Mereka bertiga kini diam saja dan sekarang ini mereka lagi-lagi mengatakan hal yang mana mereka tidak percaya diri. Bagaimana mereka bisa percaya diri jika mereka seperti itu? Mereka berasal dari jalanan yang bahkan mungkin teman-teman Dewa yang lainnya tidak mengenalnya.
“Pokoknya gua ga mau Lo pada insecure lagi karena Lo semua itu temen gua.” Ujar Dewa pada tiga temannya yang sudah ia anggap sebagai keluarga.
Itu merupakan pembicaraan mereka yang terakhir sebelum mereka pada akhirnya sarapan bersama dan melupakan pembicaraan mereka yang tadi.
Hari berganti hari hingga akhirnya saat ini libur telah tiba. Pada akhirnya Dewa dan teman-temannya memutuskan untuk liburan di dekat-dekat saja. Berbeda dengan Keenan yang akhirnya mendapatkan ijin untuk liburan ke Labuan Bajo bersama dengan Ravi dan Axel. Tak hanya mereka saja karena Gina dan Garda pun juga ikut dengan mereka karena itu mintanya Ayah Bunda.
Mereka sekarang sudah berada di Labuan Bajo, baru saja mereka sampai di bandara dan mereka sedang menunggu jemputan. Keenan benar-benar terlihat bahagia karena lagi pula memang ini yang sudah ia impikan sedari kemarin. Ia sangat ingin liburan kesini dan bisa tidur di tengah lautan. Pasti ia akan merasa sangat tenang saat ia ada disini untuk healing juga.
“Whoa emang bener-bener indah sih. Gila banget gua suka banget ini nih bahagia bener.” Ujar Gina yang memang juga baru pertama kali pergi ke sini.
“Yak kita bakalan seminggu disini guys. Healing kita ini mah.” Ujar Garda. Tampak sekarang ini mereka masih menunggu jemputan mereka dulu.
“Ini hari pertama, hari terakhir kita ke pusat oleh-oleh terus habis itu balik kan guys?” tanya Ravi dan semuanya mengangguk. Mereka benar-benar tak sabar untuk liburan disini karena disini memang sangat indah juga.
Sementara itu, Nayara sekarang sedang berada di perjalanan menuju ke Labuan Bajo. Ia diajak oleh Marco dan Bagas untuk liburan hanya beberapa waktu saja disana. Nayara awalnya tidak mau pergi kemana-mana saat liburan tapi ia dipaksa untuk ikut jadinya disini lah ia sekarang. Di pesawat yang sebentar lagi akan sampai di Labuan Bajo, tempat liburan mereka.
“Padahal kan Nayara ga mau bang awalnya. Tapi ya udah deh itung-itung Nayara juga sekalian mau refreshing hehehe.” Ujar Nayara kepada dirinya.
“Iya pokoknya ikut aja karena kita ga bisa kalo ninggalin Nayara sendiri juga.” Ujar Marco sembari mengelus rambut Nayara dengan sangat tulus.
Mereka akhirnya sudah sampai juga di Labuan Bajo, sekarang mereka sedang menunggu koper mereka. Sementara Keenan dan teman-temannya sekarang sudah mengendarai mobil menuju ke hotel. Hari pertama dan kedua memang mereka akan tinggal di hotel lebih dahulu. Baru lah nanti hari selanjutnya mereka akan tidur di tengah lautan dengan kapal phinisi yang sudah mereka sewa sebelumnya. Mereka menyewanya selama tiga hari.
“Habis ini mandi terus langsung kumpul kita cari makan ya guys.” Ujar Garda dan mereka semua mengangguk. Garda memang diminta oleh Bunda dan Ayah Keenan agar Garda bisa mengatur mereka semua saat berada di Labuan Bajo ini. Jadinya Garda melakukan semuanya untuk amanah itu.
“Okay siap.” Ujar Keenan kepada Garda. Sekarang mereka pergi ke kamar masing-masing. Kebetulan sekali Garda mengajak pacarnya yaitu Nayla. Jadinya Nayla dan Gina sekarang satu kamar. Sementara Garda berada di satu kamar bersama dengan Keenan, Ravi dan Axel karena mereka memesan kamar yang besar juga. Jadi cukup untuk mereka berempat.
