"Adek, minum dulu susunya. Mumpung masih hangat jadi nggak bikin mual." "Taruh saja di meja, Mas. Nanti aku minum sendiri." "Minum dulu, Dek. Baru lanjut lagi baca novelnya." Aku menghela nafas. Mas Aiman kalau sudah begini nggak akan bisa ditawar. Bukannya menaruh gelas di meja justru berdiri di depanku dengan membawa segelas s**u, aku tebak sih rasa vanilla. kayaknya dia sengaja deh mau bikin aku muntah-muntah. Jahat banget! Aku menutup hidung saat menerima s**u buatan Mas Mas Aiman. "Rasa vanilla ya?" tanyaku dan dia langsung mengangguk. "Aku nggak suka s**u rasa vanilla." "Maaf, Dek. Biar Mas belikan yang rasa coklat kalau begitu." Aku berdecak. Teledor sekali Mas Aiman. Untungnya aku sedang tahan mencium aroma vanilla jadi nggak langsung mual. Lagian buat apa dia membelikan s**