Baekhyun hanya diam ditempat nya, pistol masih mengarah dibelakang kepalanya sedangkan Chanyeol berdiri tidak jauh dari hadapannya.
"Jadi Park Chanyeol, bagaimana jika kita membuat kesepakatan?"
Baekhyun dapat melihat Chanyeol memasukkan kedua tangannya di saku celana. Laki - laki tinggi itu terlihat santai tanpa terpengaruh sedikitpun.
"Apa maumu?"
"Cukup serahkan tuan mudamu yang manis ini pada kami dan kami akan melepaskanmu"
"Dan apa yang akan kau lakukan padanya?"
"Well, tentu saja menyerahkannya pada kelompok misterius itu. BFrost? Ya itu. Mereka menjanjikan hadiah 100 juta dolar untuk kepala mungil nya ini" Pria itu menarik kasar rambut Baekhyun membuat laki - laki mungil itu meringis pelan. Chanyeol tersenyum miring sambil menatap remeh lawannya.
"Apa kau pikir aku akan setuju?"
"Oh apa kau buta? Kau lihat sekelilingmu. Kau sudah terperangkap dan tidak ada yang bisa kau lakukan selain memberikan tuan mudamu ini pada kami"
"Tuan muda, bukankah dia sangat lucu?" Tanya Chanyeol kepada Baekhyun yang hanya diam sejak tadi. Baekhyun memutar bola matanya malas sambil melipat kedua tangannya.
"Kau seharusnya tau apa yang harus kau lakukan"
Chanyeol terkekeh pelan lalu meregangkan lehernya, tanpa disadari oleh siapapun laki - laki tinggi itu meraih dua buah pistol dari dalam saku jaket nya sebelum terdengar suara tembakan bertubi-tubi. Pria dibelakang Baekhyun melebarkan kedua matanya terkejut melihat semua anak buahnya sudah tergeletak bersimbah darah dengan peluru yang bersarang di tubuh mereka.
"Sekarang apa kau ingin membuat kesepakatan?" Chanyeol menyeringai kejam sambil mengarahkan kedua senjata ditangan nya kearah pria di belakang tuan mudanya itu.
**
Siang ini cuaca cukup terik membuat Kyungsoo berusaha menghindar dari sinar matahari dengan mencoba melewati taman yang cukup ditumbuhi pepohonan. Dia baru saja kembali dari mengantarkan pesanan ayam. Langkahnya berhenti saat melihat seorang laki - laki duduk seorang diri di bangku taman itu. Dia mengenalnya, bukankah itu laki - laki yang sering kali datang ke restoran orang tuanya.. Kyungsoo menggigit bibir bawahnya gugup, ragu untuk mendekati laki - laki itu. Tapi dirinya cukup penasaran dengan apa yang dilakukannya seorang diri ditengah terik matahari siang ini.
"Kim Jongin-ssi?"
Laki - laki yang dipanggil langsung menolehkan kepalanya dan cukup terkejut saat melihat sahabat tuan mudanya berdiri dihadapan nya.
"Ah.. Ada apa?" Jongin memberikan tempat untuk laki - laki yang lebih mungil duduk. Kyungsoo duduk disebelah nya membiarkan sepedanya tersandar di pohon.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Jongin tersenyum kecil lalu mengusap gemas surai laki - laki berpipi bulat itu.
"Tidak ada" Jawabnya tapi pandangannya menatap lurus kedepan dimana sebuah mobil terparkir didepan sebuah bangunan dan terlihat dua orang pria sedang berbincang didalam mobil itu.
Keduanya terdiam selama beberapa menit, Kyungsoo dengan pikirannya sedangkan Jongin sedang fokus pada mobil itu. Kyungsoo kembali menggigit bibir bawahnya, kebiasaannya saat dirinya merasa gugup. Dia melirik kearah Jongin, merasa ragu untuk menyuarakan keinginannya.
"Umm.. Jongin-ssi.."
"Ya?" Jongin mengalihkan pandangannya kearah laki - laki yang duduk disebelah nya.
"Ba-bagaimana jika berkunjung ke restoranku? A-Aku traktir! Te-tenang saja" Kyungsoo menundukkan kepalanya meremas kedua tangannya menunggu respon laki - laki yang lebih tua "Ba-Bagaimana?"
Jongin menaikkan satu alis nya bingung "Dalam rangka apa?"
Kyungsoo terlihat semakin gugup, dia melirik sekitarnya mencari alasan yang tepat agar laki - laki disebelah nya ini tidak curiga. Sebenarnya Kyungsoo hanya penasaran kenapa beberapa hari ini dia tidak berkunjung ke restoran nya... atau mungkin karena hal lain. Merindukan nya? Kyungsoo langsung menggelengkan kepalanya tidak menyetujui gagasan itu. Dia tidak mungkin merindukan laki - laki yang bahkan hanya dia kenal namanya saja.
"Ha-hanya.. um.. itu"
Jongin tersenyum geli melihat reaksi lucu laki - laki mungil itu, dia kembali mengalihkan pandangannya kearah mobil itu sebelum berdiri dari duduknya.
"Ayo, kenapa masih duduk disini? Bukan kah kau akan mentraktirku?"
Kyungsoo mengangkat kepalanya dan tidak bisa tidak tersenyum mendengar respon positif dari laki - laki tinggi itu.
"Ayo!!" Kyungsoo dengan semangat mengambil sepedanya yang langsung diambil alih Jongin untuk dituntun menuju restoran milik yang lebih mungil.
'Kurasa Sehun akan membunuhku jika tau aku meninggalkan tugas. Tapi aku tidak bisa mengabaikan laki - laki manis ini. Hufftt'
**
"Aku sudah menyadap kamera cctv dibagian selatan mansion, hacker bodoh itu tidak akan menyadarinya. Siapkan pasukan, kita akan menyerang tidak lama lagi"
"...."
"Tentu, kita akan melakukan semuanya sesuai rencana"
**
Baekhyun merobek kaos dibalik seragam nya dan langsung melilitkan nya pada luka di lengan Chanyeol. Laki - laki yang lebih tinggi hanya diam melihat bagaimana tuannya itu melontarkan kalimat kecil yang membuatnya tidak bisa untuk tidak tersenyum.
"Kau selalu terluka seperti ini"
Baekhyun menatap luka di tangan Chanyeol. Luka itu terjadi saat pria yang menodongkan senjata melempar tubuh Baekhyun dan Chanyeol langsung berlari kearah nya membuat pertahanan nya melemah. Saat itu juga pria itu mengarahkan senjata kearah kepala Chanyeol yang untungnya dapat dihindari laki - laki tinggi itu walaupun lengannya yang terluka sebagai gantinya.
"Sudah tugasku"
"Aku tidak suka melihatmu terluka!"
Chanyeol meraih lengan Baekhyun untuk mendekat kearah nya. Laki - laki tinggi itu meraih dagu yang lebih mungil lalu menatap lembut kedua matanya.
"Kau pernah berjanji untuk tidak melakukan apapun yang tidak aku sukai"
"Maaf aku melanggar perintahmu"
Baekhyun melingkarkan kedua lengannya di tubuh Chanyeol, dia menghela nafas pelan sambil menutup kedua matanya.
"Aku tidak ingin memaafkanmu! Tapi kau terluka karenaku"
Chanyeol merengkuh tubuh mungil itu dan membawanya mendekat kearah sepeda motornya. Dia mendudukkan tuan mudanya itu lalu menatap wajah Baekhyun.
"Aku tidak keberatan terluka untuk melindungimu. Jadi .." Chanyeol menarik wajah Baekhyun agar tersenyum "Jangan pernah merasa semua hal yang terjadi adalah salahmu"
Baekhyun mengerucutkan bibirnya membuat Chanyeol mengusak rambutnya gemas.
"Ayo kembali. Kurasa kita sudah cukup bersenang-senang"
**
Krystal memasuki ruangan bawah tanah dimana dua tahanan mereka di kurung. Dia melihat dua orang laki - laki yang hanya diam ditempat nya tanpa mengatakan apapun saat dirinya membuka pintu.
"Sudah cukup menderita?"
Dia tersenyum miring sambil memainkan belati yang dibawa olehnya.
"Aku tidak tau apa yang Chanyeol rencanakan, seharusnya kalian sudah mati. Cepat berdiri!!"
Kedua laki - laki itu langsung berdiri dihadapan perempuan itu.
"Ikuti aku"
Krystal berjalan terlebih dahulu diikuti oleh dua laki - laki itu. Ketiganya memasuki sebuah ruangan dimana terdapat Chanyeol, Sehun dan juga Jongin disana.
"Aku membawa mereka"
Krystal langsung duduk di sebelah Sehun dan merebut kasar kaleng beer dari tangan laki - laki disebelah nya itu.
"Kalian mengenalnya?"
Jongin memberikan foto kepada kedua laki - laki itu. Keduanya nampak terdiam beberapa menit sebelum menjawab.
"A-Aku mengenalnya" Jongdae menunjukkan foto itu kearah yang lain "Kris Wu, Detektif ternama yang menjadi andalan kepolisian. Dia tidak pernah gagal dalam penyelidikannya"
"Hanya itu?"
"Aku mendengar dia memiliki seseorang yang membantunya memecahkan semua kasus yang di berikan padanya"
"Dan siapa itu?" Jongdae terlihat ragu mengatakannya, dia menggigit bibirnya pelan sebelum menjawab.
"Dia, a-aku tidak mengetahui nama aslinya, dia hanya dipanggil Mr.X oleh bawahannya. Dulu dia adalah seorang detektif dari China yang diminta untuk bergabung dengan kepolisian Korea. Tapi menurut beberapa sumberku, dia sudah menghilang selama lima tahun dan tidak ada yang mengetahui dimana dia saat ini"
Chanyeol menghembuskan nafas pelan sebelum menatap kedua laki - laki dihadapan nya itu.
"Kau tidak berbohong?"
"A-Aku bersumpah! Aku mana mungkin berani membohongimu"
"Dan apa laporanmu Jongin?"
"Aku mengikuti Kris, mobilnya berhenti didepan sebuah gedung dan seseorang masuk kedalam mobilnya. Aku meminta Jeno untuk menyadap cctv gedung dimana mobil itu terparkir tapi aku tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang berada didalam mobil itu karena kaca mobil yang gelap. Aku tidak tau apa yang sebenarnya mereka bicarakan"
"Lalu?"
"Setelah itu salah satu dari mereka keluar dari mobil dan pergi menggunakan taksi"
"Dan kau tidak mengikutinya?" Tanya Sehun, Jongin menggigit bibir bawahnya pelan. Dia teringat jika dia bahkan tidak selesai mengintai kedua orang itu karena mengikuti Kyungsoo.
"Te-tentu saja aku mengikutinya. Tapi tiba-tiba perutku sakit sekali lalu aku akhirnya mencari toilet dan kehilangan jejak hehe" Jongin tersenyum lebar tanpa dosa kearah Sehun dan Chanyeol.
Chanyeol menghela nafas kasar, semua mata menatap kearah Chanyeol "Mr.X ini, aku tidak tau apa yang dia inginkan dari tuan muda. Tapi segera cari tau dan laporkan padaku"
**
Baekhyun sedang mengeringkan rambutnya saat Luhan masuk tanpa mengetuk pintu kamarnya.
"Kau tidak tau apa itu mengetuk pintu?"
Luhan mengedikkan bahunya tidak perduli lalu merebahkan tubuhnya diatas ranjang Baekhyun.
"Baek"
"Hm.."
"Aku tau kau pasti merasa tidak nyaman tapi apa kau pernah berpikir untuk hidup normal?" Luhan menatap Baekhyun yang mengernyitkan dahinya bingung "Maksudku, apa kau tidak lelah hidup seperti ini? Selalu diincar oleh seseorang untuk dibunuh. Sejujurnya aku merasa takut, setelah melihat bagaimana ayahku dibunuh, aku merasa jika suatu hari akan tiba giliranku. Aku pernah berpikir bagaimana jika aku terlahir dalam keluarga normal. Seperti Kyungsoo misalnya, aku tidak perlu bergelung dalam dunia menyeramkan ini. Tidak perlu selalu merasa takut mati" Luhan menghembuskan nafas nya kasar. Dia mendudukkan tubuhnya dan menatap Baekhyun yang hanya terdiam ditempat nya.
"Apa kau pernah berpikir seperti ini?"
Baekhyun menghela nafas kasar lalu melilitkan handuk ditangan nya pada leher. Dia mendekat kearah Luhan dan duduk disebelah laki - laki cantik itu.
"Sejujurnya aku juga merasa lelah. Tapi aku tidak bisa memilih untuk terlahir sebagai apa dan dari keluarga mana" Dia menatap Luhan sebelum merebahkan tubuhnya diatas ranjang "Aku ingin berhenti, tapi jika ingin berhenti aku harus mati. Aku tidak ingin mati"
Luhan ikut merebahkan tubuhnya disebelah Baekhyun, dia menatap langit-langit kamar itu sebelum menoleh kearah Baekhyun "Kurasa kau bisa berhenti.."
"Ya, jika aku bisa menghancurkan BFrost"
**
.
.
.
.
Krystal menatap sekelilingnya awas, hoodie hitam menutupi tubuhnya. Dengan langkah hati-hati, dia memasuki salah satu gang gelap yang ada di sudut kota itu. Beberapa jam yang lalu saat dirinya sedang berhenti untuk membeli sesuatu di mini market seseorang meninggalkan secarik kertas diatas motornya. Kertas itu bertuliskan alamat tempat dimana dia berada saat ini. Awalnya dia merasa ragu melihat kertas itu, tapi dia mulai curiga saat membalikkan kertas tersebut dan membaca tulisan 'Kami menunggumu Jung SooJung'. Tidak ada yang mengetahui nama aslinya kecuali para anggota inti Byun's. Maka dari itu dia nekat pergi ke tempat itu. Dia datang ke tempat itu seorang diri tanpa seorangpun yang mengetahuinya.
"Apa seseorang sedang bermain-main denganku?" Krystal mengeluarkan kertas yang didapatnya itu dan yakin sekali jika alamatnya tepat. Tapi mengapa tidak ada seorangpun disini, hanya dirinya seorang diri.
Tapi sedetik kemudian terdengar suara langkah kaki dibelakang nya. Krystal meremas kertas itu dan segera meraih pistol di saku hoodie nya.
"Keluar! Jangan bermain-main denganku" Perempuan itu membalikkan tubuhnya dan tidak menemukan siapapun dibelakang nya.
Tiba-tiba seseorang dengan jubah dan topeng di wajahnya keluar dari persembunyian nya.
Walaupun menggunakan topeng Krystal tau jika seseorang itu menyeringai kearah nya.
"Aku tidak menyangka kau akan datang" Suaranya tersamarkan oleh topeng yang digunakan nya.
"Aku bukan pengecut sepertimu"
Suara tawa menyebalkan terdengar membuat Krystal mendengus malas.
"Benar-benar mengesankan. Anggota Byun's ternyata semenarik ini"
"Apa yang kau inginkan k*****t?"
"Aku hanya ingin berbincang padamu nona manis, turunkan saja senjata nya. Itu berbahaya tau"
Krystal semakin merasa kesal karena reaksi santai lawannya itu. Dia benar-benar muak dengan seseorang dihadapan nya karena telah secara tidak langsung meremehkan nya.
"Nona manis ini bisa melukaimu kau tau? Jadi jangan bermain-main denganku. Cepat katakan apa yang kau inginkan sebelum aku membunuhmu!"
Diluar dugaan, pergerakan nya berhenti. Krystal menatap bingung sosok dihadapan nya tapi hal itu membuatnya lengah karena sosok itu tiba-tiba berlari kearah nya membuatnya langsung mengeluarkan tembakan.
"Sialan!" Krystal mengupat pelan karena semua tembakan nya meleset. Saat dirinya sedang mengisi ulang peluru nya, tubuhnya tiba-tiba terangkat dengan tangan yang mencengkram kuat lehernya.
"Ternyata kemampuanmu tidak buruk. Aku hampir saja tertembak, tapi kau terlalu cepat beberapa tahun untuk mengalahkanku manis"
Krystal meronta-ronta sambil mencoba untuk melepaskan cengkraman di lehernya.
"Lepas!" Dia terus mengeluarkan perlawanan untuk terlepas dari cengkraman itu. Tubuhnya mulai melemah karena kesulitan bernafas.
"Aku benar-benar tertarik untuk membawamu bergabung.."
"Dalam mimpimu k*****t!"
"Dalam situasi seperti ini seharusnya kau memohon padaku agar tetap kubiarkan hidup"
"Kau yang akan mati!"
Sosok itu mengeram rendah sebelum memberikan pukulan di wajah perempuan itu.
"Sepertinya kau benar-benar tidak takut mati ya?"
Krystal menatap sengit sosok dihadapan nya dan menendang kuat dengan sisa kekuatannya. Cengkraman itu berhasil terlepas tapi sepertinya nasibnya sedang sangat buruk saat dirinya merasakan sebuah peluru menembus kulit bahu kirinya.
"Perempuan sialan! Kalian para Byun's hanyalah sampah!"
"Kau yang sampah! Jangan sekali-kali menghina keluargaku k*****t!"
Satu tembakan lagi dirasakan perempuan itu di lengan kirinya. Krystal mencengkram lengannya yang terluka, wajahnya tidak menunjukkan apapun tapi dia tidak bisa menjamin hidupnya setelah ini.
"Kau tau, Byun's yang memulai semua ini. Jadi jangan salahkan kami yang akan mengakhirinya. Ucapkan selamat tinggal manis, kau tenang saja, kami akan segera mempertemukan kalian para Byun's di neraka!"
DOR!!!
**