Acara tujuh bulanan berjalan dengan lancar. Sebelum para tamu undangan pulang, mereka mendoakan kesehatanku dan Adek bayi yang masih ada di dalam perut. Banyak hadiah yang ku terima. Padahal aku belum melahirkan sudah mendapatkan begitu banyak perlengkapan bayi. Setelah subuh aku langsung di minta Bunda untuk bersiap. Pesawat yang akan membawaku ke Singapura berangkat pukul 7 pagi. Aku tidak dapat menolak perintah mertua dan kanjeng ratu. Terpaksa aku harus berlibur bersama dengan Mas Aiman. Sangat menyebalkan sekali bagiku. "Nikmati liburanmu ya, Nak," ujar Ayah setelah memeluk dan mencium keningku. "Setelah melahirkan kamu akan sibuk mengurus Anak bayi. Pasti sulit untuk pergi berlibur." Selain Bunda, Ayah juga sangat antusias menyuruhku pergi liburan dengan Mas Aiman. Tidak ada yang