo-?" Kei mangangguk. sekarang Kei ada  di taman yang biasa Ia, Icha dan Diana singgahi untuk melepas penat. Kei sudah bercerita tentang apa yang Ia alami. Dari kejadian itu sampai saat Dia di usir dari rumah. "Hei denger Kita ini sahabat, sahabat selalu ada buat Lo. Gue sama Icha nggak merasa jijik sama Lo. Gue sama Icha ngerti yang Lo rasain. Sekarang tumpahin isi hati Lo. Kita ada disini buat Lo Kei,”jelas Diana. Setetes air mata jatuh membasahi pipi Kei lalu perlahan-lahan tetesan itu menjadi aliran, yang menyesakkan d**a Keina. Yang membuat Keina terisak. Yang membuat Kei tampak lemah dihadapan kedua sahabatnya. Tapi persetan dengan image nya. Dia sudah lelah.  "Aku harus apa Na, Cha. Kenapa Tuhan seakan membenciku, dengan memberi sejuta cobaan. Na, Cha Aku lelah. Ingin rasanya Aku menghilang."Icha dan Diana saling diam meresapi kata demi kata yang Keina ucapkan. "Jika boleh memilih Aku milih nggak dilahirin di dunia ini daripada Aku harus menanggung cobaan seberat ini. Tapi Aku rasa terlalu gak tau diri sama Tuhan kalo sampek bilang seperti itu." "Aku juga pengen disayang,Aku pengen Papa jadi  lelaki pertama yang nglindungin Aku, Aku pengen belanja di mall sama Kak Rei dan Mama,Aku pengen Kita makan bareng, Kita tertawa bareng. Tapi kenapa cuma Reina?Kenapa cuma Reina yang diperhatiin?" Keina sudah tak bisa membendung tangisan dan juga kesabaran yang Ia pendam, jebol sudah pertahanannya. Icha dan Diana mulai berkaca-kaca. Mereka memang sahabat Kei tapi Mereka nggak tau seberat ini beban yang Kei pikul. "Aku selalu nampak tegar di depan Kalian. Tapi hati Aku rapuh. Aku selalu diam saat Papa nampar Aku, Aku selalu diam saat Mama jambak rambut Aku. Supaya apa?supaya kekecewaan Mereka terhadap Aku perlahan menghilang. Tapi sepertinya persepsi Aku salah. Mereka tambah buas," "Seperti monster." Kini isakan Keina sangat keras, untung saja taman sepi. Icha dan Diana langsung memeluk Kei. "Kita bakal selalu ada buat Lo Kei, Gue janji"kata Diana. "Cuman Kalian yang ngertiin Aku, Aku gak tau apa yang bikin Kalian masih mau sahabatan sama jalang kek Aku,"ucap Kei. " Kei!jangan pernah bilang dirimu jalang. Lo bukan jalang Kei. Si b******k itu yang mulai duluan!"ucap Icha tak terima dengan perkataan Kei. Setelah menumpahkan semua sesak hatinya. Diana membawa Kei kesebuah ruko kecil milik tetangganya. "Ini rukonya Kei,"ucap Diana. "Berapa perbulan?" "Belum tau, ntar Gue tanya ke tetangga Gue. Kei?”tanya Diana menatap Kei yang bermata sembab yang sedang menatap ruko didepannya antusias. "Apa Na?" "Lo beneran mau tinggal disini?" "Iya kenapa nggak, rumahnya juga udah komplit kok barangnya jadi nggak usah repot-repot mau beli,"kata Kei. Kunci ruko tersebut dipegang oleh Diana, karena tetangganya sedang mudik dan menyerahkan pada orang tua Diana dan orang tua Diana menyerahkan pada Diana. "Tapi keknya sewanya mahal deh Kei," "Gak apa Na, lagian Aku juga masih punya uang tabungan. Cukuplah buat 3-5 bulan kedepan," "Trus setelah itu, mau bayar pake apa?daun?"sahut Icha yang mendapat pelototan Diana. "Ya nggak lah nanti tokonya Aku modif biar rame,"senang Kei. "Modif apaan?"kepo Diana. "Belom tau"jawab Kei asal. "Yang penting biar rame"jelas Kei yang membuat Diana dan Icha manggut-manggut. "Oh ya kalo Kak Rei atau disiapapun tanya soal Aku, jangan pernah bilang tentang Aku. Siapapun itu." "Kenapa Kei?"kepo Diana. "Aku gak mau ngerasain hidup kelam lagi Na, Cha." Flashback off "Ehh Kei tadi Kak Rei nyamperin ke kelas, nanyain Lo,"heboh Icha. "Trus?"kepo Kei. "Trus, ehmm a-anu," "Lo berdua gak bilang tentang Aku kan?"interogasi Kei yang dijawab gelengen Mereka. "Ya gak lah Kei, tapi…."gantung Icha. "Tapi apa?" "Tapi tadi Gue bilang Lo jalang Kei sorry ya sorry banget Kei Gue gak niat kok bilang kek gitu suwer,"Icha menunjuk pose peace dengan kedua jarinya. "Keceplosan aja,"lanjut Icha lirih. Alih alih marah Keina tertawa sampai mukanya merah. "Ya terus kenapa?kan Kalian cuman akting biasa aja kali." "Hehehe maaf ya kei"ucap Icha cengengesan. "Santai Cha btw bantuin Aku menata meja kursi dong,"pinta Kei. "Emang jadinya Lo mau buka apa?"tanya Diana sambil melihat sekeliling yang sebagian sudah bersih dan rapi. "Cafe kecil-kecilan, sekarang lagi hits-hitsnya cafe buat pacaran," "Oiya bener juga tu,"dukug Icha. "Udah yok bantuin Aku natain tempat ini,"ucap Kei sambil mengedarkan pandangannya pada calon cafenya.  "Ay ay bumil gaboleh kecapean nih," "Bener tuh, gas Na,"kata Diana semangat membuat Kei terkekeh. "Sip Na," Diana dan Icha lalu sigap meletakkan tas dan memutar musik sekencang-kencangnya agar pekerjaan mereka tak terlalu serius. Emang cuma Kalian yang bisa buat mood Aku baik. Cuman Kalian keluarga Aku. Aku bersyukur Kalian ada di perjalanan hidup Aku yang kelam. Terkadang seorang sahabat lebih tau diri kita daripada keluarga ataupun saudara kita sendiri'…."Yang,"panggil Reno pada Icha."Apa?""Kamu beneran benci sama Kei?"Icha meletakkan sendoknya yang Ia gunakan untuk menyuapkan bakso kedalam mulutnya jengah pada pertanyaan sang kekasih.Jujur saja dari kemarin saat Reina masuk kelas, kuping Icha dan Diana tak pernah tenang dengan pertanyaan, komentar maupun sanjungan pada mereka berdua."Bisa gak gausa ngomongin  itu,"ucap Icha dengan wajah sedatar-datarnya."Iy-iya deh lanjut makan baksonya,"ucap Reno meringis.Memang Reno and gengnya terkenal bandel, cool, balapan liar bahkan sampai tawuran tapi yaa tau sendirilah ya preman takut istri. Ya kayak si Reno ini."Bener kata Lo Nan"Saat ini Reno, Cakra dan Keenan sedang berada di base camp. Memang tak hanya mereka bertiga karena hampir semua cowok sma yang bandel, urakan bakal masuk geng yang Keenan pimpin.Walaupun begitu Keenan hanya akan bercerita pada Cakra dan Reno tentang masalahnya.Keenan dan Cakra menoleh pada Reno yang sedang menghidupkan rokok."Apa?""Icha udah nggak peduli lagi sama Kei,""Gue udah bilang Ren,"kata Keenan tak kaget."Sorry,"lirih Reno.Keenan yang sedang menyesap rokoknya menoleh lagi pada Reno."Buat?""Buat pacar gue,""Gue emang benci sama sama pacar Lo setelah tau kelakuannya. Tapi Gue gak nglarang Lo buat pacaran sama Dia. Nggak usah diputusin,""Kenapa?""Lo sahabat Gue Ren, Gue tau Lo susah move on dari Liana. Gue gak bakal ngancurin kebahagiaan Lo,"papar Keenan."Trims Nan,"Keenan menatap Reno lalu mengangguk mantap. Lalu kembali lagi menyesap rokok ditangannya dengan tatapan kosong.Cakra yang melihat Keenan berubah sedikit kasihan. Keenan memang perokok, tapi hanya kadang bahkan saat Reno atau Cakra menyodorkan satu bungkus Dia hanya mengambil satu lalu tak mengambil lagi.Tapi Keenan yang dulu Ia kenal sangat tegas dan dingin berubah menjadi sosok monster yang gampang marah. Dan tak segan-segan Keenan menghabiskan satu bungkus rokok hanya untuk dirinya.Gue bakal bantu Lo Nan, nemuin Kei- batin Reno
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN