Surprise Pramudia

1024 Kata
Setelah seharian berkutat di meja kantor menandatangani berkas yang menumpuk, tiba - tiba aku ingin sekali memberi kejutan untuk istri tercinta. Mungkin aku akan membawanya ke suatu tempat terindah dekat pantai yang dihiasi lampu dan bunga mawar kesukaan istriku, menatap indahnya deburan ombak di iringi lagu romantis cinta luar biasa dari Admesh Kamelang Sengaja ku abaikan ketika istriku menelpon agar ia cemas. Tepat jam 8 malam kuculik ia dengan membungkam mulutnya dan menutup matanya agar tidak ketahuan. Sebenarnya aku sendiri tidak tega melihat ketakutan diraut wajahnya yang cantik. Mencoba meronta namun akhirnya pasrah juga. Terdengar dari mulutnya doa yang ia panjatkan membuatku merasa bersalah, namun itu semua demi surprise untuknya. Semoga saja dia tidak marah karena kelakuanku yang konyol ini. Hawa dingin menyeruak, desiran ombak berhamburan kerlip lampu dan bintang dilangit menjadi perpaduan indahnya malam ini. Didekatnya meja yang berisi makanan kesukaan kami berdua dengan lemon tea hangat membuat tak sabar ingin segera menyantap. "Sebenarnya siapa kamu, apa mau kamu hah?" Teriakan istriku yang memekakan telinga membuat wajahnya terlihat sangat lucu. Ku biarkan mengoceh, hingga aku mengecup lembut bibirnya. "Dasar pria b******k, apa mau kamu jangan coba - coba menyentuhku, awas saja kamu kalau sampai suamiku tahu kamu akan di cincang habis, cepat lepaskan aku" Semakin memaki semakin aku menyukainya dan ingin tertawa, begitu galaknya istriku ini. "Aku hanya ingin bercinta dengan mu wahai istriku, surprise..." Ku buka tutup matanya dan memeluknya. "Maafkan mas honey, love you gimana kamu suka tempatnya" bisikku mengeratkan pelukan. "Sayang, jadi ini semua ulah kamu, kamu tega sekali sih mas aku hampir mati ketakutan" Aku sadari karena ulahku istriku marah besar, ia menangis tersedu di dadaku meluapkan kekesalannya. Ku kecup kening dan bibir mungilnya ku coba mengalihkan kemarahannya dengan membuatnya menikmati setiap sentuhanku. Aku sangat bahagia akhirnya istri ku terbuai, kami pun bercinta dibawah sinar rembulan, rasa dingin berubah menjadi hangat karena aktifitas panas kami. Aku selalu berjanji pada diriku sendiri untuk senantiasa memberikan kebahagiaan untuknya. Pov Danu Hidup memang pasang surut, kini aku berada di titik paling bawah. Perusahaan yang kurintis dari nol bersama Fitri mantan istriku yang ku buang ke hutan, kini diambang kebangkrutan. Hutangku dimana - mana, kalau sudah begini aku jadi teringat Fitri dan menyesali semua yang ku lakukan kepadanya karena kalau Fitri masih disampingku dalam keadaan terpuruk ia akan selalu mendukungku. Sangat jauh berbeda dengan Risna dia malah pergi entah kemana, membuatku ku marah. Dimatanya kini aku hanyalah pria lemah tak berguna karena diotaknya hanya materi semata. Pantas saja dia nggak mau ku nikahi karena emang agar dengan mudahnya mencampakkan ku seperti saat ini. Ada yang aku sangat sesali, tadinya aku ingin sekali mendekati Fia istri klien ku, namun dengan keadaanku seperti ini mana mungkin ia mau denganku. Tuhan emang maha adil, mungkin ini adalah bukti murkanya karena kelakuan ku mendzolimi Fitri yang mungkin kini sudah tenang dialam sana. "Maafkan mas Fitri, mas sangat menyesal" Tangisku pun pecah, walau aku seorang pria namun jika masalahku terlalu besar begini hanya air mata yang membantuku menenangkan hati ini. Kucoba menghubungi Risna karena dalam keadaan begini aku butuh seseorang untuk menjadi teman curhatku. Dan aku benar - benar hampir frustasi tatkala ponsel Risna tidak bisa dihubungi malah operator bilang diluar jangkauan. Hatiku sangat kalut, fikiran pun bingung cobaan hidup kini datang bertubi - tubi, mulai dari uang perusahaan yang dibawa kabur staf kepercayaanku, tega sekali dia banyak gaji karyawan yang belum ku bayar, bahkan kini para investor menarik sahamnya, mereka sudah tak percaya lagi padaku. Ingin rasanya aku mengakhiri hidup saja, terdengar konyol memang dengan keputus asa an ini. "Tuhan ampuni hamba.., hamba benar - benar khilaf dan selalu lalai bahkan hamba telah lupa dengan yang namanya sholat, hamba memang pantas engkau murkai" Tangisku pun pecah terasa sesak d**a ini, kini yang bisa kulakukan hanya bersimpuh dan bersujud memohon ampunan sang pencipta. Terbersit difikiranku sepintas, ah di lemari mungkin ada barang berhargaku atau punya Risna yang ketinggalan, ku acak dan ku keluarkan isi lemari yang acak - acakan, namun aku memicingkan mata curiga dengan bungkusan semacam serbuk. Ku cium aroma yang menyengat membuatku terbatuk. "Apa ini..?, seperti jamu atau semacamnya, jangan - jangan ini jamu anti hamil lagi, atau..ah gak penting juga sih, tapi aku sangat penasaran apa ini, jangan bilang ini adalah racun, tapi bentar kok ada tulisannya kaya mantra gitu, ah mending aku bakar sajalah" Aku pun keluar kamar menuju halaman belakang rumah lalu kubakar bungkusan beserta tulisan yang seperti mantra itu, secara tiba - tiba api membesar padahal yang dibakar itu hanya serbuk dan kertas kecil. Terdengar suara jeritan memilukan membuatku terkejut ku edarkan pandangan kesetiap sudut halaman namun tak ada siapa - siapa. "Ah mungkin ini adalah cuma halusinasi orang frustasi sepertiku saja" gumanku Angin pun bertiup kencang seperti ada gempa yang mengguncangkan rumahku, aku terkesiap kini hanya ketakutan yang ku alami, sebisa mungkin kulafalkan do'a, akhirnya angin kencang pun berhenti. Entah aku tidak tahu pertanda apa itu yang jelas semua terjadi di bawah nalarku. Setelah semuanya kurasa aman, aku pun masuk kedalam rumah, ku ambil wudlu dan melaksanakan sholat, ku menangis sejadi - jadinya ku bertaubat dan pasrahkan semuanya kepada yang maha kuasa, semoga ada jalan keluar buatku. Terasa berkurang sesak dan penat di d**a ini, terima kasih tuhan engkau telah menyadarkan ku dari kesesatan hidup, engkau masih bisa memberikanku kesempatan untuk memperbaiki semua ini. Dalam keheningan terdengar ketukan pintu, bergegas ku keluar menyibak gorden penasaran siapa yang datang bertamu malam begini. Terlihat seorang wanita dan pria yang sedang berbincang memunggungi kaca jendela rumah ku, lama ku perhatikan tapi tak kunjung aku mengetahuinya, ku beranikan diri membuka pintu dengan perlahan, aku takut tiba - tiba mereka menyerang ku, walau aku tahu itu tak mungkin. Kreet Pintu ku buka, dan tak kalah terkejutnya aku ketika melihat dengan yang ada dihadapanku kini, mata ku melotot, mulutku menganga kaget dan tak percaya dengan apa yang kulihat kali ini. "Kamu..." "Ya, ini aku.." "Kamu masih hidup, atau.." "Mati.." "Tidak semudah itu, mas Danu kenapa kamu malah bengong, aku ini tamu loh.., masa tidak diajak ke dalam" Wanita yang selama ini aku lukai kini kembali. Wah - wah siapa sih wanita ini, simak terus ya setiap episode nya selalu bikin penasaran. Ditunggu coment nya... ya makasih ????????
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN