Hari ini, aku mengajak Anna ke fakultasku sesuai dengan permintaannya kemarin. Dia bilang, dia ingin sekali melihat kondisi fakultas, juga bertanya lebih lanjut tentang bagaimana dulu kakaknya ditemukan. Selain itu, Anna juga ingin melihat tata letak fakultas, barangkali dia mendapatkan clue lain. “Aku cocok nggak ya, jadi mahasiswa pasca?” tanya Anna, lebih terdengar seperti bertanya pada diri sendiri. “Sudah aku bilang, kamu cocoknya jadi anak SMP.” Anna berhenti, lalu menatapku sewot. “Makasih, aku anggap itu pujian. Berarti wajahku baby face.” “Kalau kamu anggap itu pujian, harusnya wajahmu senang, bukan malah ditekuk begitu!” Anna tak menangapiku lagi, dan mulai berjalan mendahuluiku, sambil sesekali menatap sekeliling. Saat in