Goda Tetangga

1252 Kata
“ Sudah Ayah. Adek dibelikan ini juga,” ungkap Selyn seraya menunjukkan lollipop berbentuk bundar dengar warna-warni yang cantik. “Wah cantiknya! Sudah bilang terima kasih sama Bunda?” “Iya.” Jika dilihat dari perlakuan Kiral saat itu, seolah tidak ada yang salah pada rumah tangga mereka. Keduanya benar-benar sepakat tak ingin menunjukkan perselisihan mereka di hadapan sang buah hati. Nafia tampak membereskan meja yang ada di sisi Kiral. Di mana di sana ada beberapa barang pribadi Kiral. Termasuk juga ada gawainya. Kebetulan saat itu benda pipih tersebut tampak menyala. Dan Nafia melirik siapa yang menelepon suaminya. Dan ternyata itu adalah Perin wanita yang menjadi pesakitan untuk Nafia. Wanita itu tampak menimbang-nimbang sesuatu, mungkin biar tidak berpikir apa yang harus dilakukan. Sikap awal perusahaan CD tersebut mati dan telepon genggam tersebut kembali mati. Namun tidak beberapa saat benda tersebut kembali hidup dan menampilkan panggilan dari Perin. Akhirnya Nafia memberanikan diri mengangkat penjualan tersebut, akan tetapi Ia hanya diam tidak mengucapkan sepatah kata pun. Kiral yang melihat kelakuan istrinya lantas merasa curiga. “sayang panggilan dari siapa?” saya kira dengan lembut dan tentu saja hal tersebut didengar langsung oleh teori. “Telepon dari pacarmu Bang,” jawab Nafia terdengar sedikit sinis. “Kamu kenapa lagi sih? Makanya kita jangan bertengkar lagi?” “Aku enggak mengundang pertengkaran antara kita kok Bang. Tapi yang nelpon memang sudah punya pacar kamu. Nih lihat kalau enggak percaya!” Biarkan menyerahkan telepon seluler tersebut kepada Kiral. Tentu saja hal itu membuat kira salah tingkah. Sementara itu Perin yang berada di ujung sana merasa semakin bimbang. Ia ingin marah namun Ia juga malu dengan perkataan dari Nafia. Bagaimanapun Perin adalah wanita terpelajar dan dia tentu tidak akan terima jika harga dirinya diinjak-injak. Meski begitu tampaknya Perin tidak begitu saja menyerahkan Kiral pada istri saya. Biarkan masih ingin mempertahankan hubungannya dengan Kiral. Sepertinya sekarang minyak menjadi sangat kuat. Sepertinya ia merasa tertantang oleh kata-kata dari Nafia. Gerak sendiri tanpa bingung. Dia hanya terdiam menatap layar ponsel yang ninja s itu masih menyala. “Kenapa Bang,? Aku enggak bohong kan pacar kamu. Kayak gitu Bang. Biasa aja jaksa dan berhati kalau kalian mau teleponan lanjut aja aku juga mau tidur.” Sedingin itu cara Nafia memperlakukan Kiral saat ini. Jauh berbanding terbalik dengan masa dulu. Dulu iya bisa saja habis dimarahi Nafia ketika ia menemukan sebuah kejanggalan. Namun saat ini semua itu sudah tidak ada lagi. Dekapan hangat ketika bersama kini sudah tak terasa lagi. Tawa riang yang biasanya menghiasi kini menghilang bagai ditelan alam semesta. Ke mana? Ke mana kebahagiaan itu pergi mendengarkan kebersamaan. “Udah, ya, Fia. Teleponnya ditutup aja, kita bicara empat mata dulu,” pulang ntar Kiral berusaha meyakinkan Nadia bahagia memilih Nafia. “aku punya ide bagus gimana kalau kita ngobrolnya bertiga. Sama kamu juga pacarnya suamiku!” kalimat terakhir yang diucapkan Nafia terdengar sangat menyeramkan. “Nah kamu apa-apaan sih!” Kiral tampak panik. Salah lihat kita ingin ada perseteruan yang terjadi diantara kedua wanita yang saat ini berada di hidupnya. “Kenapa Bang, bukannya Kamu mau semuanya clear? Aku cuma mau ngobrol sama calon maduku!” “ayo dong ini bukan saatnya kita main-main lagi. Aku juga lagi dalam keadaan sakit nah aku mau serius.” Tut! Tut! Ferry menutup telepon itu dengan sangat kesal. Iya tidak terima karena sudah udah di rendahkan oleh Nafia sekaligus ditantang. Perintah tersulut oleh ayahnya sendiri. Dia membanting telepon genggam nya ke lantai membuat Faruk yang berada di sampingnya terkejut. Benda tersebut hancur berderai. Sementara tubuh biarin mulai bergetar akibat lonjakan energi yang ada dalam tubuhnya. Faruk mencoba menenangkan temannya tersebut, akan tetapi tetap saja biarin tidak bisa menguasai dirinya laagi. Iya berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke arah kamar kira l. Sesampainya di depan pintu ruangan rawat Kiral beril mukanya dengan sangat kasar. “Brak!” “Wanita jalan kau! Kau kira kau siapa sudah bisa merendahkan saya!” bentak perin pada Nafia dan juga Kiral yang terlihat masih memperdebatkan hal tersebut. “Ada pacarnya Kiral ternyata. Berhubung kamu udah datang ke sini gimana kalau kita mulai aja diskusi ini langsung.” “Wait, karena kamu ada di sini Perin tolong bawakan aku ya ke depan bentar aku mau ngobrol sama mbak berdua,” sambung Nafia berucap pada paruh yang tampak berdiam diri seperti kartun. “Nafia kamu apa-apaan sih!” Kiral mencoba untuk menghentikan apa yang dilakukan oleh istrinya. “Diam kamu kira!” Wush! Nafia berhasil menghindari serangan dari tangan lentik milik dari Perin. Untung saja saat itu terjadi Faruk sudah membawa Selyn untuk keluar dari kamar tersebut, akan tetapi sepertinya pertengkaran tersebut akan terasa sangat sulit. Membiarkan terlihat sangat mempertahankan hubungannya dengan Gerald. Saat ini aku benar-benar tidak ingin berpisah dari pria yang sudah beristri tersebut. “Kamu ngapain kesini, Pe,” ujar Gerald menatap tajam ke arah perin. “bukannya aku udah bilang ke kamu enggak bisa pergi gitu aja dari aku. Kamu harus bertanggung jawab atas apa ya udah kamu lakuin sama hidup aku. Kemarin kamu bilang akan menceraikan wanita ini, mana buktinya!” balas kek perin terlihat tidak ingin kalah. “Wow kisah percintaan kalian cukup rumit ya. Kini kalian berdua memang benar-benar cocok!” sambung Nafia dengan nada yang sinis seolah jijik. “Wanita gantung diri mending lu urus perceraian kalian sekarang juga, Kiral itu udah bosen banget sama lu. Makanya dia lari ke gua!” “oh ya, sekarang gini aja deh kan yang bikin masalah nih kalian yang mau aku cerai kalian kenapa enggak kalian aja yang mau semuanya aku tinggal terima jadi gimana?” “Sombong banget lu jadi cewek!” “Wow kamu bisa ngatain aku sama orang sementara kamu sendiri lupa sama dirimu dan semua perbuatanmu. Enggak malu ya sama jabatan tahta dan juga nama kamu di luar sana, enggak takut kamu semuanya nanti ilang gitu aja karena apa yang kamu lakuin sekarang itu salah besar.” “Enggak usah sok-sokan ceramah di depan gua dasar cewek sok suci lu!” “X tunggu dulu kita berdua memang beda banget aku memang suci aku dinikahin secara sah dan halal dan setiap bersentuhan juga hubungan kami itu sah dan dapat pahala, sedangkan hubungan kalian hanya akan menimbun dosa.” Wush! “UPS! Kenapa kamu makan perahu lagi sorry cewek kotor kayak kamu enggak pantas untuk badan aku barang seujung kuku pun!” “Kurang ajar lu!” bentak Perin yang merasa tidak terima dengan perkataan Nafia. “Jangan teriakan kesalahanmu pada orang lain. Kamu itu katanya Be pendidikan. Sayangnya kamu enggak punya perilaku yang baik,” balas Nafia tak kalah sengit. Wanita itu tampak sama-sama tidak ingin mengalah dengan pendapatnya masing-masing. Nafia dan Perin sama-sama merasa keduanya tidak salah sama sekali. Pertengkaran itu semakin lama semakin jelas terdengar hingga keluar ruangan. Kiral mencoba melerai keduanya namun tidak berhasil. Hingga akhirnya Faruk pun datang bersama Selyn. “Ada apa ini! Kenapa kalian berdua kayak habis g?” tanya Faruk penasaran. “Perin jangan bilang kamu bikin ulah lagi di sini!” seru Faruk ia tampak tak terima melihat Nafia begitu kusut akibat pertengkaran dari keduanya. “Kapan sih lu ngapain lu datang ke sini gua belum selesai!” sergah Perin seolah tidak terima dengan apa yang dikatakan Faruk terhadapnya. Faruk jelas saja membela Nafia ia tidak akan membiarkan wanitanya disakiti oleh siapa pun. Ia tahu kalau itu sebenarnya bukanlah dia. Melainkan hak Kiral sebagai suami dari Nafia. Sayangnya Kiral sendiri pun terlihat bingung harus berpihak kepada siapa. Meski ia sudah memutuskan untuk berpisah dari Perin. Namun, tetap saja ketika berhadapan dengan wanita itu akan keputusannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN