Deg! Jantungnya bergemuruh. Tubuhnya membeku. Kedua matanya tidak beralih dari apa yang dia lihat saat ini. “Aishe …” Gumamnya pelan, kedua matanya sudah terbelalak melihatnya disana. Entah kenapa dadanya mulai terasa sesak saat ini. Ingin sekali dia menutup telinga ini, dan segera pergi dari ruangan ini. Namun kakinya tidak dapat dia gerakan. Enardo mengeraskan rahangnya. Dia memejamkan kuat kedua matanya. Dia bingung harus apa sekarang. Shallom yang muak melihat wanita yang dia tidak tahu siapa namanya itu. Dia berucap keras. “Sedang apa kau disana, dasar babu! Sssshhh … aahhh … aahhh … aahhh …” “Pergi!! Aaahhh … ssshhh … aahhh … aahhh …” Ketusnya sembari mendesah. Sebab pinggulnya terus bergoyang dan dia merundukkan tubuhnya meramp