Layra tidak menyangka hidup nya terasa semakin hancur sejak dirinya di bawa oleh sosok monster itu, dimana dirinya sudah tidak suci lagi karena sosok monster itu baru saja mengambil kesuciannya dengan secara paksa. Layra menangis sejadi-jadinya, ia bingung dengan kehidupannya yang begitu kacau dan kini ia merasa dirinya sudah tidak berguna lagi di dunia ini. Bahkan ia rasa dirinya memang tidak layak untuk hidup dan bahkan sekarang Layra mencoba untuk mengakhiri hidupnya saja mengunakan sebuah benda yang berada di sekitarnya.
"Apa yang kamu lakukan?!" tanya sosok itu yang ternyata seorang monster akar pohon, seluruh tubuhnya di penuhi akar yang begitu kuat serta wajahnya juga di tumbuhi akar pohon tapi mata serta bibir nya masih bisa terlihat jelas.
"Jangan mendekati!" Layra langsung menyodorkan kayu yang sedikit tajam ke arah monster tersebut namun apa yang telah Layra lakukan hanyalah sia-sia saja karena monster itu tidak pernah sedikitpun dengan ancaman Layra, justru monster itu semakin mendekati dirinya saat ini hingga membuat Layra semakib bergetar hebat. Kedua bola matanya sudah berkaca-kaca ingin menangis, apa lagi ketika membayangkan kembali kejadian yang baru saja terjadi membuat Layra begitu sakit hati.
Kesucian nya yang ia selalu jaga dan berharap bisa memberikan kepada suami yang cintai justru monster akar itu malah merengut nya dengan paksa. Layra mencoba berpikir bagaimana dirinya bisa menghabisi monster akar itu saat ini, sedangkan dirinya tidak memiliki kekuatan apapun untuk mengalahkan nya.
"Aku mohon ... jangan lakukan itu lagi!" Kali ini Layra sudah pasrah.
"Layani aku, maka aku akan memaafkan mu!"
Layra terdiam mendengar ucapan monster akar itu, ia tentu tidak mungkin memberikan tubuhnya untuk ke dua kalinya. Sedangkan dirinya benar-benar merasa sangat jijik dan hampir muntah.
"Tidak! Aku tidak mungkin melayani monster menjijikkan seperti mu!" ucap Layra dengan begitu lantang.
"Kau bilang tidak mungkin? Itu tidak masalah bagiku! Apa lagi kau itu sudah menjadi milikku, aku rasa kamu tidak bisa menolaknya sama sekali!"
Laki-laki monster akar itupun langsung mendekati Layra dengan sekejap mata, bahkan tangan monster itu sudah mencengkram kedua bahu Layra, akar-akar pohon yang berada di tubuh laki-laki itu seketika menjalar keluar dan langsung meraba tubuh bagian sensitif Layra, hingga Layra terus berteriak karena merasa frustasi dengan apa yang ia alami saat ini.
Sedangkan monster akar itu, begitu menikmati tubuh Layra yang terasa mengoda itu. Ia tidak menyangka dirinya bisa candu dengan tubuh mungil itu, sehingga ia merasa candu dan tidak ingin berhenti untuk melakukan nya tapi ia rasa Layra tidak mungkin bisa melayani nafsu nya yang sangat mengebu-ngebu layak nya kesetanan.
"b******k! Monster b******k! Aku membenci mu! Aku membenci mu!"
Layra begitu lelah terus berteriak dan memberontak, hingga pada akhirnya hanya air matanya lah yang tidak bisa berhenti mengalir karena dirinya tidak dapat berbuat apa-apa lagi sekarang. Sedangkan monster akar itu terus menikmati tubuh Layra hingga meninggal beberapa luka akibat terlalu brutal melakukannya.
"Tubuh mu yang indah ini begitu nikmat, jadi sangat di sayangkan jika aku harus melewatkan nya!" ucap monster akar itu yang baru saja selesai melakukan permainan panas itu, ia pun akhirnya berbaring di samping Layra dengan nafas yang terengah-engah.
"Kau tidak perlu menangis! Karena semuanya akan percuma, jadi kamu nikmati saja! Lagian aku juga tidak akan memakan tubuh indah mu ini! Sangat di sayangkan jika aku melakukan nya, lebih baik aku gunakan kesempatan langka ini kau mengerti?!"
"Jawab aku!" lanjut monster akar itu lagi.
Namun, Layra hanya diam saja karena ia benar-benar sangat muak mendengar kata-kata b******k dari mulut monster akar itu.
"Baiklah! Jika kamu tidak ingin menjawab nya, itu juga tidak masalah."
Merasa tidak dihiraukan oleh Layra, monster itupun akhirnya memilih pergi sebentar meninggalkan Layra yang sedang terbaring tanpa busana. Layra yang melihat monster akar itu, berusaha untuk bangun dan mencoba untuk bangkit berdiri memakai kembali semua pakaiannya.
"Akh!" Layra seketika memekik kesakitan karena milik nya yang berada di bawah sana terasa sangat sakit dan terasa pegal hingga membuat dirinya tidak mampu untuk bangkit berdiri.
"Aku harus kabur dari sini! Aku tidak bisa untuk tetap terus tinggal disini, jika tidak aku akan hidup dengan penuh siksaan," gumam Layra dalam hatinya, hingga semua pakaian nya berhasil ia pakai kembali dan ia pun mencoba untuk melangkahkan kedua kakinya mencari jalan keluar. Ia berharap bisa menemukan jalan keluar dan bisa kembali ke tempat yang ia inginkan, jika bisa Layra sangat ingin hidup tanpa adanya orang-orang yang tidak ia sukai sama sekali dihidupnya selama ini, termasuk kedua orangtuanya sendiri yang tidak pernah menyayangi dirinya dengan begitu tulus. Bahkan Layra berpikir, apa yang ia alami saat ini itu semua karena ulah kedua orangtua nya sendiri.
Seandainya kedua orangtua nya tidak memaksa diri nya untuk menikahi Bally, mungkin nasibnya tidak akan pernah semenderita ini. Padahal kedua orangtua Layra sudah tahu, bahwa dirinya dari dulu sudah membenci Bally namun sayangnya, justru mereka malah menjodohkan dirinya.
"Sebenarnya, aku berada di mana saat ini?" gumam Layra yang sudah sangat lelah untuk menelusuri jalan yang terasa begitu sempit dan banyak akar-akar kayu yang membuat dirinya kembali teringat dengan monster yang telah merenggut kesuciannya itu, bahkan Layra sangat jijik untuk menyentuh akar-akar tersebut.
"Aku sangat lelah, kenapa tidak ada jalan keluar sama sekali?!" Layra pun berjongkok sambil memegang kedua lutut nya karena merasa sangat lelah dan hampir tidak bisa melanjutkan perjalanan nya lagi.
"Kenapa jalan ini terlalu panjang? Sampai kapan aku harus berjalan untuk menemui ujung jalan ini?" Layra terus bergumam sambil keringat nya terus bercucuran keluar dengan sangat deras.
Sebenarnya Layra jelas tidak akan menemukan ujung jalan yang ia inginkan dari tadi. Ia tidak sadar, bahwa jalan yang ia tempuh hingga sekian jam itu hanyalah tempat dirinya bolak-balik dari tadi. Jalan tersebut memang sengaja dibuat oleh monster akar itu, ia jelas tahu Layra akan mencoba untuk kabur darinya maka dari situlah ia membuat sebuah bayangan yang membuat Layra tidak akan pernah menyadari semuanya.
"Sebaiknya, aku harus melanjutkan perjalanannya lagi. Aku tidak boleh terus beristirahat sampai lama seperti ini."
Ketika Layra baru saja melangkahkan kedua kakinya beberapa langkah, ia tiba-tiba mendengar suara langkah seseorang yang menurutnya itu adalah monster akar itu, sehingga ia pun dengan segera bersembunyi dan berharap monster akar itu tidak akan menemukan keberadaan dirinya. Layra tampak berkeringat, seluruh tubuhnya bergetar hebat bahkan wajahnya sudah pucat pasi karena ketakutan.
"Layra! Keluar lah dari persembunyian mu!" ucap monster akar itu yang membuat Layra bingung dan sekaligus merasa takut mendengar sosok monster itu yang tiba-tiba saja tahu nama dirinya.