Bab 61-MJD 5

1079 Kata

"Apakah kemarin itu dia berbohong? Mengatakan ibunya sakit dan membutuhkan uang?” Kulihat Tuti dan lelaki itu berjalan bergandengan menuju sebuah sepeda motor mega pro yang terparkir tidak jauh dari sana. Mereka duduk berboncengan dan melaju berbaur dengan keramaian. Aku menatap punggungnya yang perlahan menghilang ditelan belokan. Ternyata aku masih benar-benar mentah di dunia luar ini. Tuti yang kukasihani ternyata hanyalah seseorang yang pandai berakting. Rupanya salah ada satu jenis skill baru yang kini kutahu yaitu keahlian berpura-pura. “Eh, pagi-pagi ngelamun? Kamu mikirin apa, sih?” Dwi Rama sudah datang dengan membawa dua porsi sarapan. Dia satukan dalam satu plastik berwarna putih. “Enggak,” jawabku dengan malas. Dia malah terkekeh kemudian menyalakan kembali mobilnya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN