Baekhyun dan Chanyeol keluar dari mobil yang mereka kendarai dan masuk kedalam sebuah bangunan tua di sudut kota. Hari ini mereka sedang melakukan transaksi jual beli senjata yang sudah mereka sepakati beberapa hari yang lalu. Sehun dan Jongin melangkah mengikuti keduanya di belakang dengan kedua mata yang terus mengawasi sekelilingnya. Krystal dan Tao bersembunyi mengawasi mereka tidak jauh dari bangunan itu dengan menggenggam masing-masing sniper di tangannya. Yixing ditugaskan untuk mengawasi sekelilingnya memimpi para anggota Byun yang lain.
"Selamat datang tuan-tuan"
Baekhyun berdiri disebelah Chanyeol menatap malas pria paru baya itu. dia membawa dua orang pengawal dibelakang nya dengan satu koper besar uang sesuai dengan perjanjian mereka.
"Tunjukkan barangnya"
Chanyeol memerintah Jongin untuk memperlihatkan senjata yang akan dibeli oleh pria paru baya itu di atas meja.
"Sesuai perjanjian"
Pria paru baya itu membuka koper yang dibawa oleh anak buahnya dan Baekhyun dapat melihat tumpukan uang disana.
"Sesuai perjanjian tuan Byun"
Chanyeol melirik Sehun dan laki - laki itu langsung mengambil koper uang sedangkan Jongin menyerahkan koper senjata yang dipegangnya tadi kepada pria paru baya itu.
"Ini perjanjian kita. Jika kau mengkhianati kami, kau akan tau apa akibatnya"
"Tentu"
Tapi sedetik setelahnya terdengar suara tembakan yang membuat orang-orang didalam ruangan itu terkejut. Baekhyun dapat melihat tubuh seorang pria tergeletak tidak bernyawa dilantai dua bangunan itu.
"Apa yang terjadi?!!"
"Sial!"
Pria baru paya itu langsung berlari pergi membawa koper senjata itu sedangkan Baekhyun dan lainnya harus dihadapkan oleh sekelompok laki-laki yang membawa senjata di tangan mereka.
"Kita di jebak!"
Chanyeol menarik Baekhyun kebelakang tubuhnya sedangkan Sehun dan Jongin sudah bersiap dengan senjata di tangan mereka. Jongin menghubungi Krystal melalui earpiece.
"Soojung! Kita dijebak, habisi mereka!"
"Aku sedang berusaha!"
Sehun dan Jongin mulai menembaki sekumpulan laki-laki itu sedangkan Chanyeol sudah menyeret Baekhyun untuk keluar dari bangunan itu.
"Mereka semakin banyak! Soojung!!"
"Kami ketahuan! Tao terluka dan aku sedang bersembunyi!"
"s**t!"
Chanyeol menatap Baekhyun yang hanya diam lalu menghubungi Yixing melalui earpiece.
"Yixing! Yixing!"
Tidak terhubung.
Chanyeol dapat melihat tubuh Baekhyun gemetar lalu mendekap tubuh itu saat seorang musuh mendekati mereka. Sehun dan Jongin mulai kewalahan karena mereka tidak ada habisnya.
Chanyeol sekali lagi menghubungi Yixing dan berhasil terhubung.
"Kau harus pergi. Yixing menunggu di sebelah bangunan ini. Segera pergi setelah aku membuka pintu ini"
Baekhyun menatap Chanyeol tanpa mengucapkan apapun, tapi dia spontan menggelengkan kepalanya menolak.
"Baekhyun! kau mendengarku?!" Teriak Chanyeol "Cepat pergi dari sini. Yixing akan membawamu pergi!"
"A..Apa?'
"Kau harus pergi!"
"Tidak!!"
"Baekhyun!"
"Tidak mauu!!"
Baekhyun menggelengkan kepalanya dengan kedua tangan yang menutup telinganya. Chanyeol mengupat dalam hati saat peluru hampir mengenai lengannya.
"Cepat!"
"Aku tidak mau!!" Baekhyun meronta kuat dalam pelukan laki - laki tinggi itu.
Chanyeol mengawasi sekelilingnya dan berhasil menembak satu lagi laki-laki yang mengincar tuannya.
Saat dirinya sibuk dengan beberapa musuh seorang laki - laki berhasil mendekati Baekhyun. Laki - laki itu menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya dan tersenyum miring saat melihat Baekhyun yang hanya diam seperti nyawanya sudah pergi meninggalkan tubuhnya.
"Byun Baekhyun, akhirnya kita bertemu. Kau terlihat baik-baik saja setelah aku membunuh kedua orang tuamu"
Baekhyun mengangkat wajahnya dan kedua matanya bertatapan langsung dengan kedua bola mata laki - laki dihadapan nya.
"Si..Siapa kau?"
"Kau tidak mengenalku? Ugh kau membuat hatiku terluka" Laki - laki itu tertawa untuk beberapa detik lalu mengangkat senjata nya kearah Baekhyun "Aku yang akan membuatmu bertemu dengan kedua orang tuamu di neraka!"
DOR!
Suara tembakan itu mengalihkan perhatian semua orang. Jongin dan Sehun berlari kearah Baekhyun dan langsung menembaki dengan membabi buta laki - laki bertopeng itu yang sudah melarikan diri.
"Chanyeol!"
Baekhyun membeku di tempatnya, kedua matanya menatap kosong laki - laki tinggi yang memeluk erat tubuhnya dengan darah yang sudah membasahi kemeja yang dikenakannya.
"Cha..Chanyeol" Kedua kakinya lemas dan terjatuh bersimpuh bersamaan dengan laki - laki tinggi itu.
"Chanyeol" Laki - laki tinggi itu menatap tuannya sambil memegangi perutnya yang terus mengeluarkan darah.
"Jaga dirimu" Lirih Chanyeol dengan senyuman di akhir sebelum tubuhnya tergeletak dilantai dengan kedua mata tertutup.
"Chanyeol!"
Baekhyun seketika sadar dari kebekuan nya lalu mendekat kearah tubuh laki - laki tinggi itu.
"Tidak! Tidak! Chanyeol!!" Baekhyun menggoyangkan tubuh tinggi itu tapi tidak ada respon apapun yang didapatkan nya.
"CHANYEOL!!!"
"No! Ti..Tidak!! Chanyeol.. Chanyeol!!"
"Buka matamu Chanyeol! Chanyeol!!"
"Chanyeol!!!!"
"CHANYEOOLL!!!"
_
.
.
.
.
"CHANYEOOOLL!!!"
Seakan-akan di tarik paksa dari alam bawah sadarnya. Baekhyun terbangun dengan nafas tersengal. Dadanya terasa sangat sakit dengan air mata mengalir deras di kedua pipinya. Dia membuka asal laci nakas disebelah nya, mengambil botol obat miliknya lalu mengeluarkan beberapa butir obat itu sebelum memasukkan nya paksa kedalam mulut. Dia meraih gelas air minumnya lalu menelan obat itu. Baekhyun mengacak rambutnya asal sambil memegangi dadanya yang masih berdenyut sakit. Air matanya tidak kunjung berhenti mengalir di kedua pipi membuatnya segera menyibak selimutnya dengan kasar lalu melangkah cepat setengah berlari keluar dari dalam kamarnya. Tujuannya satu, menemui Chanyeol.
BRAK!
Chanyeol mengalihkan perhatiannya saat pintu itu terbuka dengan kasar. Dia akan menghampiri tuannya itu sebelum Baekhyun yang tiba-tiba berlari kearah nya dengan kedua mata basah.
"Ada apa?"
Baekhyun hanya menggelengkan kepalanya dengan kedua tangan memeluk erat tubuh tinggi itu.
"Mimpi buruk?"
Baekhyun tetap tidak menjawab apapun. Chanyeol meraih tubuh mungil itu lalu mendudukkan nya keatas pangkuannya. Dia menarik lembut wajah sembab itu lalu mengusap lembut kedua pipi basah tuannya itu.
"Ingin menceritakannya?"
Baekhyun menggelengkan kepalanya.
"Peluk"
Chanyeol tersenyum kecil lalu mendekap tubuh mungil itu. Baekhyun melingkarkan kedua tangannya di leher Chanyeol dengan kepala bersandar nyaman di bahu laki - laki yang lebih tinggi. Chanyeol mengelus lembut punggung dan rambut Baekhyun untuk menenangkan nya.
"Tidurlah kembali"
Baekhyun hanya menggelengkan kepalanya sambil mengeratkan pelukan nya di leher Chanyeol.
"Seburuk itukah?"
"Ya" Baekhyun menempelkan hidungnya di leher Chanyeol "Sangat mengerikan"
Chanyeol masih dapat merasakan tubuh itu gemetar. Apakah mimpinya seburuk itu? Apa yang dia mimpikan?
Chanyeol hanya diam memeluk tubuh mungil itu hingga terlelap kembali di pelukan nya lalu setelahnya dia meraih berkas informasi mengenai Zhang Yixing yang didapatkan anggotanya.
**
Sehun menuangkan wine kedalam gelas nya. Kejadian siang tadi masih mengganjal di pikiran nya, pertemuan mereka dengan kelompok Wong. Sebenarnya apa yang mereka inginkan? Kelompok Wong lumayan kuat dan menguasai beberapa wilayah dibagian selatan. Tapi kenapa mereka ingin bekerja sama dengan Byun's? Apa yang sebenarnya mereka rencanakan?
Dia meneguk minuman di gelas nya hingga habis. Lalu mengacak pelan surainya frustasi. Saat ini tidak ada yang dapat dipecayai termasuk para Wong.
Sehun menolehkan kepalanya saat mendengar suara langkah kaki mendekat. Dia menemukan Luhan tersenyum canggung kearah nya.
"Apa aku menganggu? Aku hanya terbangun karena haus dan ingin minum"
Sehun hanya menganggukkan kepalanya. Luhan membuka kulkas lalu mengambil botol air mineral sebelum duduk didepan Sehun.
"Apa yang kau lakukan?"
Sehun mengangkat gelas nya dan Luhan langsung mengerti.
"Hanya sendiri?"
"Ya, Jongin sedang berjaga dan yang lainnya mungkin sedang beristirahat"
Luhan meneguk habis minumnya lalu meletakkannya keatas meja.
"Apa yang terjadi pada Kyungsoo tadi, siapa yang melakukannya?"
"Para Wong"
"Wong?"
"Lucas Wong, kau mengenal mereka bukan?"
"Um.. bukankah dia salah satu musuh paman Byun?"
Sehun menganggukkan kepalanya sambil menuangkan lagi cairan bewarna pekat itu kedalam gelas nya.
"Ya"
"Apa yang mereka inginkan?"
Sehun mengedikkan bahunya tidak tau.
"Tapi mereka mengatakan jika mereka menangkap salah satu anggota BFrost"
"Mereka?"
Sehun menganggukkan kepalanya lalu bangkit dari kursi nya.
"Sebaiknya kau kembali tidur, kau akan sekolah besok"
Luhan tidak membantah dan segera bangkit dari kursi nya.
"Selamat malam Sehunnie.."
"Selamat malam Luhan"
**
Hari sudah berganti, Jongin menguap sambil merentangkan tangannya. Dia melirik kearah luar pagar dan masih menemukan mobil polisi itu disana.
"Ck polisi polisi bodoh itu"
Akhirnya dia keluar dari dalam rumah itu dan melangkah pelan menuju mobil berwarna hitam yang tidak berpindah sedikitpun sejak sepuluh hari yang lalu.
Tok Tok
Jongin mengetuk jendela itu pelan dan sukses mengejutkan dua orang laki - laki yang berada didalam mobil itu.
"Permisi"
Jendela di perlahan turun dan Jongin dapat melihat kebingungan Kris dan rekannya.
"Maaf pak polisi" Jongin memberikan hormat kepada kedua polisi itu lalu "Apa kalian tidak lelah tidur disini? Bagaimana jika masuk dan tidur di kamarku?"
Kris terkejut karena mereka ketahuan sedangkan Jongin hanya tersenyum kecil lalu melangkah kembali kearah rumah sambil bersiul pelan dengan kedua tangan berada di saku celananya.
**
Luhan menatap bingung Baekhyun yang hanya diam sambil menatap kosong sarapan dihadapan nya. Dia mendekat kearah Baekhyun lalu melambaikan tangannya didepan wajah, tapi dia tidak mendapatkan respon apapun.
"Hey"
Baekhyun tersadar dari lamunan nya lalu menatap kearah Luhan.
"What's wrong with you?"
"Nothing"
Baekhyun meraih sarapan nya lalu memakannya dalam diam. Sedangkan Luhan masih bingung dengan tingkah sahabatnya itu.
__
Baekhyun menghampiri Kyungsoo yang sedang membaca buku di kursi nya.
"Pagi"
Kyungsoo menoleh dan tersenyum kearah Baekhyun.
"Pagi"
"Bagaimana keadaanmu?"
"Aku baik-baik saja, terima kasih untuk yang kemarin"
"Anytime. Maaf sekali lagi melibatkanmu"
"Bukan salahmu"
"Salahku. Karena aku, kau selalu menjadi incaran mereka"
"Tidak, hanya kesialanku. Aku baik-baik saja, jadi kita bisa berhenti membicarakan ini"
Baekhyun tersenyum kecil dan bersyukur karena memiliki sahabat seperti Kyungsoo.
**
.
.
.
.
Jongin dan Krystal sedang duduk di sebuah ruangan bersama seorang tahanan yang masih terikat kuat di kursi nya. Dia mengerang pelan saat salah satu anggota Byun menyiram nya dengan seember air.
"Bunuh saja! Aku tetap tidak akan mengatakan apapun!!"
Krystal menggerakkan kepalanya memberi isyarat agar kembali menghajar pria itu.
"Cukup" Jongin berdiri dari kursi nya dan berjalan mendekat. Dia meraih dagu pria itu dan tersenyum miring.
"Kau sepertinya masih ingin bermain-main" Pria itu menatap Jongin takut melihat seringai dari laki - laki dihadapan nya "Gantung dia"
Beberapa anggota Byun langsung melepaskan ikatan pria itu dan menariknya menuju sebuah rantai yang tergantung di langit-langit ruangan. Kedua tangannya diikat kuat dengan rantai itu diatas kepalanya sedangkan kedua kakinya juga dirantai kuat.
Jongin meraih cambuk dengan duri-duri tajam di sepanjang cambukan nya.
"Aku memberimu satu kesempatan lagi. Katakan!"
Pria itu masih memilih bungkam, Jongin tersenyum miring lalu melayangkan satu cambukan kuat ke tubuh pria itu. Ruangan itu dilingkupi oleh suara teriakan kesakitan. Krystal yang masih didalam ruangan itu hanya diam fokus pada ponsel nya seakan-akan teriakan kesakitan itu tidak didengarnya.
"Satu kesempatan lagi. Katakan atau kau akan menerima yang lebih dari ini"
Bungkam.
Jongin menghela nafas kesal lalu kembali melayangkan cambukan itu.
"BAIK!! CUKUP!! Aku..Aku akan mengatakannya"
Jongin menghentikan pergerakan nya lalu berdiri dihadapan pria itu. Krystal melangkah mendekat dan berdiri disebelah Jongin.
"Aku.. Aku bukan bagian dari BFrost" Pria itu mengambil nafas nya sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya "Aku bagian dari Scafae, mafia dari utara. Mereka mengutusku untuk mengintai para Byun"
"Apa yang pemimpinmu inginkan?"
"Aku tidak tau" Krystal akan melayangkan pukulan nya "Tu-Tunggu. Aku mengetahui satu hal, beberapa orang mengatakan jika Bos menerima email asing dan karena hal itu aku diutus untuk mengawasi kalian"
"Apa lagi yang kau ketahui?"
"Ha..hanya itu, bos tidak mengatakan apapun padaku"
Krystal melipat kedua tangannya di d**a "Jadi, apa yang sudah kau lakukan dirumah ini? Atau jangan-jangan kau yang membunuh penjaga di kolam renang itu?"
"Ya"
"Sialan!!"
Krystal melayangkan satu pukulan ke wajah pria itu.
"Dan cincin itu?"
Pria itu langsung menatap Jongin dengan sedikit meronta.
"Aku bersumpah jika itu bukan milikku! Aku bahkan baru melihatnya saat tuan Byun memperlihatkannya padaku!" Dia menggelengkan kepalanya dengan wajah memohon.
"Kumohon.. Aku tidak mengetahui apapun mengenai cincin itu!!"
Jongin menghela nafas kasar lalu membuang cambuk di tangannya. Dia melirik Krystal sebentar sebelum melangkah keluar dari ruang bawah tanah itu.
__
Jongin menemukan Chanyeol sedang duduk di pinggir kolam renang bersama dengan tuan mudanya. Dia dapat melihat Baekhyun sedang bermain bersama dengan anjing Sehun di pinggir kolam sedangkan Luhan sedang asyik berenang. Jongin menghampiri Chanyeol lalu duduk disebelah laki - laki tinggi itu.
"Dia bukan bagian dari BFrost"
Chanyeol langsung menoleh kearah Jongin "Apa yang kau katakan?"
"Dia bukan BFrost melainkan anggota mafia utara. Dia mengatakan jika pemimpinnya menerima email asing dan memerintahkannya untuk mengawasi Byun's"
"Email?"
"Ini mungkin saja seperti email yang kau terima" Jongin menahan Chanyeol yang akan berdiri "Dan, dia tidak mengetahui apapun mengenai cincin itu"
Chanyeol terdiam untuk beberapa saat lalu segera beranjak dari duduknya dan melangkah menuju ruangan Jeno.
"Jeno"
"Bos"
"Apa yang kau temukan?"
"Mereka menggunakan IP palsu dan aku masih belum bisa melacak nya. Kemungkinan besar pengirimnya masih berada di wilayah Seoul"
"Temukan segera dan laporkan padaku"
Jeno menganggukkan kepalanya patuh.
"Satu lagi" Jeno mengalihkan perhatiannya dari layar komputer dihadapan nya "Selidiki siapa saja yang menerima email itu"
"Baik"
Chanyeol menepuk pelan bahu Jeno sebelum meninggalkan ruangan itu. Dia kembali menuju belakang rumah dan melihat tuan mudanya masuk menuju dapur.
"Lelah?"
Baekhyun sedikit terkejut saat melihat Chanyeol tapi langsung menggelengkan kepalanya.
"Hanya haus" Baekhyun membuka kulkas dan meraih sebotol air mineral dari dalam sana.
"Aku tidak melihat Sehun dan Yixing"
"Mereka sedang pergi"
"Kemana?"
"Menemui para Wong"
"Ada laporan sejauh ini?"
"Tidak banyak. Hanya beberapa tikus nakal dibagian selatan yang hampir merusak transaksi jual beli kita. Tapi Jaehyun dan yang lainnya bisa mengatasinya"
Baekhyun menatap Chanyeol untuk beberapa saat sebelum melangkah mendekat lalu melingkarkan kedua tangannya di perut laki - laki tinggi itu.
"Chanyeol.."
"Hm?"
"Apa kau pernah bermimpi?"
"Ya, sometimes"
"Apa mimpimu pernah menjadi nyata?"
Chanyeol mengernyitkan dahinya bingung lalu melirik kearah laki - laki mungil yang sedang menyembunyikan wajah di dadanya itu.
"Apa yang ingin kau katakan?"
Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan sambil mengeratkan pelukan di tubuh yang lebih tinggi.
"Apa ini mengenai mimpimu malam tadi?" Baekhyun hanya diam "Mimpi buruk?"
"Sangat buruk"
Chanyeol mengelus pelan rambut laki - laki mungil itu dengan tangan lainnya melingkari bahu Baekhyun.
"Dengarkan aku" Baekhyun mengangkat kepalanya menatap laki - laki yang lebih tinggi "Mimpi hanyalah sebuah mimpi. Apa yang akan terjadi di dunia nyata adalah pilihanmu" Chanyeol tersenyum kecil kearah laki - laki mungil itu "Jika itu buruk, tinggalkan. Jika itu baik, lakukanlah"
"Aku tidak ingin mimpiku menjadi nyata"
Chanyeol menganggukkan kepalanya dengan senyuman kecil di wajah.
"Apapun untukmu"
Dan Baekhyun kembali memeluk tubuh tinggi itu.
**
"Bos"
Sekelompok pria langsung menundukkan kepalanya saat seorang laki - laki memasuki ruangan itu. Dia melangkah dengan angkuh lalu duduk di kursi kebesarannya.
"Kelompok mafia barat setuju untuk bergabung"
Laki - laki itu mengernyitkan dahinya lalu tersenyum miring.
"Maksudmu kelompok Choi?"
"Ya bos"
"Mereka tidak terlalu berguna"
"Mereka menerima dengan cuma-cuma dan tidak meminta imbalan apapun"
"Tentu saja bodoh! Saat ini kelompok kita menjadi salah satu yang paling ditakuti. Kau pikir apa yang akan mereka dapatkan jika bergabung?"
Pria itu hanya menundukkan kepalanya dihadapan bos nya itu.
"Saat ini selain para Byun sialan itu, para Wong juga harus kita musnahkan. Mereka pikir dengan menangkap Jishu akan mendapatkan sesuatu? Dasar bodoh"
"Apa kita tidak akan menyelamatkannya bos?"
"Biarkan saja, si bodoh itu sendiri yang membiarkan dirinya tertangkap. Tidak ada kesalahan apapun yang di terima disini. Jika kau gagal hanya kematian yang akan kau dapatkan!"
"Baik bos"
**
"Yo Jongin, kau melihat Tao?"
Jongin hanya menggeleng kepalanya kearah Krystal sebelum melangkah menuju kamarnya.
"Aisshh dimana si bodoh itu. Dia seharusnya berlatih menembak sekarang! Memegang senjata saja tidak becus! Ck menyusahkan saja!"
_______________
.
.
BlackFrost = BFrost