Bab 13

1508 Kata

“Kamu berjanji akan mempercayaiku apapun yang akan kukatakan nanti?” tanyanya. Pupil hitamnya memandang lekat kedua netraku. Aku mengangguk. Karena hanya itu pilihannya. “Jika yang kukatakan itu membuatmu terluka, apakah kamu masih bersedia menjadi istriku?” pertanyaan berikutnya membuatku takut. Hati semakin menerka-nerka sejauh apa hubungan mereka dulu. Aku kembali mengangguk. Dia menarik napas panjang sebelum memulai cerita. “Pada waktu itu, aku sangat mencintai Elisa! Tidak ada wanita lain lagi yang kulirik selain dia. Kami berpacaran cukup lama dan melakukan hal-hal yang biasa orang lakukan pada umumnya!” ucapnya. Baru sampai pada kalimat itu aku sudah memejamkan mata. Mengatur napas dan menata keberanian untuk muncul kembali. “Apa yang mereka lakukan, Ya Tuhaaan?” “Heyyy!”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN