Aruna duduk dimeja kerjanya, baru saja ia duduk, ia sudah disuguhkan dua dokumen oleh Retno, Aruna mendongak dan melihat Retno tengah berdiri disamping meja kerjanya. “Apa ini?” Aruna bertanya dan membuka lembarannya. “Kamu masih nanya itu apa? Ya itu pekerjaan buat kamu,” jawab Retno membuat Aruna menautkan alisnya, ia pikir waktu itu adalah pekerjaan terakhir yang akan Aruna bantu, namun ternyata ada lagi pekerjaan yang lebih sulit. “Tapi kan—” “Kamu mau menolak lagi? Apa tidak bosan menolak terus? Semua ini harus diselesaikan sampai pukul 4 sore, jadi kamu hanya punya waktu sampai sore hari, setelah semuanya selesai, setor ke mejaku atau email saja untuk non fisiknya.” Retno menjelaskan membuat Aruna menggeleng. “Tapi saya juga punya pekerjaan lain,” jawab Aruna menggaruk leher bel