Pendapat Aulia

1644 Kata

Andhini masih sibuk dengan sang cucu di kamar Ara. Ia bahkan enggan meninggalkan Ara barang sedetik pun. Rasa rindu dan cinta kini memuncah jadi satu. Setiap saat Andhini mencoba mengajak cucunya berbincang. Berharap sang cucu memberikan respon yang baik. Tersenyum misalnya, atau tertawa. Atau hanya sekedar mengeluarkan suara kecilnya pertanda ia membalas sikap sang nenek. Tapi sayangnya, Ara diam saja. Ara terus menatap wajah sang nenek namun seakan ia bingung dan heran dengan siapa saat ini ia berada. Berbeda ketika Ara berada di tangan sang ibu, Ara malah tersenyun dan tertawa lepas. Andhini merasa sedikit sedih, namun ia bisa memaklumi sebab ia sangat jarang bertemu dengan Ara. Sementara di luar kamar, Rayhan sudah tidak berada di rumah lagi. Ia sudah pergi bertugas. Sebelumnya Ray

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN