Chapter 16

1312 Kata
Chanyeol menghampiri Junmyeon yang baru saja keluar dari ruang rawat tuan mudanya. "Bagaimana?" "Tuan muda baik-baik saja, hanya shock pasca trauma nya. Aku sudah memberikannya obat penenang, dia akan sadar dalam beberapa jam" Chanyeol menghela nafas pelan "Terima kasih" Junmyeon tersenyum kecil lalu pergi meninggalkan Chanyeol. Laki - laki tinggi itu membuka pintu ruang rawat itu lalu melangkah pelan mendekati tubuh tuan mudanya yang terbaring diatas ranjang rumah sakit. Chanyeol menatap wajah pucat Baekhyun yang tertidur dengan tenang, tangannya meraih tangan mungil tuan mudanya sebelum dirinya duduk di salah satu kursi disebelah ranjang. "Siapa yang membuatmu seperti ini?" Chanyeol menumpukan kepalanya diatas telapak tangan mungil itu sebelum menghela nafas panjang. Rasa penyesalan menghantui nya sejak dia menemukan tuan mudanya itu pingsan. "Chanyeol.." Laki - laki tinggi itu mengangkat kepalanya dan menemukan Sehun berdiri di ambang pintu ruangan bersama dengan Jongin. "Apa yang kalian temukan?" "Kami menemukan bartender bar itu tertembak didalam kamar tepat dimana tuan muda pingsan" "Kondisinya?" "Kritis, tapi masih hidup" "Hubungi Jeno dan minta dia mencari tau identitas bartender itu" "Baik" "Kalian menemukan hal lain yang mencurigakan?" Sehun maupun Jongin hanya menggelengkan kepalanya. "Sudah melihat cctv? Siapa sialan yang membuat Baekhyun seperti ini?!" "Krystal sudah melakukannya" "Apa yang dia temukan?" Kembali gelengan yang didapat Chanyeol. "Aneh sekali cctv di sekitar lorong itu semuanya rusak dan tidak ada cctv dikamar itu" Chanyeol kembali mengalihkan perhatiannya pada wajah yang masih terpejam itu. "Aku akan menemukan siapapun, siapapun itu yang membuatmu seperti ini" ** Kris menatap beberapa kertas ditangan nya, dia baru saja mendapatkan tugas dari atasannya dan dirinya lagi lagi harus berurusan dengan sindikat perdagangan manusia di black market. Tidak ada yang bisa menemukan mereka selama ini dan Kris mendapatkan tugas untuk meringkus sindikat itu. Waktu itu salah satu rekannya hampir berhasil meringkus mereka tapi identitas nya hampir terbongkar dan karena itu dirinya terpaksa menyamar saat ini. "Tugas lainnya?" Kris menatap Hyunbin -salah satu rekannya di kepolisian- dengan wajah malas lalu meletakkan kertas yang tadi dibawanya keatas meja. "Ya, dan aku harus berurusan dengan black market lagi" "Bukankah dia belum kembali? Dia masih menyamar?" Kris menganggukkan kepalanya dan menatap bosan kertas-kertas itu sebelum dering ponsel nya berbunyi. "Ya?" "..." "Aku akan segera kesana" Kris menepuk bahu Hyunbin sebelum melangkah cepat meninggalkan ruangan nya. ** Langkah kaki itu bergerak pelan di koridor rumah sakit itu. Wajahnya tertutupi oleh topi hoodie sehingga dia tidak terlalu mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Kedua tangannya membawa sebuah buket bunga besar. Langkah semakin melambat kala ruangan yang dituju nya semakin dekat. Dia berhenti tepat dihadapan ruangan itu dimana ada dua orang penjaga berjaga didepan pintu. Jongin dan Sehun yang duduk di bangku koridor melangkah mendekat saat melihat seseorang mendekati ruangan tuan mudanya. "Kiriman. Ada kiriman bunga tuan" Dua orang penjaga itu menatap awas padanya, dia tersenyum kecil sambil menunjukkan buket bunga ditangan nya. "Maaf, tapi tuan Chanyeol tidak memperbolehkan siapapun untuk masuk" Sehun terkejut saat seseorang menepuk bahunya dan menemukan Luhan dan Krystal disana. "Ada apa?" "Seseorang mengirimkan sesuatu untuk tuan muda" "Siapa yang mengirimkannya?" Tanya Luhan pada si pembawa kiriman. "Saya hanya bertugas untuk mengantarkan kiriman tuan" "Kau tetap tidak diizinkan untuk masuk" "Kalau begitu, boleh saya menitipkan ini? Ada banyak kiriman yang harus diantar" Salah satu penjaga meraih buket bunga itu "Terima kasih" Pengirim itu tersenyum kecil lalu melangkah cepat meninggalkan tempat itu. Jongin mendekat kearah buket bunga itu, dia mengernyitkan dahinya bingung siapa yang mengirimkan buket itu pada tuan mudanya karena tidak ada seorangpun yang mengetahui jika tuannya itu sedang berada disini. Dia memeriksa buket bunga itu dan sukses membuatnya terkejut karena.. "Bom! Itu bom!! Cepat singkirkan itu!!" DUAARR!! Ledakan bom itu sukses membuat orang-orang disekitar nya berteriak panik. Bom itu hanyalah bom dengan ledakan skala kecil tapi cukup untuk menghilangkan nyawa seseorang. Jongin masih terdiam ditempat nya shock sedangkan Sehun dan Krystal sudah berlari cepat menyusul si pengirim. Luhan terdiam ditempat nya sedang para petugas kesehatan sudah membantu dua orang penjaga yang terluka karena terlambat menjauh dari bom itu. Chanyeol yang