“Sayang banget deh Safa ga bisa ikut sama kita ya sekarang. Kesel deh gua. Kenapa ya dia ga ikut kita aja liburan disini.” Ujar Keenan tersebut.
Garda, Axel dan Ravi kini saling menatap tapi tak lama kemudian mereka melepaskan tatapan mata itu. Garda pun menjawab perkataan dari Keenan itu.
“Kan yang boleh cuman kita aja. Lagi pula juga Safa nggak dibolehin kok. Udahlah Keenan nggak usah mikirin yang lainnya karena kita kan di sini juga mau liburan. Nanti kalau liburannya malah mikirin yang lain nggak seru loh.” Ujar Garda dan Keenan mengangguk. Benar juga kata Garda karena seharusnya ia bahagia dengan teman-temannya yang ada disini bukannya malah memikirkan yang tidak bisa ikut saat ini, ia malah jadi terlihat tidak memikirkan mereka padahal ia sangat memikirkan mereka semua.
“Siapa dulu nih guys yang mau mandi?” Tanya Ravi kepada mereka semua. Ia sebenarnya sudah bersiap-siap ingin mandi tapi ia bertanya lebih dahulu karena lagi pula bisa saja Garda atau Keenan ingin memakai dulu.
“Eh guys, ternyata ada dua kamar mandinya. Gua pake yang satu dulu ya.” Ujar Axel pada mereka saat ia tadi berkeliling dan ternyata kamar itu memiliki dua kamar mandi. Axel memang sedari tadi Atang sibuk memutari kamar ini dan ternyata ada gunanya juga ia memutari kamar karena pada akhirnya ia jadi mengetahui dimana letak kamar mandi yang lainnya di kamar ini.
“Okay, yang satunya terserah mau siapa gua nanti aja.” Ujar Garda dan kini Ravi mengatakan bahwa ia akan mandi dulu. Jadi sekarang tinggal Garda dan Keenan saja yang duduk di sana. Mereka tak banyak bicara sekarang.
Nayara, Bagas, Marco dan beberapa teman Marco kini sudah berada di perjalanan menuju ke hotel. Mereka akan bermalam di hotel selama 1 hari karena setelahnya nanti mereka akan langsung pergi ke kapal sewaan mereka.
“Gue udah pesenin kamar yang double bed buat lo sama Nayara. Jadi kalian nanti bisa satu kamar.” Ujar Marco dan Bagas serta Nayara mengangguk. Lagi pula.tak masalah juga dengan ia satu kamar bersama Bagas karena sekali lagi ia sudah percaya pada Bagas dan keluarga Bagas.
“Padahal kalau Nayara tidur sendiri pun juga ga papa bang. Nayara kan juga udah gede.” Ujar Nayara kepada Marco dan Marco malah tertawa.
“Iya deh iya, tapi ya kamu nanti malah banyak cerobohnya. Jadi Abang ga mau kalo nanti kamu kenapa-kenapa.” Ujar Marco dan Nayara pun menganggukkan kepala sembari cengengesan sekarang ini ke Marco.
“Heheheh ya gimana dong bang, ga bisa diubah tuh. Nayara juga heran kenapa Nayara kayak gini.” Ujar Nayara sembari tertawa dengan nyaring.
“Ck kamu nih ya, kelewat sedikit aja ngelihatnya udah ga tahu deh kemana kamu perginya atau kalo ga pasti kamu dah lecet dikit.” Ujar Marco lagi. Yang mana memang itu merupakan kebenaran yang seringkali terjadi saat Nayara ditinggalkan sendiri tanpa mereka berdua, meskipun tidak selalu tapi itu lebih ke sering terjadi. Makanya mereka benar-benar sangat hati-hati.
“Udah bang jangan digituin terus, mending kita turun karena dah sampai.” Ujar Bagas dan mereka pun turun. Lalu sekarang mereka sudah masuk ke kamar mereka masing-masing. Nanti rencananya mereka akan pergi keluar untuk makan tapi mereka tidak tahu apakah itu jadi atau mereka jadinya akan pesan makanan disini saja. Mereka masih mempertimbangkan hal-hal lain.
Mereka pun sedang melakukan check ini, dan terlihat dari lift keluar beberapa orang yang akan pergi dari sana. Nayara sempat melihatnya sekilas, sepertinya mereka seumuran dengan Nayara tapi juga kenapa Nayara peduli pada mereka. Ia pun mengalihkan pandangannya lagi kepada teman-teman.
Sedangkan Keenan dan yang lainnya merupakan gerombolan yang tadi dilihat oleh Nayara. Mereka akan pergi untuk mencari makanan di luar karena mereka benar-benar sudah sangat lapar karena ini juga sudah lewat malam.
Namun mereka tidak kesulitan untuk mencari makanan meskipun mereka tidak tahu daerah sini. Mareka bisa tidak kesulitan karena mereka menggunakan tour guide yang bisa membantu mereka juga. Jadinya semuanya akan jadi lebih mudah untuk hari-hari yang akan datang saat mereka berada di Labuan Bajo.
Untung saja disini mereka memakai tour guide, jadinya mereka semua benar-benar mudah untuk menemukan tempat makan yang enak dan recommended. Kini mereka sudah menuju kesana dengan ditemani oleh tour guide mereka yang memang sudah sangat tahu tentang keadaan disini.
Keenan melihat sekitar dan malam hari pun tak kalah cantiknya dengan siang hari, ya meski ia belum mengetahui bagaimana siang hari disini yang pasti saat di foto-foto yang selalu ia lihat semuanya sangat bagus. Awal mula ia ingin pergi ke Labuan Bajo sebenarnya karena disini selalu indah, jadi ia selalu ingin pergi kesini. Ia tak akan melupakan liburan disini juga selamanya.
Terimakasih Tuhan, akhirnya bisa kesini juga. Akhirnya Ayah sama Bunda juga memgijinkan untuk kesini karena pasti mereka juga mikirin ini itu dulu sebelum melepas Keenan kesini. Untung aja Bang Garda bisa ikut, karena gua yakin kalo ga ada Bang Garda kemungkinan besar Ayah sama Bunda ga akan mengijinkan gua untuk pergi. Batin Keenan yang sekarnag ini benar-benar bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan kepada dirinya itu sekarang ini.
Mereka akhirnya sampai di tempat makan, ini merupakan sebuah restoran yang jaraknya tidak cukup jauh dari hotel mereka. Jadi tak butuh waktu yang lama juga karena disana pun juga sama sekali tidak macet. Jadi perjalanan mereka sangat lancar. Sesampainya di tempat makan, makanan mereka beberapa sudah ada yang jadi. Kenapa bisa begitu? Karena tadi tour guide mereka sudah memesan kan makanan untuk mereka lebih dahulu sesuai dengan yang mereka inginkan dan yang ingin mereka makan juga.
“Whoa kayaknya enak semua ini makanannya. Aduh gua bener-bener udah lapar banget nih guys, bisa langsung dimakan aja ga sih ini?” Ujar Ravi yang memang sudah sangat lapar. Namun ia harus menunggu sampai makanan semua datang, untuk membasmi waktu mereka sekarang saling mengobrol.
“Udah ngobrol dulu aja, nunggu sebentar nantu juga ga kerasa kok. Ujug-ujug semuanya udah datang kesini dan kita tinggal makan deh guys.” ujar Garda dan Ravi pun mengangguk meskipun sekarang ini anggukannya sudah benar-benar terlihat lemas karena ia memang terlihat sangat lapar juga.
Mereka duduk disama selama sepuluh menit dan makanan mereka akhirnya semuanya sudah tersaji, kini mereka semua sudah mulai makan bersama juga. Makan malam yang terlampau larut karena ini sudah pukul sebelas malam. Namun ya mau bagaimana lagi karena memang baru sekarang mereka bisa makan tapi itu tak masalah karena yang penting makan.
Sementara itu Nayara, Bagas, Marco dan teman-teman Marco yang lainnya memutuskan untuk memesan makanan saja dan kini mereka sedang menunggu makanan itu datang ke kamar Marco dan teman-temannya. Jadi Nayara dan Bagas pun sekarang juga berada di sana dan duduk disana.
“Nay, mau roti? Udah lapar banget belum?” tanya Marco takut jika Nayara sudah sangat lapar. Makanya ia mengangguk sebagai jawabannya.
“Udah lapar banget bang, mana rotinya Nayara mau.” Ujar Nayara yang kelaparan dan Marco langsung memberikan roti untuk Nayara. Mereka memang sudah menunggu lumayan lama dan makanan mereka belum kunjung datang. Tidak hanya Nayara tapi mereka semua sama-sama lapar.