"Dari mana kenapa kamu lama?" tanya Yuan. Dia mengerutkan keningnya sangat dalam. Saat menatap Bella yang ada di depannya. Wajahnya masih cemberut. Dia memutar matanya malas. Memalingkan wajahnya acuh saat Yuan bertanya padanya. Tak lama, Sosok laki-laki berbadan tegap. Kedua kaki jenjang itu melangkah semakin cepat mendekatinya.
Bella bahkan tidak sadar dengan kehadiran sosial laki-laki tampan itu di depannya. Ya, dia adalah Felix. Laki-laki yang selalu membuat masalah baginya. Membuat dirinya merasa kesal setiap harinya.
"Ada apa?" tanya Felix. Spontan Bella yang mendengar suara sangat familiar di telinganya itu. Dia menoleh cepat. Kedua mata itu menatap ke arah Felix yang sekarang sudah berada di depannya. Pandangan mata Bella perlahan mulai turun ke bawah. Dari ujung kepala sampai kaki. Dan, balik ke ujung kepala lagi.
"Dari mana?" tanya Bella.
"Kenapa?" tanya Felix.
"Tidak perlu tahu juga aku dari mana. Tidak penting juga denganmu." jawab Felix. Dia Segera beranjak duduk. Sambil menghela napasnya. Seakan dirinya begitu capek hari ini. Felix merentangkan kedua tangannya di atas sofa. Dengan kepala menyandar di atasnya. Sedikit mendongak ke atas.
Bella menoleh ke arah Bar. Dan, dia menemukan Wanita itu juga sudah kembali ke bar. Dia terlihat berbincang dengan kekasihnya. Terlintas seketika dalam pikirannya sosok Deon yang sekarang entah dimana. Kedua mata Bella berkeliling melihat sekitarnya. Dan, ternyata Deon tidak ada di club itu. Dia menautkan kedua alisnya. Merasa sangat aneh, kenapa dia pergi dan datang sesukanya. Dan, tanpa ada yang tahu sama sekali.
"Ayo, pergi!" Setelah merasa lelahnya sudah terbayar. Dia bangkit dari duduknya. Felix berjalan lebih dulu meninggalkan Bella dan Felix.
"Hari ini kita menuju ke rumah sakit. Aku akan bawa dia pergi dari sana." Kata Felix.
"Maksud kamu?" Tanya Yuan bingung. Dia memicingkan salah satu matanya. Menatap Felix dari belakang.
"Apa kamu mau membawa kabur Jeki dari rumah sakit. Lagian kepala kamu segitunya padanya. Ini bukan kasus kita. Ini juga bukan urusan kita."
"Bukanya kamu sudah baca kasus selanjutnya adalah tentang penganiayaan dan pembunuhan. Kamu dapat salinan kasus dari Shinta?" ucap Felix. Dia terus melangkahkan kakinya tanpa menghentikan langkahnya sama sekali.
"Baiklah, semua terserah kamu saja. Aku juga tidak akan peduli lagi." Kata Bella.
"Urus saja pacarmu. Dan, sekalian tanya padanya. Siapa dia, dan tanya padanya apa pekerjaannya. Setelah itu tanya sekalian apa hubungannya dengan Jeki." Ucap Felix. Dia menghentikan langkahnya. Menoleh ke belakang menatap ke arah Bella yang terdiam di depan Felix.
Bella mengatur napasnya. Kedua mata mereka saling tertuju satu sama lain. "Apa yang kamu katakan?" Tanya Bella.
"Memangnya kamu tahu siapa laki-laki itu?" Tanya Bella. Dia menyipitkan ujung matanya. Berharap jika pria di depannya tidak mengenal Deon.
Felix hanya menarik sudut bibirnya tipis. Dia membalikkan badannya dan segera melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Bella. Bella berdesis kesal. Dia heran kenapa laki-laki di depannya itu pergi begitu saja tanpa memberi tahu dirinya. Bella menghela napasnya kesal. Dia segera berjalan lebih cepat mengikuti Felix. Hingga menyalip langkah Felix lalu berdiri tepat di depannya. Bella sengaja menghentikan langkah Felix yang saat ini sudah berada tepat di depan pintu masuk club.
"Kenapa kamu hanya diam?" Tanya Bella.
"Apa yang kamu katakan?" Tanya Bella.
"Kenapa kamu tidak cerita padaku. Apa kamu kenal dengan Deon?" Pekik Bella. Felix hanya diam, menarik salah satu sudut bibirnya. Menunjukan sebuah senyuman tipis tanpa terlihat di bibirnya. Dia sama sekali tidak mau menatap Bella yang ada di depannya.
"Aku akan pergi!" Kata Bella. "Aku akan mencari tahu siapa Deon. Tapi tolong katakan padaku apa yang terjadi padanya. Dan, apa hubungannya dia dengan semua ini." Tanya Bella mengeraskan suaranya.
"Kamu tidak tahu hanya pura-pura tidak tahu." Felix memegang kedua lengan tangan Bella. Dia mencengkeramnya sangat erat. Dan, segera membawa Bella untuk menyingkir dari pintu masuk.
"Jangan banyak bicara lebih dulu. Ikut aku masuk dalam mobil." Kata Felix
Bella hanya diam, dia menatap kedua mata Felix. Entah kenapa kali ini dirinya percaya dengan apa yang di katakan Felix. Dari tatapan mata Felix. Dia tahu jika Felix tidak pernah berbohong padanya. Dia juga tidak pernah sama sekali tidak tuntas menyelesaikan semua kasusnya.
Felix memegang pergelangan tangan kanan Bella. Dia menarik Bella untuk segera masuk ke dalam mobilnya. Sementara Yuan dia hanya bisa diam. Tanpa sepatah kata sama sekali. Dia hanya mengikuti kemana Felix pergi. Apalagi dirinya tidak tahu apa yang Felix kerjakan. Dia hanya membantunya dari belakang.
Hampir lima belas menit perjalanan. Semuanya masih terdiam. Sementara Bella sudah menunggu Felix mengatakan semuanya padanya. Felix masih fokus mengemudi. Pandangan matanya lurus ke depan. Sementara Bella kelihatan wajah tampan Felix dari samping.
"Katakan semuanya." Ucap Bella. Dia mulai memecahkan keheningan di antara mereka. Mulai mengawali pembicaraan lebih dulu.
Felix melirik ke arah Bella sekilas. Lalu menghela napasnya pelan.
"Asal kamu tahu. Kekasih kamu itu beda dengan yang kamu kenal dulu. Dia bukan orang yang sembarangan. Sekarang statusnya sangat tinggi di sebuah organisasi. Asal kamu tahu juga. Jika dia pasti kenal dengan Mark. Dia adalah pembunuh tanpa menghilangkan jejak. Sementara Deon dia bertugas untuk menghilangkan jejak setiap pembunuhan yang dilakukan organisasi itu. Dia mengubah semua pembunuhan itu dianggap sebagai bunuh diri. Jadi tidak akan ada yang tahu jika orang tersebut dibunuh. "Dark, organisasi gelap yang terlibat dengan Deon. Dan, ini berhubungan dengan organisasi yang pernah aku temui kemarin." Jelas Felix.
Bella menautkan kedua alisnya. Dia memutar otaknya untuk berpikir sejenak. Dia ingat gimana Deon yang tiba-tiba datang dan pergi begitu saja. Bahkan dia tidak pernah cerita apa pekerjaannya. Dia juga tidak tahu tinggal dimana. Kemarin terakhir bermalam dengannya. Dia membawanya di sebuah hotel.
"Aku sekarang butuh bantuan kamu. Jika kamu mau membantuku. Tapi jika tidak, aku juga tidak akan memaksakan. Itu semua terserah kamu." Kata Felix.
"Minta bantuan apa?" Tanya Bella.
"Kamu punya nomornya, kan. Kamu hubungi dia. Ajak dia jalan. Aku akan memantau kalian dari jauh. Tenang saja, kamu akan akan. Lagian kamu juga bisa jaga diri sendiri." Kata Felix.
"Bentar! Bentar! Apa yang kalian katakan?" Yuan memotong pembicaraan mereka. Yuan menatap ke arah Felix dan Bella bergantian.
"Aku tidak paham dengan apa yang kamu katakan? Gimana bisa kamu tahu jika laki-laki yang bersama Bella ada hubungannya." Kata Yuan masih bingung. Dia menyipitkan kedua matanya. Otaknya benar-benar tidak bisa mengerti apa yang Felix katakan. Dia tidak tahu bagaimana dia bekerja sehingga dia bisa mendapatkan semua informasi semuanya.