berada didalam ruangan langsung keluar setelah mendengar suara ledakan dan sangat terkejut saat melihat dua orang penjaga nya dibawa oleh para perawat menuju unit gawat darurat. "Apa yang terjadi?!" Jongin menghampiri Luhan dan membawa tubuh mungil itu untuk mendekat kearah Chanyeol. "Seseorang mengirimkan bom untuk tuan muda. Hanya bom dengan ledakan kecil, tapi jika kita tidak mengetahuinya mungkin tuan muda..." Jongin menghentikannya kalimatnya dan melirik kearah Baekhyun yang masih terbaring diatas ranjang rumah sakit "Kurasa tempat ini sudah tidak aman untuk tuan muda" Chanyeol segera menghubungi Junmyeon dan dalam beberapa menit laki - laki itu sudah berada dihadapan nya. "Aku akan membawa Baekhyun pulang" Junmyeon menganggukkan kepalanya dan dengan segera masuk kedalam ruangan Baekhyun. Dia memeriksa Baekhyun untuk beberapa saat sebelum melepaskan infus ditangan nya. "Hubungi Jeno dan kirimkan beberapa anggota kemari" Jongin menganggukkan kepalanya lalu menghubungi anggotanya yang lain. Chanyeol melirik ruangan yang berada disebelah ruangan Baekhyun. "Dokter, awasi pasien di ruangan itu. Aku akan mengirimkan beberapa penjaga dan pastikan aku orang pertama yang kau hubungi saat laki - laki itu sadar" Sehun dan Krystal kembali dengan nafas terengah. "Kau menemukannya?" "Tidak, dia berhasil kabur" Sehun menghela nafas kasar "Mereka sepertinya memberi kita peringatan" Chanyeol menghela nafas panjang sebelum menatap dalam diam tuan mudanya. ** Kedua matanya mengerjap pelan saat menyadari dimana dirinya saat ini. Dia menolehkan kepalanya dan langsung mendapatkan sapaan manis dari sebuah revolver hitam didepan wajahnya. "Kau sudah sadar?" Dia hanya diam tanpa membuka suaranya, pandangannya terus tertuju pada senjata dihadapan nya. "Bisa kau menyingkirkan benda ini terlebih dahulu?" "Tentu, setelah peluru ini bersarang di kepalamu" Tersenyum miring dan tidak bergerak sedikitpun. "Tunggu dulu, apa yang terjadi disini? Kenapa kau ingin membunuhku?" "Katakan! Aku tidak akan berbaik hati padamu. Apa yang kau inginkan dari Byun's? Apa kau salah satu dari mereka?" Dia terdiam untuk beberapa saat sebelum menghela nafas panjang. "Aku bukan bagian dari mereka, saat ini" "Apa maksudmu?" "Mereka, masa lalu ku" "Jadi apa yang kau inginkan dari Byun's?" Dia terdiam untuk beberapa saat sebelum menatap lawan bicara nya. "Membalaskan dendamku" ** Chanyeol duduk disebelah tubuh Baekhyun yang terbaring nyaman diatas ranjang nya. Jemari nya bergerak lembut mengusap pipi laki - laki mungil itu. Gerakan kecil itu membuat perlahan naik mengusap pelan rambut Baekhyun. "Apa yang sebenarnya terjadi padamu" Chanyeol menarik tangannya saat melihat pergerakan kecil dari tuannya itu. Dengan perlahan kedua mata indah itu terbuka dan Baekhyun langsung berhadapan dengan wajah Chanyeol disana. "C-Chanyeol?" Chanyeol membantu Baekhyun untuk bangkit dan duduk disebelah nya. Tapi laki - laki mungil itu menolak dan beralih untuk bersandar di tubuh Chanyeol. "Apa yang terjadi?" "Aku menemukanmu pingsan di lorong kamar bar itu. Apa yang terjadi padamu disana?" Baekhyun langsung meremas kepalanya saat mengingat apa yang terjadi padanya sebelum ini. "Aku bertemu dengannya" "Siapa?" "Sialan itu" Baekhyun meringis pelan sambil meremas dadanya yang sesak "Mereka ada disana saat itu, jika saja aku tidak lemah" Laki - laki mungil itu menepuk dadanya berulang kali untuk mengurangi sesak nya "Aku pasti bisa melawannya" Chanyeol meraih lengan Baekhyun untuk menghentikannya. Dia meremas pelan lengan mungil itu sebelum menghela nafas pelan. "Baekhyun.. Maaf" Laki - laki mungil itu langsung menatap kearah Chanyeol dan menggelengkan kepalanya. "Ini bukan salahmu" Baekhyun meraih wajah Chanyeol dan mengelus lembut pipi laki - laki yang lebih tinggi "Maaf sekali lagi aku merepotkanmu" Chanyeol menggenggam erat jemari Baekhyun yang berada di wajahnya. Kedua matanya terpejam erat menerima elusan lembut dari tuan mudanya itu. "Kewajibanku untuk selalu menjagamu" Chanyeol membuka kedua matanya dan menatap lembut laki - laki mungil itu "Kumohon, jangan membuatku gila seperti ini lagi. Aku benar-benar akan menghancurkan siapapun yang membuatmu seperti ini. Maaf jika aku mengecewakanmu tuanku" Baekhyun menggelengkan kepalanya. "Jangan meminta maaf" Dia tersenyum kecil lalu mendekatkan wajahnya kearah Chanyeol sebelum mengecup lembut bibir laki - laki tinggi itu. Hanya sebuah kecupan singkat, seolah-olah menyampaikan kekhawatiran keduanya akan hari esok yang akan mereka hadapi. Baekhyun menjauhkan wajahnya "Kau tidak pernah mengecewakanku Chanyeol-ah, dan akan selalu begitu" **
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN